Mendadak Ekskul

129 20 21
                                    

Terkadang siap atau tidaknya seseorang untuk mengerjakan suatu hal tidak tergantung pada mudah atau tidaknya pekerjaan yang akan ia kerjakan saja. Jangan lupa kalau beberapa sifat; gengsi, malas, ragu, pesimis, belum lenyap dari permukaan bumi. Jika salah satu dari empat sifat tersebut sudah menyelinap ke dalam diri seseorang maka bisa jadi semudah apapun pekerjaan yang seharusnya ia lakoni -entah karena kewajiban, orang lain meminta tolong agar ia mengerjakan itu, atau bahkan orang lain menantangnya untuk mengerjakan itu- ia jadi enggan mengerjakannya.

Leonel adalah orang yang bisa diandalkan untuk hal-hal yang sifatnya mendesak. Ia pernah menjadi montir dadakan di jalan depan kampusnya saat ban sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan cukup tinggi meletus secara tiba-tiba. Kejadian itu terjadi jam satu dini hari. Saat itu Leonel yang seharusnya duduk bersama lima temannya di pos untuk menjaga tenda-tenda para pandu -kampusnya sedang menyelenggarakan persami untuk SLTA se-kota- berjalan ke luar kampus untuk mencari makan. Saat hendak menyeberang jalan dari sisi kanannya sebuah mobil melaju cukup kencang, maka ia mengurungkan niatnya sampai mobil itu lewat di depannya. Belum sempat lewat di depannya ban mobil itu terlebih dahulu meletus, jarak mobil dengannya sekitar empat meter. Leonel segera berlari demi memastikan manusia atau mungkin beberapa manusia yang ada di dalam mobil itu baik-baik saja. Singkat cerita tidak ada yang terluka dan Leonel berhasil mengganti ban mobil tersebut tanpa bantuan yang berarti dari manusia-manusia yang mengendarai mobil itu -mereka hendak menuju ke acara musik yang diselenggarakan di kota tetangga.

Selain itu ia juga pernah menjadi MC on the spot di acara kampusnya, menjadi juru masak on the spot untuk puluhan anak panti asuhan yang ia kunjungi bersama temannya pada jam makan siang karena Bu panti keluar untuk suatu urusan, sampai dengan menggendong Leona yang tidak bisa berjalan lantaran terpeleset di anak tangga terakhir lantai tiga rumah sepupu mereka dari tempat kejadian perkara sampai mobil mereka yang berada di garasi. Semua itu terjadi dalam kurun waktu satu catur wulan terakhir, cukup untuk mengiyakan bahwa Leonel bisa diandalkan untuk hal-hal yang sifatnya mendesak.

Tentang serba-serbi mendadak Leonel. Bagian pertama, perempuan ini pernah mendengar cerita ini dari teman kampusnya. Saat itu teman kampus perempuan ini sedang berada di Kota Malang, menonton konser Tulus. Di tengah konser, jeda antara lagu pertama ke kedua Tulus bercerita kalau tadi subuh timnya mengalami nasib Malang. Ban-nya meletus di Surabaya. Tulus yang sudah sampai di Malang lebih dahulu mendapat ceritanya dari salah satu anggota tim yang langsung menghubunginya saat kejadian.Orang itu juga bercerita bahwa seorang mahasiswa membantunya. Tulus hanya bisa meminta tim mewakili dirinya untuk berterima kasih, lalu memintanya memberi sebuah kartu id khusus yang di kemudian hari bisa digunakan untuk menonton konser nya, masa gunanya hanya satu kali. Tulus juga melanjutkan kalau remaja yang membantu timnya sempat meminta foto bersama karena ia mengaku bahwa adik perempuannya mengidolakan Tulus. Setelah bercerita Tulus meminta agar foto timnya dan remaja yang menolong itu dipampang sebentar di layar. Foto Leonel. Teman perempuan ini pun segera mengambil foto Leonel yang ada di layar, dan mengirim pada perempuan ini disertai keterangan singkat.

Bagian kedua, tentang Leonel yang jadi MC dadakan di acara kampus. Tentu perempuan ini tahu kisah yang satu ini, karena MC yang asli adalah perempuan ini sendiri. Kalau sempat ku ceritakan kronologi nya.

Sisanya adalah kisah baru bagi perempuan ini.

Lalu bagaimana dengan hal-hal yang sifatnya tidak harus sekarang menurut sudut pandang Leonel? Leonel adalah orang yang kelewat santai dalam hal-hal tersebut, orang lebih suka menyebutnya pemalas. Ia suka menunda pekerjaan yang menurutnya tidak harus sekarang, mudah, atau menurutnya tidak harus ia yang mengerjakan. Contohnya adalah membenahi atap rumah. Ia tidak punya fobia terhadap ketinggian, juga tidak punya trauma terhadap hujan lebat, tapi ia merasa tidak harus ia yang naik ke atap rumah untuk membenahinya jika adik perempuannya yang ahli memanjat dan juga tidak punya trauma terhadap hujan ada di rumah.

(Bukan Berarti) Ia Takluk Oleh HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang