(12) Ternyata Hanya ...

1.7K 205 0
                                    

"Udah pulang sana," ujar (Name) pada Osamu yang Rasanya enggan pulang.

Pria itu bersedekap menatap tajam ke arah (Name).

"Kau mengusirku?" sungutnya.

"Enggak. Hanya saja, mau sampai kapan kau di sini?" tanya (Name) membenarkan tas di pundaknya.

"Aku ingin lihat si Jiri itu."

"Kan sudah kubilang, dia paling datangnya telat. Pulang lah, kau kan harus ke toko."

"Hey! Kau benar-benar mengusirku ya? Kau gak suka kalau aku melihatnya?"

(Name) menatap Osamu yang sudah menatapnya dengan tatapan kesal. Dia tidak mau bertengkar di pagi hari ini hanya gara-gara masalah sepele.

"Bukan gitu," tutur (Name) pelan sembari mencubit pipi Osamu gemas.

Osamu malah mengalihkan pandangannya sehingga tangan (Name) terlepas.

"Gemas banget liat kau cemburu," tuturnya pelan.

"Apa!" sungut Osamu sedikit marah. Nampaknya pria itu tidak mendengar jelas perkataan (Name), pasti dia mengira (Name) sedang menyumpahinya.

"Wow, jangan marah. Aku hanya berkata, kau terlihat lucu," ujar (Name) memperlihatkan kedua telapak tangannya di depan dada.

Osamu nampak menahan napasnya lalu membuang muka. Dari kejauhan (Name) melihat seorang pria. (Name) menghela napasnya.

"Tuh, orang yang kau tunggu datang juga."

Mata Osamu langsung menatap pria yang berjalan ke arah mereka. Tak lama (Name) berdiri untuk menyapa guru lesnya itu.

"Ohayou, sensei," sapanya.

Osamu menoleh pada (Name), nampaknya pria itu cukup terkejut.

"Sensei?" gumamnya pelan.

(Name) Nampak berbincang dengan Jiri dengan ramah, Jiri pun tersenyum lebar.

Kenapa gurunya setampan ini sih, batin Osamu.

"Halo, Miya-san," sapa Jiri pada Osamu yang melamun.

"Halo, Jiri-san."

"Suamimu tampan juga ya," ucap Jiri pada (Name) sambil tersenyum.

Akhirnya Jiri pamit masuk duluan ke dalam gedung. (Name) membalikkan badannya menghadap Osamu yang masih melihat punggung Jiri.

"Udah kan?"

Osamu menatap (Name) dengan tatapan sedikit kesal.

"Kau diajar dengan pria setampan itu selama tiga bulan?"

"Enggak, dia hanya mengajar di beberapa kelas aja."

"Lalu kenapa kau memiliki nomor handphonenya?"

"Semua siswa juga punya nomor setiap gurunya."

Osamu diam, dia menatap (Name) sejenak.

"Sudah sana pulang," tukas (Name).

Osamu berdecak sebal.

"Awas aja kalau kau genit dengannya," ucap Osamu sedikit kesal.

Mungkin lebih terdengar seperti ancaman.

"Ya ampun kau ini gak akan!"

"Awas ya." Osamu menekankan lagi.

(Name) berdecak sebal. Tiba-tiba saja Osamu menarik tangannya. Dengan cepat pria itu mencium pipi kanan (Name). Sontak saja (Name) terkejut.

"Nanti aku jemput pulangnya," ucap Osamu.

Setelah mengucapkan itu, Osamu langsung pergi ke arah mobilnya dan melaju pergi.

"Dasar," tukas (Name) menyentuh pipinya dan tersenyum kecil.

Wanita itu langsung masuk ke dalam gedung.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Miya Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang