ೄYOGAྀ࿐23

217 50 11
                                    

—🐯

"Anaknya Saga, temenan sama anak lo"
"Yoga? Bener 'kan Yoga namanya?"

Tanpa sadar, kaleng bir yang berada di genggaman tangannya itu sudah berubah bentuk. Dengan kasar Chandra melemparnya ke lantai, tak peduli jika sisa minuman itu menetes.

Perkataan Hendra tiga hari lalu masih terngiang di kepalanya. Dari Yoga baru sadar, bahkan kini anaknya itu sudah diperbolehkan pulang—Chandra masih kepikiran ucapan Hendra.

"Jihan," gumamnya.

"Dimana dia sekarang?" Masih bergumam, Chandra menatap lurus lantai ruangannya. Tatapannya benar-benar mengisyaratkan bahwa ia sedang cemas.

Tok. Tok. Tok.

"Permisi pak, CEO dari—"

"Saya ingin bicara empat mata dengan anda, Chandra Pradipta"

Chandra menahan nafas. Suara sekertarisnya itu dipotong oleh orang yang terlibat dalam pikirannya. Disana, Sagara berdiri dengan muka datarnya.

Chandra menghela nafas, kemudian menatap sang sekertaris. "Tinggalkan kami berdua," ujarnya yang langsung dituruti oleh sang bawahan.

"Bolehkah saya duduk?" Tanya Saga, dan Chandra pun berdiri.

"Duduklah, gak usah terlalu formal," ujarnya mencoba santai.

Saga tersenyum tipis, mendudukkan dirinya pada sofa, kemudian disusul Chandra disampingnya.

"Sebenarnya maaf udah ganggu," Saga mencoba menyamankan diri.

"Ada masalah dalam proyek kita lagi?" Tanya Chandra dan langsung dibalas gelengan oleh Saga.

"Bukan,... Bukan masalah proyek, ini masalah anak-anak," ujar Saga yang langsung mendapat delikan tajam dari Chandra.

Apa?! Anak-anak?! Oh...

"Gue baru tau, kalo Yoga itu anak lo," ujar Saga.

Lagi. Chandra menahan nafasnya. Memilih diam, mendengarkan apa yang akan 'mantan saingannya' ini bicarakan.

"Kedatangan gue sebenernya mau minta izin, soalnya gue gak bisa nolak permintaan anak gue," Saga menatap Chandra. "Lusa kan ada libur tiga hari, boleh kan gue bawa anak Lo ikut liburan?"

Hah?! Chandra hanya diam. Keberatan? Tidak perlu ditanya, jelas Chandra keberatan! Tapi, kalimat Saga selanjutnya membuat ia menjadi bimbang.

"Anak lo itu, temen pertama anak gue. Baru kali ini, anak gue bisa se-bahagia itu sama temennya. Bahkan, anak lo punya pengaruh baik buat anak gue, Dra..." Saga tersenyum, senyum tulus yang membuan Chandra memalingkan wajahnya. Senyum yang sama saat pria itu merelakan Wenandyra dulu.

"Maaf agak lancang, tapi gue juga nyaman sama anak lo," ujar Saga mengingat visual Yoga yang pernah menyapanya. "Sopan, lembut,pintar, baik. Lo beruntung punya anak kayak gitu. Pasti dia juga anak yang sayang sama ibunya, kan?" Saga tersenyum lagi.

"Iya, dia sayang sama gue, sayang sama istri gue juga," jawab Chandra.

Saga terkekeh. "Mereka berdua lembut, memang cocok sebagai ibu dan anak,"

Chandra menatap tajam pria itu. "Mereka yang lo sebut itu istri sama anak gue," ujarnya.

Saga mengangguk dengan santai. "Iya, gue tau kok," ia terkekeh lagi. "Gak akan gue rebut, tenang aja"

Sejenak mereka terdiam. Menyisakan sunyi pada ruangan yang membosankan ini. Sebelum akhirnya Chandra menyadari sesuatu. Alisnya menukik, cukup peka dengan obrolan mereka.

ೄYOGAྀ࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang