•KESAL•

438 27 8
                                    

30 menit sebelum bel istirahat berakhir

Kesemua vampir girl dan boys, kecuali Halilintar dan Taufan, sedang berkumpul di kantin sekolah. Tidak hanya mereka, ada satu pemuda yang nampak asing untuk vampir boys, tengah duduk diantara Blaze dan Thorn.

Fang dan kedua saudaranya memandang penuh arti kepada pemuda yang sedang menggombali gadis berkucir dua itu. Sesekali juga pemuda itu menggombali gadis dengan kucir ikal di sampingnya. Dua pemuda di antaranya sudah mengeluarkan hawa tidak enak. Fang menyadarinya, namun ia hanya diam tak berniat ikut campur. Ia sedikit bersyukur, karena gadis yang sedang ia perhatian tidak ikut digoda dan justru sibuk berkutik dengan ponsel miliknya.

"Gem, lagi lihat apa sih? Dari tadi gue perhatiin lu senyum-senyum sendiri. Stress lu ya?"

Fang akhirnya menegur gadis di depannya, karena sejak tadi ia perhatikan gadis itu sesekali tersenyum-senyum sendiri dengan ponsel dipegangannya. Perlu diketahui, ia lebih tertarik memperhatikan gadis di depannya daripada ketiga makhluk tadi.

Gadis yang dimaksud meliriknya sinis. "Dih, apaan sih lu. Mau tau aja. Kepo!"

"Gue tanya baik-baik, kok lo jawabnya sewot gitu?" kata Fang tak terima.

"Baik dari hongkong! Tadi lu ngatain gue stress, itu yang lu bilang baik?" ketusnya.

"Yaelah, gue kan cuma bercanda. Gitu aja baperan!"

"Gapapa baperan, artinya gue masih punya perasaan. Gak kayak lu, sukanya nyakitin hati cewek!" jawab Gempa tak mau kalah.

"Padahal gue cuma kasih joke sedikit, biar obrolan kita gak terlalu serius," gumam Fang yang masih dapat didengar gadis itu.

Gempa membalasnya ketus. "Siapa suruh bercanda disaat gue lagi serius," berhenti sejenak, lantas lanjut berbicara. "Udah tau joke lo itu garing masih aja usaha."

"Apa salahnya usaha dulu? Siapa tau joke gue receh," tersenyum bangga, sembari menaik-turunkan alisnya.

"Tapi nyatanya?"

"Iya deh iya! Gue ngalah, candaan gue tadi garing, segaring keripik tempe Bu Lilik!" ujar Fang sembari memakan keripik tempe pesanannya tadi.

"Apa ini bisa dibilang, usaha mengkhianati hasil? Bagaikan lu belajar buat ulangan, tapi apa yang lu pelajari gak masuk ke soal ulangan?" tanyanya.

Fang mengendikan bahu. "Entah, mungkin."

Dua kata itu menjadi akhir topik. Mereka berdua kembali dalam kesibukan masing-masing. Fang yang sibuk menghabiskan makanannya, walau tidak dapat merasakan rasa enak makanan tersebut. Sedangkan, Gempa yang sibuk dengan ponselnya, meski sepanjang obrolan gadis itu tidak melepas atensinya dari layar ponsel.
.

.

.
Beralih ke tiga makhluk yang sedari tadi asik sendiri. Salah satu di antaranya nampak kesal, dikarenakan sedari tadi terus dijahili oleh dua makhluk berbeda gender itu.

"Lan, lihat tu mukanya Thorn! Merah merona gitu. Hahaha.."

Gadis kucir ikal tertawa mengejek saat melihat pipi gadis yang ia jahili itu bersemu merah. Pemuda yang menjadi biang keroknya ikut terkekeh menang, kalimat gombalannya berhasil menggoda gadis berwajah polos itu.

Berbeda dengan pemuda dan gadis yang sedang tertawa, gadis dengan name tag Thorn justru sudah bersungut-sungut, sebal karena sedari tadi terus digoda sampai ia sendiri merasa muak.

"Lo berdua berhenti godain gue! Apalagi lo, Lan! Gombalan lo udah kayak buaya darat pada umumnya. Muak gue!" sungut Thorn.

Bukannya kesal karena dikatai buaya darat, pemuda itu justru tertawa mendengar celetukan Thorn. "Yaelah, Thorn! Gue kan emang kayak gini. Lu kayak baru kenal gue aja!" ujar Dilan, pemuda itu terkekeh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VAMPIR BUCIN {BBB} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang