(14) Wagashi

1.5K 203 5
                                    

"Menyerah aja," ujar Osamu terduduk di kursi makan melihati (Name) yang masih saja berusaha agar masakannya berhasil.

"Jangan gitu ih!" ujarnya dengan nada bergetar.

(Name) sedang melakukan lesnya secara online. Mungkin lebih tepatnya ujian online membuat wagashi. Wagashi adalah makanan tradisional Jepang terbuat dari olahan kacang merah yang adonannya seperti mochi, memiliki rasa yang manis.

Osamu memantaunya sedari tadi. Namun nampaknya (Name) tidak bisa menyelesaikan bagian membentuk adonan dan menghiasnya.

Andai tidak ada kamera, pasti Osamu sudah membantunya. Dia tahu sedari tadi (Name) gugup dan hampir menangis.

"Payah belum selesai juga. Waktunya udah mau habis itu," ledek Osamu ketika melihat angka stopwatch yang tersisa satu menit lagi.

Tangan (Name) Nampak menghias secara asal, yang penting selesai. Dia sudah tidak peduli, kesabarannya sudah habis.

"Yang penting kelar deh ah," gumam (Name) dengan suara bergetar.

***

"Gimana hasilnya?" tanya Osamu yang padahal pria itu sudah tahu hasilnya.

(Name) cemberut terduduk di kursi makan dengan wagashi yang kurang berbentuk di hadapannya.

"Itu apa?"

(Name) langsung menatap Osamu sengit.

"Kan aku cuman nanya itu apa," tukasnya menahan tawa.

"Ketawa sana!" cerca (Name) yang sudah tidak mood diajak bercanda.

"Ini bentuk bunga?" tanya Osamu menunjuk wagashi berwarna biru.

Tak ada respon.

"Ini bentuk apa? Bokong?"

"Itu buah persik!" ketus (Name) cukup keras saking kesalnya.

"Benarkah? Terlihat seperti bokong sehabis dipukul, merah," ucap Osamu.

(Name) mengernyitkan dahinya, nampaknya dia sudah bersiap untuk memukul Osamu.

Sabar (Name) sabar, batinnya.

Ketika dia hendak mengambil piringnya, dengan cepat Osamu langsung mengambil dan mencicipi wagashi buatannya. Dikunyahnya hingga habis.

"Enak kok."

(Name) menatap Osamu cukup lama, mencari kesungguhan dari ucapannya. Osamu tersenyum.

"Beneran enak kok rasanya," ucapnya.

Setidaknya mood (Name) sedikit membaik setelah dipuji enak.

"Tapi tetap aja, bentuknya hmmm aneh," lanjut pria itu.

(Name) mendengus sebal dan langsung beranjak membersihkan dapur. Dengan mulut yang misuh-misuh, (Name) membereskan dapurnya.

"Menyebalkan," gerutunya.

Tiba-tiba saja Osamu menyodorkan wagashi ke mulutnya. Tatapan keduanya bertemu sejenak dan pria itu tersenyum kecil.

"Enak kok, babe. Aku gak bohong."

(Name) menepis tangan Osamu dari pipinya. Dibalas oleh Osamu dengan mencium bibir (Name).

"Hmm hmm." (Name) berontak.

Tak lama Osamu melepaskannya sambil tersenyum lebar.

"Enak kan," tuturnya.

(Name) hanya terdiam dengan wajah yang memerah.

***

See you next chapter!
#skrind🦊
Cr foto : rae zhang pinterest

Become His Wife? | Miya Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang