Chapter 5

1.9K 193 2
                                    

" New season will come "

Malam hari tiba sakura baru menyelesaikan beberapa rangkaian kecil tepat pukul tujuh malam, terdengar suara pintu toko terbuka. " sumimasen , toko sudah tutup sejak jam lima tadi "

"hoy jidat kau sendiri di toko?" suara itu , ah ino sakura pikir seorang pelanggan diri nya sudah gugup setengah mati jika itu orang lain.

"sakura chan kau tidak apa sendirian?" hinata terdengar sangat khawatir, sakura tersenyum dan menganggukan kepala, " daijoubu daijoubu " senyum terukir di bibir manis sakura.

Akhir nya ino dan hinata berbincang-bincang sambil menikmati yakitori yang di belikan oleh ini, sekalian ino memberi tahukan kedua sahabat nya bahwa sai tadi baru saja melamar nya dan mereka berencana menikah tahun depan di bulan april sakura dan hinata tidak bisa membendung kebahagiaan mereka hingga berteriak histeris saat ino memberi tahu. " aku berharap naruto akan segera melamar mu juga hinata chan" andai sakura melihat wajah sahabat nya itu sudah memerah semu. Hati sakura sangat berbunga-bunga mendengar kedua sahabat nya hidup baik dan bahagia, kehadiran mereka berdua sekarang sudah sangat cukup untuk sakura bertahan di dunia ini. Sakura merasakan kedua sahabat nya memeluk diri nya dari samping, gadis haruno itu tertawa pelan.

"hey tenang saja , aku benar-benar bahagia untuk kalian dan aku juga akan menjalani hidup ku dengan baik. Aku yakin entah besok atau beberapa tahun kemudian aku akan bertemu seseorang yang dapat menerima diri ku"

Ino menepuk pelan kepala sakura , " diamlah jidat aku tidak mau make up bagus ku luntur sekarang" ucapan ino membuat hinata dan sakura tertawa.

"ano sakura chan aku rasa malam ini aku tidak bisa menginap, orang tua naruto ingin mengajak ku makan malam bersama setelah ini bahkan mereka mengajak ku menginap. Harus kah aku batalkan untuk menemani mu?"

" kami sama , jangan kau batalkan aku tidak apa-apa sungguh jangan biarkan aku menghalangi kegiatan mu hina chan"

"maafkan aku sakura chan" hinata memeluk sakura gemas, " aku rasa aku juga tidak bisa dosen resek kakashi sensei membuat ku mengerjakan jurnal penelitian " gerutu ino, sakura tertawa pelan dan menganggukan kepala.

"tidak apa-apa ino pig , santai saja aku benar-benar tidak apa. Mungkin ya sedikit pertolongan antar aku ke atas "

Ino dan hinata tertawa dan membantu sakura setelah nya untuk mandi dan berganti baju, mengantarkan sakura ke kamar atas bagian toko nya hingga menemani sakura hingga tertidur sebentar. Kedua nya pun pulang dan memastikan toko bunga sahabat nya itu sudah terkunci. Setelah sakura merasakan kedua sahabat nya sudah pergi dan sunyi, ia tidak bisa menahan kedua air mata nya dan menangis malam itu. Sejujur nya sakura sangat takut di tinggalkan mereka berdua, mendengar kabar baik mereka sakura ingin berusaha bahwa ia juga bisa sendiri bahagia dengan diri nya atau entah siapa pun belahan jiwa nya nanti.

Pagi telah tiba udara dingin membuat sakura sedikit meringkukan tubuh nya di atas kasur yang hangat dengan balutan selimut ini, ia membuka kedua mata nya dan mengerjap pelan. Dengan meraba kasur nya sakura berhasil bangun, ia meraih tongkat nya dan menuntuk jalan ke arah nakas untuk minum karena tenggorokan nya terasa tercekik. Helaan nafas perlahan keluar setelah ia meneguk segelas air, tongkat nya menuntun kembali ke kamar mandi untuk bersih-bersih dengan menggunakan insting nya. Jujur sakura benar-benar belum terbiasa dengan ini semua meskipun sudah lama tidak melihat, setelah semua di lakukan ia berusaha memoleskan sedikit bedak dan perona bibir sedikit. Entah bagaimana kelihatan nya, dengan perlahan sakura berusaha turun tangga dengan tangan yang bergetar.

" semangat sakura... " gumam nya pelan setelah menepakan kaki di lantai bawah. Ia meraba sarung tangan yang berada di meja dan menuntun kembali diri nya sendiri ke gudang bunga untuk mengambil beberapa agar ia bisa lanjut merangkai kembali. Setelah mengambil beberapa bunga ia kembali perlahan ke meja tempat merangkai, sakura mendudukan diri nya dan mempersiapkan beberapa alat untuk merangkai. Ia menghela nafas karena lelah meraba berbagai benda untuk di gunakan, sampai akhir ya selesai semua persiapan.

I Love My Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang