ೄYOGAྀ࿐15

229 52 9
                                    

—🐯

Tok. Tok. Tok.

"Yoga, buka pintunya sayang... Bunda mohon..."

Ini sudah yang kelima kalinya Wendy berusaha agar anaknya ini mau membuka pintu kamarnya. Wanita itu khawatir, karena sang anak tak pernah keluar kamar. Bahkan pintu kamar yang biasanya bisa dibuka dengan mudah, kini dikunci dari dalam.

Tok. Tok. Tok.

"Yoga.... Bunda mohon sayang... Sebentar aja," lirihnya.

Cklek..

Bukan, itu bukan pintu kamar Yoga, tapi pintu kamar sebelah yang kini menampilkan Rendi dengan pakaian yang bisa ditebak, ia akan pergi.

"Udah bun, bunda gak capek berdiri disini terus dari tadi?" Rendi menghampiri bundanya.

Wendy tersenyum tipis, senyum yang tidak Rendi suka.

Pemuda itu menghela nafas. Memejamkan matanya sejenak, dan—

Brak.

"Rendi!" Pekik Wendy kala alas sepatu milik anaknya itu bertabrakan dengan pintu didepan mereka.

Ya, Rendi berusaha mendobrak pintu kamar Yoga. Tapi usahanya itu gagal, karena bahan pintu yang lebih kokoh dari yang ia kira.

Brak.

Lagi. Rendi menendang pintu itu, dan Wendy memejamkan matanya.

Terdengar derap langkah kaki yang kini mendekat, ayah Chandra datang dengan raut paniknya.

"Ada apa?" Tanyanya begitu sampai.

"Chan..."

Chandra menatap istrinya. Manik indah yang kini berkaca-kaca itu membuat ia segera menarik tubuh itu dalam pelukan hangatnya.

"KELUAR GAK LO!" Teriak Rendi yang tentu ditujukan untuk Yoga.

"Ren—"

Ceklek...

Teguran yang Chandra lontarkan untuk Rendi terpotong kala Yoga membuka pintu. Pemuda itu menatap ketiga anggota keluarganya yang kini juga menatapnya.

Bunda Wendy melepaskan pelukan suaminya dan beralih memeluk Yoga. Menumpahkan air matanya pada dada bidang sang putra.

Awalnya Yoga hanya diam, saat merasakan bajunya mulai basah, baru ia membalas pelukan sang bunda. Mengusap lembut punggung wanita yang lebih tua darinya itu, hingga tak lama ia melepaskan pelukannya.

Tangannya menangkup wajah sang bunda, keduanya ibu jarinya mengusap pipi wanita itu.

"Yoga pergi dulu," ujarnya kemudian melangkah pergi. Mengabaikan tatapan tak percaya yang dilayangkan ayah Chandra dan Rendi.

Wendy terdiam. Setidaknya anaknya mau keluar kamar dan menemuinya. Tapi tak dapat ia pungkiri jika kini dirinya khawatir. Yoga hanya pamit pergi, tapi tidak bilang dengan jelas ingin kemana.

"Ren,"

Wendy menoleh, menatap Chandra yang kini sedang menahan pergelangan tangan putranya.

"Kendalikan diri kamu, Yoga butuh waktu sendiri."

Rendi menghela nafas, melepaskan cekalan sang ayah, kemudian menatap sang bunda.

"Setidaknya Yoga mau bicara," Wendy tersenyum, membuat Rendi mau tak mau harus menahan diri agar tidak berbicara dengan Yoga.

"Kalo gitu Rendi mau nongkrong dulu, yah.. bun.." pamitnya, kemudian melangkah pergi.

Rendi menghentikan laju motornya ketika melihat Yoga yang sedang duduk di halte. Tapi, tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti tepat didepan halte itu. Rendi kenal siapa yang keluar, itu Jivan dan Ajun. Pemuda itu menghela nafas lega kala tahu Yoga pergi bersama teman baiknya.

ೄYOGAྀ࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang