(15) Gara-gara Mint

1.7K 204 2
                                    

Entah mengapa aku melihat coklat mint dan daun mint rasanya mual. Kenapa pas banget kelas hari ini membuat kue rasa mint. Sepertinya aku harus menjauh sedikit.

"Kau kenapa?"

Hiwari bertanya ketika aku mundur selangkah.

"Ah gak apa. Hanya mual aja, bau mintnya menyengat sekali."

"Padahal enak lho baunya." Dia menghirup udara dalam-dalam.

Aku mengernyitkan dahi.

"Ih, gak enak tau." Lagi-lagi aku merasakan mual.

"Eh eh eh, ke kamar mandi dulu yuk," ujarnya panik ketika aku lagi-lagi menutup mulutku.

"Sensei, izin ke kamar mandi," ujar Hiwari meminta izin.

Alhasil kami berdua ke kamar mandi. Rasanya sangat mual, aku sudah berusaha mengeluarkannya, tapi tidak ada apa-apa yang keluar.

"Kau gak enak badan? Mukamu pucet tuh," ucapnya sembari mengurut tengkuk leherku.

Aku berkaca pada cermin kamar mandi. Bagaimana dia tahu aku pucat, padahal aku memakai liptint.

"Gak tau. Hari ini aku berangkat biasa aja."

"Kau sarapan apa? Mungkin kau kurang cocok dengan itu."

"Seperti biasa kok, aku gak makan aneh-aneh."

"Yaudah, istirahat dulu deh."

"Dari dulu memang agak kurang suka dengan bau mint yang menyengat," jelasku.

Dia mengangguk, "Tapi kau suka?"

"Gak begitu, paling hanya sedikit aja."

Lagi-lagi dia mengangguk.

"Makasih," ujarku ketika dia menyodorkan tisu.

***

Selama les tadi aku tidak membawa kue mint yang dibuat karena sudah tidak selera melihatnya, padahal kuenya terlihat enak. Aku menghela napas panjang. Ya ampun lagi-lagi aku harus melewati sore yang sibuk ini. Subway cukup penuh hari ini, padahal baru hari kamis, tapi sudah cukup padat.

Kulihat ada seorang pria yang mendekatiku dan berkata, "Bu, silakan duduk di kursi saya."

Hah? Memangnya aku sepucat itu sampai orang memberikanku duduk?

Ya tapi enak juga sih duduk di tengah padatnya penumpang. Jadi, harus kita manfaatkan kesempatan ini.

"A .. arigatou," ucapku.

Hari keberuntunganku, biasanya aku tidak dapat duduk kalau di jam sore seperti ini. Aku tersenyum pada pria itu.

***

Aku menghela napas panjang ketika sudah merebahkan diri di sofa ruang tamu. Enaknya rebahan setelah aktifitas yang cukup melelahkan hari ini. Nampaknya Osamu masih belum pulang, atau dia memutuskan untuk menutup tokonya lebih malam?

Kuharap dia tidak terlalu memaksakan diri hingga kelelahan. Apa aku ke toko aja ya? Mungkin sejam lagi, setidaknya aku harus merebahkan diri dan mandi dahulu. Ah iya, aku belum makan. Onigiri tuna mayo sepertinya enak.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Miya Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang