—🐯
"Makasih pak,"
Begitu si bapak ojek berlalu, kedua kakinya melangkah masuk menuju gang sempit didepannya ini. Berbekal ponsel yang menampilkan arah itu, ia pun berjalan sembari mengamati sekitar.
Gang sempit dengan suasana sepi ini terasa dingin. Didukung dengan lingkungan yang bisa terbilang 'kumuh' itu membuatnya merasa tak nyaman. Tapi apa boleh buat? Seperti yang layar ponselnya tunjukkan, ia harus mengikutinya.
Lima belas menit berjalan kaki ternyata cukup melelahkan. Sampailah ia didepan sebuah bangunan yang cukup besar, dan ia tebak itu adalah bekas sebuah gudang.
Ting!
+62XXXXXXXXXXX
Masuk, temen Lo ada di dalemSetelah melihat pesan tersebut, ia pun melangkahkan kakinya kembali.
"Sejak kapan Yoga ada urusan mendadak?"
"Lo-"
"Itu Yoga kemana, Ji?"
Jivan menoleh ke arah Liana begitu mendengar pertanyaan tersebut dari temannya itu.
"Gak tau, katanya sih ada urusan mendadak." Jawab Jivan sambil bersiap pergi.
"Gue duluan, mau nyusul Yoga" Jivan berlalu dengan cepat. Meninggalkan kebingungan dari teman-teman sekelasnya, dan senyum miring dari pemuda yang masih menatap ke arah luar.
"Kena kalian"
—🐯
"Ngapain Lo ikut gabung sini?"
Tangan Haikal terhenti saat hendak meletakkan nampan yang ia bawa.
"Lo gak tau malu setelah apa yang Lo lakuin kemarin?" Tanya Niano, lagi.
"No-"
"Kenapa Na? Lo mau belain dia?" Perkataan Nanda dipotong begitu saja oleh Niano. "Oh iya... Kalian kan masih temenan ya," pemuda itu tersenyum remeh menatap keduanya. "Duduk aja kalo gitu, yuk Ren!" Niano berdiri, menarik Rendi untuk pergi dari kantin.
"CK! Si baperan!" Kesal Haikal dengan meletakkan nampan itu cukup keras di meja.
Nanda tak merespon, ia menghela nafas sembari berfikir tentang kejadian hari ini. Kedua matanya melirik Haikal yang tengah makan dengan kesal,—mungkin sedang melampiaskan emosinya.
"Kenapa?"
"Apanya?"
Hembusan angin di atas rooftop dengan asap yang keluar dari bibir Niano itu sudah menggambarkan sedang apa mereka setelah pergi dari kantin.
"Kenapa lo kayak gitu ke Haikal?" Rendi bertanya ulang.
Tak langsung menjawab, Niano masih dengan kegiatannya.
"No,"
"Hm?"
"Jawab anjir!" Kesal Rendi.
"Fyuh~" asap panjang itu keluar, dengan kaki yang menginjak batangan kecil yang masih setengah itu.
"Demi Lo,"
"Hah?!" Rendi menatap bingung pada jawaban santai temannya itu.
"Demi Lo Ren, demi masa depan gue juga,"
"Maksud lo?" Rendi semakin bingung. Apa-apaan ini? Jawaban menggelikan apa itu?!
Sedangkan Niano terkekeh pelan. Kekehan yang terdengar berat ditelinga Rendi, tapi Rendi tidak tahu apa maksudnya itu.
"No!" Rendi menatap serius temannya itu. "Lo?-"
Niano mengangguk. "Iya Ren, demi Lo bisa sekolah ke luar negeri dan gue juga bisa raih impian gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
ೄYOGAྀ࿐
Fanfiction-------1 Tak hanya tentang Yoga, tapi juga tentang bagaimana orang menghadapi hidupnya. Kehidupan tanpa teka-teki akan terasa monoton. Hidup tanpa pertanyaan, tidak akan membuat kita ingin tahu. Makanya, semua yang terjadi itu perlu untuk dipertanya...