-Tentang hubungan kita-
[JANGAN LUPA VOTE, JANGAN JADI SIDERS, OKEII?]
Dimana ada Fiona pasti ada Arsen. Papa Fiona menitipkan Fiona kepada Arsen agar selalu mengawasi putri nya itu ketika di sekolah, hal itu berawal dari masuk SMP dan berlanjut ke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menuju END...
♡SELAMAT MEMBACA♡
"GUE SUKA SAMA LO AR! GUE CINTA SAMA LO!"
Teriakan itu memenuhi semua indra pendengaran semua orang yang ada disana. Langkah Arsen berhenti tepat di ujung koridor. Jantung Arsen berhenti seketika, hidup nya seperti berhenti sejenak.
Fiona berdiri, semua orang menatap nya tidak percaya. Fiona mengutarakan perasaan nya? Wow.
Fiona menghapus air mata nya dan berjalan pelan mendekati Arsen dan Amanda. Mulut nya tidak berhenti berbicara ketika berjalan.
"Amanda ngehina gue, dia ngatain gue jual diri! Dia yang mulai duluan! Dia juga ga suka gue deket temen-temen lo Ar! Terserah lo mau percaya atau engga, tetapi ini fakta sebenarnya Ar, fakta yang ga akan lo denger dari mulut Amanda, fakta yang akan lo abaikan"
Fiona berdiri tepat di belakang Arsen, Fiona menghapus air mata nya yang terus keluar.
"Gue cinta sama lo, gue sayang sama lo, perasaan ini gue pendam selama ini, pikir lo itu mudah Ar? Sejak lo jadian sama Amanda, gue nangis tiap hari! Gue ngerasa hidup gue ga ada arti nya lagi Ar! Karena apa? Karena gue udah bener-bener cinta sama lo! Hati ini ga bisa membuka untuk orang lain Ar! Ga bisa! Walaupun gue mencoba, hati ini susah nerima orang lain! Hati ini hanya untuk lo! Cuma lo!"
Hening...
"Tapi, setelah ngeliat apa yang lo lakuin ke gue tadi, gue ngerasa gue udah salah mencintai seseorang, gue mencintai orang yang salah, orang itu sama sekali ga pernah mengerti diri gue walaupun udah kenal bertahun-tahun, orang itu lebih memilih pacar yang baru dia kenal beberapa bulan sedangkan? Ngehina sahabat nya yang udah kenal bertahun-tahun?" Fiona tertawa miris
"Biarin orang-orang ngatain gue ga punya malu karena ngungkapin perasaan disini, gue juga ga peduli kalau kalian semua yang ada disini lebih percaya Amanda, ga masalah, karena gue butuh orang yang bener-bener percaya sama gue di sekeliling gue, bukan orang yang hanya menerka-nerka tanpa mencari tau kebenaran"
Hening...
Rafael yang dari tadi diam langsung menghampirir Fiona, dia tidak sanggup melihat kakak nya dalam kondisi begini.
"Ayo kak" Ajak Rafael
Fiona menghempaskan tangan Rafael kasar, "diem, kakak belum selesai bicara" Rafael memutuskan berdiri di samping kakak nya itu
"Oh iya, gue denger tadi lo muak liat gue ya Ar? Muak gimana? Mau muntah gitu? Gue baru tau kalau muka gue bisa bikin orang muntah, hahaha" Suara Fiona sangat bergetar ketika mengatakan ini
"Kakak sudah, ayo pergi" Ajak Rafael kembali
"DIEM AEL! DIEM! KAKAK BELUM SELESAI BICARA! KAKAK ULANGI! BELUM SELESAI!" Suara Fiona meninggi, Rafael mundur tiga langkah dari tempat nya berdiri tadi
"Kayaknya panjang banget pidato gue, intinya gue ga salah sama sekali, terserah mau percaya atau engga dan gue akan menuhin permintaan lo Ar, lo ga mau liat muka gue lagi kan? Okay, gue ga akan nurutin permintaan lo yang satu itu, sampai jumpa lagi Ar"
Fiona mundur beberapa langkah, mata nya masih setia menatap Arsen. Fiona tersenyum kecut, Fiona sama sekali tidak menyesali perbuatan nya, dia sangat lega, beban nya sudah tidak ada lagi.
Fiona berbalik badan menatap Rafael di belakang nya, Rafael yang mengerti langsung merangkul kakak nya pergi darisana, mereka berdua berjalan menuju parkiran motor, Fiona menunggu disana. Rafael mengambil tas Fiona dan Tas nya kemudian berbicara sebentar kepada teman-teman Fiona dan menghampiri Fiona di parkiran.
Fiona mengangkat kepala nya menatap Rafael, "Ael, kakak setuju sama keputusan papa"
Fiona menghela nafas pelan, "kakak bakal pindah ke london, kakak bakal lanjut sekolah disana"
♡
Arsen mendengar langkah kaki yang sudah menjauh. Arsen termenung, ucapan Fiona selalu mengulang di pikiran nya. Siswa dan siswi yang berkumpul tadi secara perlahan berbisik kemudian pergi membubarkan diri. Memang koridor ini jauh dari ruang guru itulah tidak ada guru manapun yang melihat pertengkaran tadi walaupun jam istirahat.
Amanda tersenyum lebar, rencana nya berhasil, Arsen memudahkan semua nya. Amanda juga tidak percaya Arsen akan lebih membela nya, Amanda juga tidak menyangka bahwa Arsen dengan mudahnya percaya kalau Fiona yang melakukan nya. Wow...sangat di luar nalar Amanda.
Arsen menatap Amanda yang berada di rangkulan nya, "Ayo Manda, luka nya nanti parah" Amanda mengangguk pelan
Alika, Laura, Zifran yang masih berdiri disana memandangi Arsen tidak habis pikir, padahal Arsen dan Fiona itu sahabat dekat. Tetapi Arsen lebih mempercayai Amanda.
"Gue ga percaya dengan apa yang abang lakuin" Ujar Zifran dengan nada kecewa
"Apa abang ga sepercaya itu dengan kak Fio?" Tanya Laura
Alika berkata dengan sangat pelan,"Yang abang lakuin ini salah, seharusnya abang cari tau kebenaran terlebih dahulu sebelum menghina seseorang, karena ada beberapa orang yang bisa ngelukain diri sendiri demi mencapai tujuan mereka"
♡
"Mama" Lirih Fiona seraya memeluk Fani erat
Fani terkejut, "kenapa sayang? Ada apa? Kok udah pulang?" Tanya nya lembut
Fiona semakin mengeratkan pelukkan nya, "mama.." Lirih nya kembali
Fani merangkup wajah putri kesayangan nya itu, "ada apa? Kenapa Fio nya mama sedih?"
Bibir Fiona bergetar, mata nya sudah berkaca-kaca, "Fio setuju pindah ke london"
"A-apa?" Fani terkejut, secepat itukah Fiona menyetujui nya
Fiona melepaskan tangan mama nya dari wajah nya kemudian mengenggam tangan Fani erat. "Fio setuju pindah ke london, Fio bakal lanjutin sekolah disana, Fio ga mau disini lagi ma, ga mau..." Fiona menggeleng beberapa kali
Rafael datang dan menyuruh kakak nya ke atas. Fiona pun menurut, gadis itu berjalan pelan hingga pintu kamar Fiona tertutup.
Fani seketika panik, "kakak kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba setuju mau ke london?"
Rafael menceritakan semua kejadian yang terjadi tadi, membuat Fani shock. Bagaimana bisa Arsen dan Fiona bertengkar seperti itu di sekolah. Dan Arsen memarahi Fiona? Fani tidak menyangka putra sahabat nya bertindak seperti itu kepada putri nya.
Fani duduk di sofa ruang tamu dengan tatapan kosong, dia bisa mengerti jika berada di posisi Fiona. Tidak sadar setetes air mata mengalir di pipi wanita cantik itu, Fani memejamkan mata nya kemudian menelpon sebuah nomor.
"Mas, bisa pulang sekarang? Ada hal penting yang mau di bicarain"
♡
Rio membuka pintu rumah nya tergesa-gesa, dia segera menuju kamar nya, ketika membuka pintu kamar, dia melihat istri nya sedang menyiapkan tas. Mau kemana? Pikir Rio.
"Mau kemana? Hal penting apa yang mau di bicarain?" Rio mendekati Fani
"Aku mau batalin rencana kita dengan Yaya dan Boboiboy"
"Rencana?"
Hening sejenak.
"Rencana perjodohan?" Tanya Rio pelan
Fani mengangguk, "aku mau batalin rencana perjodohan Fiona dan Arsen, kamu setuju kan?"
"Apa ada masalah?"
Fani langsung menceritakan semua yang Rafael ucapkan kepada nya tadi. Hal itu membuat Rio murka, tidak terima putri nya di perlakukan seperti itu. Dan akhirnya Rio menyetujui permintaan Fani.