♡SELAMAT MEMBACA♡
Sudah 1 bulan sejak hari dimana Fiona merasakan hancur yang sebenarnya, sejak itu pula Fiona memiliki 2 kepribadian. Jika di sekolah dia menjadi Fiona seperti biasa, berbeda ketika di rumah, dia menjadi gadis yang sangat pendiam, murung, tidak ada senyum sedikit pun di wajah nya, sering terdengar suara isakan ketika malam hari di dalam kamar nya, makan hanya sedikit, kamar nya selalu gelap seperti hidupnya yang menurut nya sudah sangat gelap.
Kedua orang tua nya dan adiknya sangat khawatir dengan keadaan Fiona, mereka mengerti apa yang terjadi, tetapi mereka tidak bisa membujuk gadis itu, selain keluarga nya, hanya Clara yang tau bagaimana Fiona jika di rumah. Gadis itu hampir setiap hari datang untuk membujuk Fiona agar keluar dari zona sedih yang Fiona rasakan. Alana dan Serin juga tidak tau karena Fiona melarang Clara memberi tau mereka.
Selama 1 bulan ini sudah ada beberapa kejadian yang terjadi. Rifqi dan Serin sudah berpacaran kembali mereka sudah memulai awal baru dan hubungan mereka baik-baik saja. Aron dan Alana sudah semakin dekat, entah jurus apa yang dilakukan Aron hingga secara perlahan Alana mulai membuka diri kepada Aron. Sedangkan Juna yang masih setia dengan status single. Leno dan Clara selalu di bilang teman tapi mesra, Arsen dan Amanda selalu menebar keromantisan hubungan mereka. Kedekatan Gavin dan Fiona yang menghebohkan satu sekolah.
Arsen mengetuk pintu kamar kedua orang tua nya dan perlahan pintu itu terbuka.
"Ada apa?" Tanya papa Arsen
Arsen menunduk kemudian mengangkat kepala nya, "pa transfer uang dong, janji deh Arsen bakal bantuin kerjaan di perusahaan papa"
Kening Boboiboy mengkerut, sejak kapan anak nya ini meminta uang transfer? Biasanya jika Boboiboy ingin mentransfer, Arsen selalu menolak dengan alasan tabungan nya masih banyak.
"Tumben?"
Arsen hanya diam, dia kembali menunduk.
"Yaudah, papa bakal transfer, mau berapa?"
"10 juta pa, boleh kan?"
Boboiboy hanya menganggukkan kepala pelan sambil mengotak-atik hp nya dan menelpon seseorang, tidak lama kemudian sambungan selesai dan suara notifikasi masuk kedalam hp Arsen. Senyum Arsen mengembang melihat notifikasi itu.
"Makasih pa" Ucap Arsen senang
Boboiboy tersenyum kemudian menepuk-nepuk bahu Arsen dan Boboiboy kembali memasuki kamar nya. Saat pintu kamar tertutup, Arsen langsung berjalan menuju kamar nya yang berada tidak terlalu jauh darisana. Kemudian Arsen menghubungi sebuah nomor.
"Sayang, aku jemput kamu, kita langsung ke toko kemarin, kamu mau liontin itu kan?" Tanya Arsen pada lawan bicara nya
"Beneran boleh? Itu mahal Ar"
"Untuk kamu apa yang gak aku beliin? Buruan siap-siap, aku bakal jemput kamu"
"Hm, oke deh, love you"
"Love you too"
Sambungan terputus.
♡
Alika ingin menaiki tangga menuju kamar nya, saat itu juga dia melihat Arsen mengetuk pintu kamar kedua orang tua nya, melihat itu Alika memilih menunggu dibawah tangga mendengarkan obrolan mereka, jiwa kepo Alika meronta melihat itu.
Obrolan singkat sudah selesai saat Arsen berjalan menuju kamar nya, saat itu juga Alika mengendap-endap mengikuti dari belakang. Pintu kamar terbuka sedikit dan Alika mendengar Arsen menelpon seseorang dan sebuah kalimat membeli liontin terdengar oleh Alika. Di saat itu juga Alika langsung bergegas ke kamar nya dan mengganti baju nya kemudian turun ke bawah.
Mobil Arsen baru saja keluar, Alika langsung memanggil sopir pribadi keluarga nya meminta agar mengantar nya mengikuti Arsen.
"Buruan pak" Kata Alika kemudian mobil itu cepat mengikuti mobil Arsen
"Ada apa non?" Tanya pak sopir
"Alika mau nyelidikin pak, ada sesuatu yang aneh, maka nya bapak bantuin Alika, kita harus ikutin Bang Arsen"
"Siap non!"
Mobil Arsen berhenti di sebuah rumah disaat itu juga keluar seorang gadis, yaitu Amanda. Mobil Arsen kembali berjalan menuju sebuah mall di kota mereka. Alika mengikuti Arsen dan Amanda hingga memasuki mall itu. Hingga Arsen dan Amanda memasuki sebuah toko perhiasan mahal. Alika mengikat rambutnya kemudian memakai topi memasuki toko perhiasan itu, Alika berdiri tidak jauh dari mereka, Alika berpura-pura melihat berbagai gelang yang terpajang, saat itu juga Alika mendengar obrolan Arsen dan Amanda serta pegawai toko itu.
"Liontin yang kemarin kan?" Tanya Arsen
Amanda mengangguk, "yang biru kemarin"
"Oh yang biru kemarin ya kak, sebentar ya saya ambilkan dulu" Kata si pegawai
Alika menoleh ke belakang disana dia melihat pegawai yang pergi menjauh dan Amanda yang memeluk lengan Arsen. Alika berdecih melihat nya.
"Makasih banyak sayang, aku ga enak sama kamu, kamu harusnya jangan beliin liontin itu, kan mahal"
"Gapapa, cuma liontin juga"
Alika memonyongkan bibirnya mengejek saat mendengar Arsen menjawab enteng. Tiba-tiba ide cemerlang terlintas di kepala Alika, Alika pun menghidupkan kamera hp nya dan mengarahkan ke arah Arsen dan Amanda, walau hanya bagian belakang tapi Alika yakin suara mereka terdengar.
Tidak lama kemudian pegawai kembali dan menunjukkan liontin yang di inginkan Amanda.
"Ih bagus banget, bagus kan Ar?"
"Bagus, apalagi kalau kamu yang pakai"
"Iya kak, cocok sekali dengan kakak, jadi elegan kalau kakak yang pakai" Puji pegawai itu
Tidak lama kemudian suara Amanda kembali terdengar.
"Saya mau liontin ini, tolong di catat ya" Kata Amanda
"Baik kak, semua nya 8 juta ya kak, ma--"
"WHAT? SEMAHAL ITU?!" Teriakan itu membuat atensi seluruh orang di toko itu tertuju pada Alika termasuk Arsen dan Amanda
Alika terdiam saat semua mata tertuju pada nya, dia pun segera mematikan kamera hp dan menaruh hp nya di dekat telinga.
"Mahal banget itu, cari yang murah sedikit lah, masa segitu" Alika berpura-pura berbicara di telpon dan keluar toko perhiasan itu
Alika berharap Arsen dan Amanda tidak curiga dengan nya. Pengunjung lain hanya menggelengkan kepala, bagaimana gadis seperti itu memasuki toko perhiasan dan berteriak. Sungguh aneh, pikir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU AND ME (END)
Fiksi Remaja-Tentang hubungan kita- [JANGAN LUPA VOTE, JANGAN JADI SIDERS, OKEII?] Dimana ada Fiona pasti ada Arsen. Papa Fiona menitipkan Fiona kepada Arsen agar selalu mengawasi putri nya itu ketika di sekolah, hal itu berawal dari masuk SMP dan berlanjut ke...