(16) Lebih Panas

2K 209 1
                                    

"Hai babe."

(Name) mengetuk kaca dapur, membuat Osamu menoleh ke arahnya dan tersenyum.

"Kau datang?"

(Name) mengedarkan pandangannya, ternyata hanya ada Osamu di sini.

"Jiro-san ke mana?"

Osamu mengedarkan pandangannya, "Ke kamar mandi mungkin."

(Name) menghampiri Osamu, pria itu nampak terkejut ketika (Name) mengalungkan kedua tangannya.

"Kau masih saja di sini," ucap (Name) tersenyun kecil.

Perlahan (Name) mencium bibir Osamu. Pria itu terdiam. Tangannya masih terbungkus sarung plastik. Pria itu merendahkan tubuhnya, agar (Name) tidak kesusahan menggapainya. Osamu membiarkan (Name) menciumnya hingga puas.

Keduanya menutup mata, menikmati setiap decapan rindu mengalir ke tubuh mereka. Osamu melepas sarung tangannya dan memeluk pinggang (Name). Dengan gerakan cepat tubuh (Name) sudah diputar dan tersandar pada dinding.

Suhu dapur yang cukup sejuk berubah menjadi agak panas. Di sela ciuman mereka, (Name) tertawa kecil ketika merasakan Osamu yang menciumi area sekitar bibirnya.

Sepertinya Osamu juga sangat merindukannya.

Tiba-tiba perasaan mual itu kembali. (Name) langsung mendorong tubuh Osamu cepat dan menutup mulutnya. Dia memberi isyarat untuk menyudahinya dan langsung pergi ke kamar mandi.

Osamu yang kebingungan mengikuti istrinya ke kamar mandi. Pria itu dapat mendengar suara istrinya yang muntah-muntah. Di ketuknya pintu tersebut.

"Kau gak apa, babe?"

Tak lama (Name) membuka pintu dengan lipstik yang sudah hilang, menampakkan bibirnya yang pucat.

Jelas, Osamu terkejut.

"Kau sakit?" tanyanya sedikit panik.

(Name) menggeleng, "Aku gak sakit. Sepertinya aku harus segera makan, dari sore aku belum makan."

"Kau ini! Jangan pernah-"

"Jangan pernah telat makan," tutur (Name). Dia tahu apa yang akan dikatakan Osamu.

"I know, babe," lanjutnya.

"Masih mual?" tanya Osamu mengelus punggung (Name).

"Masih."

"Kubuatkan teh hangat ya."

(Name) mengangguk. Keduanya pun menuju meja makan yang ada di toko. Setelahnya (Name) langsung makan, bahkan dia menghabiskan tujuh onigiri dengan rasa yang berbeda-beda.

"Haaahhh, kenyang juga. Terima kasih atas makanannya," lenguhnya merasa puas dan kenyang.

"Udah gak mual?"

"Tentu saja enggak! Hahaha."

Osamu tersenyum lembut, "Baguslah."

(Name) terbelalak.

"Jangan tersenyum! Kau makin tampan! Aku habis makan, nanti gulaku makin tinggi," tukas (Name) menutup matanya dan memalingkan wajah.

Osamu malah makin tersenyum lebar.

"Oh tidak! Kau berusaha membunuhku ya?"

Osamu hanya terdiam ketika wanita itu sungguh bereaksi berlebihan. Maklum, habis makan.

"Karena kau sudah kenyang, saatnya bantu aku beres-beres toko," ujar Osamu berdiri.

"Hee? Aku baru selesai makan," keluhnya.

"Justru itu kau harus membakar kalori lagi."

"Jahat."

Osamu kembali berjalan pergi sembari tersenyum lebar.

***

See you next chapter!
#skrind 🦊

Become His Wife? | Miya Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang