Langsung ke cerita aja~
-🐯
"Besok Senin," ujar seorang pemuda tampan yang tengah berkutat dengan buku matematika nya.
Sedangkan pemuda lain yang tengah rebahan sambil bermain game itu berdecak.
"Jangan diingetin!" Ujarnya kesal.
Yang sedang belajar terkekeh. "Hari Senin itu gak buruk kok,"
"Iya, bagi orang-orang pinter kaya Lo!" Balas yang jari-jarinya sibuk bergerak diatas layar ponsel.
Yoga, pemuda yang sedang belajar itu hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.
Sedangkan Rendi kini mematikan ponselnya. Dia sudah selesai dengan acara main game nya. "Lagian lo belajar mulu, gak bosen apa?" Heran Rendi.
Yoga tersenyum sembari menutup bukunya. Ia bangkit dari meja belajarnya, kemudian ikut berbaring disamping Rendi.
"Nggak, belajar kan kewajiban bagi setiap murid," jawab Yoga masih dengan senyumnya.
Rendi memutar bola matanya malas. Ya, Rendi tau kalau belajar itu kewajiban bagi para murid. Tapi apa Yoga ini tidak bosan? Mana yang sering dia pelajari itu matematika. Huh.... Kalau Rendi sih jangan ditanya. Anak itu lebih memilih tidur atau menggambar daripada mengerjakan tugas.
"Ga, besok mau gak ikut main sama temen-temen gue?" Tanya Rendi.
"Emang gak ganggu?" Tanya Yoga dan Rendi menggeleng.
"Besok pulang sekolah itu ada rencana nongkrong di cafe," Rendi menatap Yoga. "Lo sekali-kali ikut kek, biar gak bosen belajar mulu!"
Yoga tampak berfikir. "Hmm.... Tapi kan kita beda sekolah," ujarnya dan membuat Rendi menepuk jidat.
"Iya ya.... Lagian kenapa sih kita gak satu sekolah aja. Ribet emang!" Rendi mengerucutkan bibirnya.
Yoga mengangkat bahunya, kemudian terkekeh melihat ekspresi Rendi. Sejujurnya ia tak tahu kenapa ia dan Rendi tidak berada di satu sekolah. Dari dulu, setelah lulus taman kanak-kanak, mereka pindah. Setelah pindah, mereka bersekolah dasar di tempat yang berbeda. Hingga sekarang, sampai mereka sekolah menengah atas pun bersekolah ditempat yang berbeda.
"Ga,"
"Hm"
"Gak mau coba tanya ke ayah atau bunda?"
"Tanya apa?" Yoga menatap Rendi.
"Kenapa kita gak satu sekolah? Jujur gue penasaran." Rendi menatap langit-langit kamar Yoga. Ya... Memang sekarang mereka berada di kamar anak rajin itu.
Yoga menggeleng. "Nggak Ren,"
"Kenapa?"
"Aku pernah tanya itu ke ayah, tapi ayah gak pernah jawab"
Rendi memicingkan matanya. Yoga yang melihat itu pun terkekeh dan menepuk pundak saudaranya. "Udah, gak usah mikir macem-macem. Udah jam sembilan lewat, mending tidur-"
"Besok sekolah" potong Rendi. "Iya, gue tau besok sekolah," kesalnya dan membuat Yoga terkekeh lagi.
"Jangan lupa besok kalo lo bisa ikut kabarin, biar dijemput temen gue" Rendi beranjak dari kasur saudaranya.
Yoga hanya membalasnya dengan anggukan sembari tersenyum.
-🐯
"Pagi bunda...." Sapa Yoga dengan senyum manisnya.
Wanita yang dipanggil bunda itu tersenyum sambil menatap anaknya. "Pagi anak bunda,"
"Cepetan siap-siap gih, Rendi udah di meja makan loh," ujar Wendy, sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ೄYOGAྀ࿐
Fanfiction-------1 Tak hanya tentang Yoga, tapi juga tentang bagaimana orang menghadapi hidupnya. Kehidupan tanpa teka-teki akan terasa monoton. Hidup tanpa pertanyaan, tidak akan membuat kita ingin tahu. Makanya, semua yang terjadi itu perlu untuk dipertanya...