PART 20 - BOHONG

216 12 10
                                    

Maap kalau cerita rada aneh, ga nyambung, alur kelilit-lilit, otak lagi nge blank gara-gara sekolah off, tugas mulai numpuk, pelajaran makin susah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap kalau cerita rada aneh, ga nyambung, alur kelilit-lilit, otak lagi nge blank gara-gara sekolah off, tugas mulai numpuk, pelajaran makin susah

Ngetik ini asal spontan apa yang lewat di otak aja

Oh iya, beberapa part lagi cerita ini selesai...

Dan...selamat menikmati cerita ini hahahaha

♡SELAMAT MEMBACA♡

Suara isakan memasuki pendengaran Rafael ketika dia melewati kamar Fiona. Tangan Rafael mengepal, dia sudah muak dengan hal ini. Rafael pun langsung membuka pintu kamar Fiona yang kebetulan tidak di kunci, saat memasuki kamar itu hanya ada sedikit cahaya dari ventilasi kamar Fiona dan Rafael melihat kakak nya itu menangis dengan wajah di telungkupkan di atas bantal dan bahu Fiona yang bergetar.

Rafael langsung menghampiri Fiona dan menarik tangan Fiona kasar hingga Fiona yang sedang berbaring langsung duduk di atas tempat tidur. Rafael menatap wajah Fiona yang sudah sangat pucat dan mata yang sudah memerah. Fiona meringis pelan saat bahu nya di cengkram kuat oleh Rafael, Fiona juga menunduk tidak ingin bertatapan langsung dengan adik nya itu.

"Angkat wajah kakak!" Sentak Rafael

Fiona terkejut tetapi dia masih menundukkan kepala nya. Perlahan cengkraman bahu Fiona terlepas dan terdengar helaan nafas Rafael.

Rafael kembali menatap Fiona kemudian memegang kedua tangan Fiona dan mengelus nya lembut.

"Kakak?" Panggil nya

Fiona mengangkat kepala pelan, "i-iya?"

"Kakak denger Ael baik-baik", Fiona mengangguk pelan mendengarnya

"Ini sudah 1 bulan, kakak selalu begini sejak hari itu, ini bukan kakak, mana kak Fiona nya Ael? Mana kak Fiona yang selalu senyum? Mana kak Fiona yang selalu bahagia? Kemana diri kakak yang itu? Hm?"

Fiona terdiam.

"Kakak pikir cuma kakak yang sedih? Asal kakak tau mama dan papa lebih sedih lagi ngeliat kakak yang begini, Ael juga, kami sedih ngeliat kakak yang berubah hanya karena bang Arsen, banyak cowo di luar sana yang lebih baik dari bang Arsen, contohnya kak Juna? Waktu itu dia nembak kakak kan? Cinta kak Juna tulus, dia cowo baik, di--"

"Kakak gak cinta sama Juna, kakak cuma cinta Arsen, cuma Arsen" Lirih Fiona pelan

"Oke, maafin Ael kalau salah bicara, setidaknya itu sebagai perumpamaan, kalau banyak cowo yang lebih baik dan cocok untuk kakak, apa yang mau kakak harapkan dari bang Arsen sekarang? Liat hubungan dia dengan si Amanda itu semakin hari semakin baik aja? Iya kan? Kakak tau kan?"

Fiona meremas jari Rafael tidak sanggup menjawab pertanyaan itu.

"Move on kak! Move on! Hanya masalah percintaan hidup kakak gak akan berhenti! Mimpi kakak belum kakak capai! Katanya kakak mau jadi dokter kan? Raih cita-cita kakak! Lupain bang Arsen! Fokus belajar!"

YOU AND ME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang