ೄYOGAྀ࿐3

351 56 3
                                    




—🐯



Semenjak tadi malam, Yoga tak begitu bersemangat. Ia terus kepikiran tentang neneknya. Memikirkan sudah berapa lama ia tak bertemu dengan wanita yang merupakan ibu dari sang ayah itu.

Meskipun di sekolah tadi Jivan dan Ajun cukup menghiburnya, tapi tetap saja ia merasa sepi lagi. Mungkin tadi Yoga dapat tertawa dengan kedua teman dekatnya itu, tapi sekarang ia hanya sendirian didalam bis.

Bersandar di jendela sambil menatap keluar. Kalau pagi, Yoga memang diantar oleh supir, tapi pulangnya ia naik bis atau ojek online. Alasannya, ia ingin mandiri dan tak mau merepotkan.

Setelah sampai di halte dekat komplek perumahannya, Yoga pun turun. Tak langsung pulang, Yoga memilih duduk di halte itu.

Tin. Tin.

Suara klakson motor membuat Yoga menoleh. Ia menatap Haikal yang kini tersenyum padanya.

"Kenapa gak langsung pulang?" Tanya Haikal menghampirinya.

Yoga menunduk, menatap kedua ujung sepatunya. "Nanti dulu, capek soalnya," ujarnya.

Haikal mengangguk dan duduk disamping Yoga. "Kata Rendi, Lo kemarin diajarin naik motor?" Tanyanya dan Yoga mengangguk.

"Mau coba lagi gak?" Tanya Haikal lagi dan membuat Yoga langsung menatapnya.

"Naik motor gue sampai rumah lo," ujar Haikal antusias.

Yoga menggeleng. "Nggak ah, nanti kalau aku jatuh gimana?"

Haikal tertawa lepas. Lucu sekali kembaran temannya ini. Yah.... Meskipun dulu Haikal sempat tak percaya jika Yoga dan Rendi itu kembar.

"Gapapa kok, mau motor gue rusak juga gak masalah.... Selagi itu Lo penyebabnya." Ujar Haikal.

Karena jujur, Haikal tak bisa jika harus marah pada Yoga. Yoga itu cowok yang lembut, baik hati dan tidak sombong. Cukup berbeda dari Rendi yang agak pemalas, tsundare, dan kadang julid.

"Ayo Yog!"

Yoga ingin protes, tapi Haikal sudah lebih dulu menariknya. Hingga kini mereka berdua berada disamping motor Haikal.

"Ayo!" Haikal mengarahkan tangan Yoga untuk menyentuh motornya.

Yoga menghela nafas. Ia pun naik keatas motor itu, dan diikuti Haikal dibelakangnya. Singkatnya, Yoga sedang membonceng Haikal.

"Tenang, gue bisa jaga keseimbangan dari belakang kok," Haikal meyakinkan.

Yoga mulai melajukan motornya dengan pelan. Haikal memaklumi, karena ini hal baru bagi Yoga.

"Keren Ga..." Puji Haikal sambil mengacungkan kedua jempol nya.

Yoga tersenyum. "Mau mampir gak?" Tawarnya.

Haikal menggeleng. "Nggak deh, gue mau tidur"

Yoga mengangguk. "Makasih ya"

Haikal hanya mengacungkan jempolnya dan berlalu dari hadapan Yoga.

Tepat saat Yoga masuk, mobil hitam milik ayahnya juga memasuki area rumah mereka. Yoga menatap sang ayah yang kini menghampirinya.

"Baru pulang?" Tanya ayah Chandra.

Yoga mengangguk. "Iya yah,"

"Masuk yuk," ajak sang ayah tapi ucapan Yoga membuat langkah ayahnya berhenti.

"Ayah... Kenapa Yoga gak pernah ketemu nenek lagi?"

Bukan hanya Chandra yang terdiam, tapi Wendy yang ingin menghampiri keduanya juga ikut terdiam. Senyum wanita itu luntur seketika.

ೄYOGAྀ࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang