-Tentang hubungan kita-
[JANGAN LUPA VOTE, JANGAN JADI SIDERS, OKEII?]
Dimana ada Fiona pasti ada Arsen. Papa Fiona menitipkan Fiona kepada Arsen agar selalu mengawasi putri nya itu ketika di sekolah, hal itu berawal dari masuk SMP dan berlanjut ke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡SELAMAT MEMBACA♡
"Fio!" Fiona menoleh mendengar suara yang memanggil namanya
Gavin--berjalan cepat mendekati Fiona dengan tangan menenteng jaket yang biasa dia pakai.
"Kenapa?" Tanya Fiona bingung
Gavin tersenyum, "lo pulang bareng gue"
"Ar--"
"Arsen nganter Amanda, dia bilang lo pulang bareng gue aja"
Fiona termenung mendengar ucapan Gavin. Gavin yang melihat itu menatap bingung Fiona, Gavin mengangkat tangan nya di depan wajah Fiona.
"Hey...Fio? Lo kenapa?"
Fiona mengerjap pelan, "eh maaf, hm..gue pulang sama Ael aja"
"Ael? Udah pulang, itu" Kata Gavin sambil menunjuk motor Rafael yang baru keluar gerbang
"Ih! Kok ninggalin sih?" Fiona mengerucutkan bibir nya kesal dan menghentakkan kaki dua kali
Gavin memakai jaket nya kemudian menarik tangan Fiona menuju parkiran. "Ga ada penolakkan, pulang sama gue"
Saat ini pikiran Fiona hanya ada Arsen-Arsen-Arsen dan Arsen hanya cowo itu. Bagaimana dia tega meninggalkan Fiona? Dan ga ngabarin sama sekali? Fiona tidak habis pikir, apa benar orang yang jatuh cinta akan melupakan segala nya? Hanya fokus dengan cinta nya saja?. Fiona sudah pernah jatuh cinta, tapi tidak sampai sebegitunya.
Fiona berpikir apa yang ada pada diri Amanda dan tidak ada pada dirinya? Apa Fiona harus menjadi Amanda? Apa Fiona harus merubah gaya bicara nya? Apa Fiona harus mengubah kebiasaan nya? Sungguh Fiona iri dengan Amanda, dia baru saja memasuki kehidupan Arsen tetapi bisa menjadi satu-satu nya di hati Arsen. Sedangkan Fiona? Hanya sahabat.
Kadang ada sebuah pertanyaan yang sering memasuki pikiran Fiona.
"Apa Arsen ga pernah ngerasain sesuatu yang berbeda saat di deket gue?"
♡
"Turun"
Fiona tersadar dari lamunan nya, dia memandangi sekeliling, ini bukan rumahnya. Ini rumah Gavin, kenapa Gavin membawa nya kesini?. Fiona tidak menyadari apapun karena dari tadi dia hanya melamun.
"Kenapa kesini?" Tanya Fiona pelan
Gavin melepas helm nya, "tadi kan gue udah bilang kalau mama mau ketemu sama lo? Ga denger?"
Fiona meringis, "maaf Gavin, ga denger tadi"
Gavin hanya menganggukan kepala pelan, dia mengerti karena suara di jalan tadi sangat berisik.
"Ayo masuk, mama udah nunggu" Ajak Gavin
Fiona merogoh saku seragam nya untuk mengambil hp, "gue telpon mama du--"