(18) Kenapa Nangis?

1.8K 192 11
                                    

Dokter pun sampai bingung menunggu reaksi keduanya. Kedua orang itu hanya diam sejak dua puluh detik yang lalu.

"Tuan Miya, Selamat ya," ujarnya lagi memberi selamat.

Akhirnya Osamu tersadar, "Terima kasih dokter. Tapi ini bukan mimpi kan?"

Dokter itu tersenyum ramah, "Tentu bukan, Tuan. Apa perlu saya cubit tangan anda?"

Osamu mengulurkan tangannya, "Tolong cubit, Dok."

Dokter Agamisu tertawa dan mencubit tangan Osamu hingga pria itu meringis. Nampaknya (Name) masih saja terdiam, bingung ingin bereaksi seperti apa. Tapi tiba-tiba saja air matanya jatuh.

"Kenapa nangis?" tanya Osamu dengan cepat menghapus air mata (Name).

Dokter Agamisu hanya tertawa melihat keduanya.

"Aku terharu. Masih aja nanya," tutur (Name) pelan menutupi matanya.

Osamu tertawa dan dikecupnya kening (Name). Dokter Agamisu pun meresepkan obat dan memberikan saran untuk kandungan (Name) yang ternyata sudah menginjak hampir empat bulan. Bodohnya dia tidak pernah tahu tanda-tanda kehamilan, hingga dia jatuh sakit karena terinfeksi bakteri. Untung masih tidak begitu parah dan tidak mempengaruhi kandungannya.

***

"Inget kata dokter, jangan makan sembarangan. Jangan terlalu capek, jangan lupa minum vitamin dan jangan lupa bahagia."

"Sebenarnya aku gak bahagia bersamamu," celetuk (Name) Nampak bercanda.

Osamu langsung mengatupkan mulutnya, bisa-bisanya dia bercanda di kondisinya yang lagi sakit.

"Serius nih."

"Aku mah bahagianya sama Atsumu."

"Cewek aneh. Jelas-jelas warasan aku daripada dia."

"Dia lebih hot."

Osamu berdecak kesal.

"Diam."

"Oke, babe."

Osamu menatap (Name), kalau (Name) sudah bisa menjawab perkataannya bahkan sampai membuatnya kesal, berarti tandanya dia akan cepat sembuh. Semoga.

"Besok aku berangkat ke toko ya. Kau bisa kan sendiri?"

"Enggak, panggilin Atsumu aja ke sini."

"Kau ini!"

"Kok marah? Lagian kan Atsumu juga ada latihan. Sensi amat deh."

"Ya gimana gak sensi!" kesalnya.

"Udah ah, aku mau istirahat. Jangan ganggu."

Osamu menatap (Name) yang menarik selimut sembari menghela napas panjang.

"Yaudah."

Osamu mengelus kepala (Name) namun juga bermaksud mengacak-acak rambutnya dan langsung berjalan santai keluar kamar menghiraukan ocehan (Name).

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Miya Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang