Chapter 3

1.9K 173 5
                                    

" Dark Blossom "

Sasori termenung melihat sakura terpental dan berlumur darah, kaki nya melangkah mundur dengan nafas memburu dan tubuh yang bergetar hebat dengan segera ia berlari pergi. Ino yang melihat berteriak, " SASORI ! KETSUMEDOYAROU !" dengan segera ino dan hinata berlari ke tempat sakura sudah tidak sadarkan diri. Tangan ino dan hinata sudah bergetar hebat, " i-ino...ino chan hubungi ambulans dan orang tua sakura chan" ucap hinata yang sudah menangis dengan keras. Gadis hyuga itu memangku kepala sakura tidak peduli baju nya terkena banyak darah, ino dengan panik berusaha bersikap tenang agar segera mendapat bantuan. Tak lama pertahan ino runtuh dan menangis hebat sambil memeluk sakura " saku... hoy jidatt bangun ku mohon... SAKURA BANGUNN" ino menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah sakura, hati nya terasa remuk.

" ino chan... sakura masih bernafas... SAKURA MASIH BERNAFAS" hinata merasa sedikit lega setelah memeriksa denyut nadi sakura. Tak lama setelah itu ambulans pun datang dan membawa sakura beserta ino dan hinata.

Sakura di bawah ke rumah sakit terdekat dengan kampus yang masih mempunyai Konoha University yaitu Konoha Hospital. Dengan sigap para petugas kedokteran membawa sakura ke UGD, dokter yang menangani sakura bernama Tsunade Senju salah satu dokter terkenal yang memang lulusan dari KU.

" cepat dia harus segera di tangani " ucap nya tegas kepada asisten nya bernama Shizune.

" baik, mohon kalian di ruang tunggu"

Ino dan hinata mengangguk mereka berdua duduk termenung menunggu penanganan sakura, kedua nya saling menggenggam dan menangis.

"ino... hinata" suara ibu sakura seakan membuat hinata dan ino tersengat listrik, dengan cepat mereka memeluk ibu sakura yang sudah seperti ibu nya sendiri.

" bibi mebuki... " kedua nya menangis di pelukan ibu sakura, sebenar nya mebuki sangat ingin menangis tetapi ia adalah orang tua yang harus tegar di hadapan kedua sahabat anak nya ini. Ayah sakura berusaha tetap tenang bagaimana pun cara nya, ia hanya terduduk dan berdoa sebanyak mungkin. Rasanya dunia ayah dan ibu sakura akan hancur jika sesuatu yang buruk terjadi kepada putri cantik kesayangan nya.

Tak lama naruto dan sai datang karena panik dengan keadaan sakura dan juga kekasih mereka juga, hinata langsung tak sadarkan diri saat naruto tiba ia sudah banyak menangis sampai lupa tidak makan apapun sejak tadi. Sai juga menemani ino dan membawa nya ke kantin rumah sakit untuk makan sedikit, setidak nya ia tidak mau membuat ino jadi ikut sakit dan lemah. Bagi naruto dan sai, sakura juga sahabat nya.

Dua jam lama nya operasi berlangsung, akhir nya sang dokter tsunade keluar dari ruang operasi. Semua yang menunggu sakura langsung berdiri khawatir, " keluaraga haruno sakura?" yang ada di ruangan itu mengangguk bersamaan. Tsunade membuka masker medis yang ia kenakan, " begini untung nya haruno sakura tidak kehabisan banyak darah, untuk luka kaki nya agak terkilir dan beberapa jahitan di kepala. Namun karena benturan di kepala yang cukup keras mengenai saraf penglihatan nya jadi kemungkinan nona haruno akan kehilangan penglihatan nya. Baik saya rasa penjelasan saya sudah jelas , saya permisi. Untuk rawat inap nona haruno sakura akan di urus oleh shizune"

Kepergian tsunade meninggalkan kesunyian yang mendalam, ino sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi dan langsung memeluk sang kekasih sai dengan erat. Mebuki menangis dengan keras meruntuhkan tameng nya, sang suami kizashi hanya bisa mengehela nafas dan menangis dalam diam memeluk istri tercinta nya. Naruto yang mendapat kabar itu membuat hinata histeris di kamar yang sedang ia tempati setelah pingsan tadi.

Sudah tiga minggu lama nya sakura belum siuman sama sekali, rambut panjang indah nya terpaksa di potong pendek di karenakan gumpalan darah yang membuat rambut nya mengering bersama darah. Ino dan hinata selalu menjenguk sakura setiap mereka pulang kelas, mengajak gadis pink itu berbicara dan bercanda meskipun sakura tidak merespon. Menggantikan bunga dan air di vas setiap tiga hari sekali. Gadis yamanka itu memandangi wajah pucat sakura yang tertidur lelap dengan alat bantu nafas yang terpasang di hidun nya, hati ino seakan tersayat dan menangis kembali. Hinata menghampiri ino dan mengusap punggung gadis itu, ia juga menangis dalam diam. Ayah dan ibu sakura juga selalu menjenguk sakura namun tidak setiap hari karena mereka harus tetap profesional mengurus pesanan bunga, maka dari itu sakura di titipkan oleh ino dan hinata.

I Love My Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang