[23] Anna Kenapa?

3.1K 388 78
                                    

Jika tak menemukan jalan yang benar untuk menyelesaikan satu masalah, cari jalan lain, mungkin kamu akan lebih cepat bertemu tempat ternyaman.

-Anna Salsabila-

---•••---

Tergesa Darrel membuka pintu yang menampakkan Anna tengah duduk hendak bangkit dari brankar.

"Kak Darrel."

"Anna, lo kenapa?" tanya Darrel mendekat, ia menetralkan debaran jantung yang mulai berdetak riuh.

"Wajah kakak kenapa?" Anna justru fokus kepada wajah lebam milik Darrel, perlahan ia mulai mengangkat jemarinya untuk menyentuh dititik yang luka. "Ini kenapa kak?"

"Seharusnya lo menjawab pertanyaan gue duluan Anna," sanggah Darrel, ia meraih jemari Anna lalu menuntunnya untuk turun. "Lo sakit kenapa?"

"Kakak dipukul ya?"

Hembusan napas Darrel keluar tak tenang, menoleh ia singkat sebelum akhirnya ia menjawab.

"Gak sengaja terkena tamparan dari Papanya Alice."

"Ya Allah, kenapa kak? Kenapa dia bisa menampar kakak?"

"Alice yang akan ditampar Na, gue cuma mau melindungi_"

"Lagi," sentak Anna, Darrel terdiam. "Kakak terluka sekali lagi gara-gara Kak Alice?"

"Ini bukan karena Alice, tolong berhenti menyalahkannya Anna."

"Lalu bagaimana dengan Bunda, apa kakak memberitahunya?"

Darrel mengangguk.

"Apa yang Bunda katakan?"

"Bunda menyuruh gue untuk menjauhi Alice."

"Kakak menyetujui itu?" tanya Anna penasaran, ia memiringkan wajah menunggu jawaban dari Darrel, bahkan saat lelaki itu menunduk Anna memperhatikan gurat amarah yang tertera dikedua netranya.

Sepersekian detik Darrel mengangguk lemah. "Hari ini, gue mengabaikan sakit dari Alice, gue mengacuhkannya."

"Aku setuju dengan Bunda kak. Aku ingin kakak pergi dari hidup Kak Alice, melepaskan dia salah satu cara yang benar agar kakak tak ikut merasa sakit."

"Ini urusan gue Na, lo gak usah ikut mikirin," bantah Darrel. "Sekarang lo bilang sama gue, kenapa lo bisa masuk UKS?"

"Aku sakit perut, kayaknya telat makan_"

"Lo gila!"

Anna terdiam mendengar suara Darrel yang mengeras, sesaat keheningan itu tiba, Darrel meraih jemari Anna menyuruhnya bangkit.

"Kita makan sekarang."

"Tapi_"

"Gue gak mau tahu, lo harus makan di hadapan gue sampai habis," ucapnya. Anna tersenyum simpul.

"Kenapa senyum-senyum?"

"Ternyata hanya pikiranku saja yang meyakini kakak berubah, nyatanya, kakak masih sama seperti dulu."

"Gue gak akan berubah Na, menemukan teman baru tak akan membuat gue pergi meninggalkan lo. Maaf, gue jarang datang dan membuat lo khawatir."

"Gak papa. Aku yang akan menemukan kakak."

-DARREL-


"Bu, mie ayamnya dua ya, satu pedas satu lagi_" ucapan Bima terhenti lalu mencolek lengan Alice yang sekarang diam membeku, tatapan matanya lurus tak berkedip ke arah lelaki dan perempuan yang asik makan bercengkrama di ujung sana.

Hai Darrel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang