Chapter 2

2.3K 191 1
                                    

" Caught Up "

Sekarang sakura berada di toko bunga kedua orang tua nya, tangan lentik nya terampil menata bunga-bunga yang memang di dekorasi untuk sebuah hadiah. Pesanan toko bunga ayah dan ibu nya selalu penuh, jadi sebagai anak yang berbakti sakura hanya bisa membantu kecil-kecilan pesanan yang di percayakan ibu nya kepada diri nya. Tetapi kali ini pikiran nya tidak duduk di tempat, kepala nya penuh dengan kecurigaan kepada sasori. Ia merasa sasori berselingkuh dari nya tetapi di sisi lain ia merasa buruk berpikir seperti itu, ia pun melepas gunting khusus yang sedang ia gunakan untuk membuang duri bunga mawar. Kedua siku nya menumpu di meja dan menenenggelamkan kepala nya di kedua lengan nya. Tangan nya mencengkram surai pink nya, helaan nafas kasar keluar dari mulut nya. Ia mengambil gitar yang tak jauh dari jangkauan nya dan memetik asal agar pikiran nya terdikstraksi.

" sakura sayang, ayo makan dulu" teriak ibu tercinta nya dari atas toko, sakura meletakan gitar nya dan segera memenuhi panggilan sang ibu. Ia hanya makan seada nya karena tidak ada keinginan untuk menelan makanan sedikit pun karena pikiran nya hanya tertuju pada sasori.

Setelah makan usai sakura kembali ke rumah nya bersama sang ibu dan ayah, sekedar informasi rumah dan toko bunga mereka berbeda namun tidak jauh juga dari kediaman haruno. Sesampai nya di rumah sakura enggan berbicara kepada ibu dan ayah nya jadi ia memutuskan naik ke atas dan bermalas-malasan di kamar nuanasa pink dan putih nya. Mencoret-coret kertas dengan beberapa bait kata dan asal-asalan memutuskan kunci untuk nada kata tersebut.

" sakura chan ! ada hinata dan ino , kaa-san biarkan mereka ke kamar mu ya" suara teriakan ibu sakura terdengar sampai atas, sakura sedikit kaget dan membereskan kertas-kertas yang berserakan sebelum pintu kamar nya terbuka.

" kau kenapa sakura chan? Kenapa tidak membalas pesan aku dan ino chan?" ujar hinata dengan nada khawatir nya sambil mendudukan diri nya di pinggiran kasur sakura.

" kalian mengirim pesan? Ya ampun maaf, aku seharian membantu pesanan bunga kaa-san dan too-san"

" kalau seperti itu nggak papa, aku pikir kau di bawa lari orochimaru sensei sebagai eksperimen lab gila nya" celetuk ino yang mengundang gelak tawa hinata dan sakura.

"bakayaro ino"

Ino mendudukan diri nya di sofa kamar sakura, mata nya menangkap banyak tissu di tempat sampah sakura. Ia menghela nafas pelan dan berpura-pura bodoh saja untuk tidak tahu bahwa sakura menangisi sasori sialan itu.

"uhm...ano- sakura chan ino chan aku berencana memberi tahu kalian ide untuk tinggal bersama apa kalian mau?"

Ino dan sakura mengeluarkan suara antusias, " tentu saja mau!" seru kedua nya. Hinata tersenyum malu, " baiklah kalau begitu, bagaimana kalau di kamar sakura ini?"

"aku rasa tidak akan muat" ujar sakura sedih.

"bagaimana kalau kita menyewa rumah dekat-dekat kampus sampai kita selesai kuliah nanti kita bicarakan lagi untuk apa, kebetulan paman ku mempunyai real estate di sana"

Sakura hanya tersenyum senang mendengar perkataan teman nya yang memang tajir melintir, hinata mengangguk semangat. " baiklah kalau begitu, besok kita belanja untuk peralatan rumah nya. Aku tidak memaksa kalian untuk terus di rumah itu, jika kalian sedang ingin pulang tidak apa" jelas hinata sambil menyiapkan note untuk membahas apa saja yang akan di beli.

" ino...hinata, terimakasih sudah mau bersahabat dengan ku" ucap sakura lembut. Hinata yang memang berhati lembut langsung menitihkan air mata dan memeluk sakura, ino yang memang mempunyai gengsi besar hanya menggerutu tidak jelas, " ya bersyukurlah gadis cantik seperti ku adalah sahabat mu" celetuk ino yang mencairkan suasana. Sepanjang malam itu pun mereka bersenda gurau, sakura bahkan melupakan apa yang membuat nya jengkel seharian kemarin.

I Love My Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang