Seorang gadis remaja berparas imut berjalan tegas di setiap lorong kerajaan. Suara langkah kaki menggema hingga jarak yang tak diketahuinya. Gadis itu mengenakan baju kerajaan kuno era Georgian dengan leaf crown yang turut menghiasi kepalanya.
Saat ini, dia dipanggil oleh Sang Raja untuk pertemuan terakhir dengan para pangeran sebelum gadis itu pergi meninggalkan kerajaan selama tiga bulan ke Bumi, karena di Bumi akan datang musim yang amat dia sukai, musim gugur. Dimana saat musim gugur itu daun-daun di pepohonan mulai berguguran dan udara saat musim gugur di kota yang akan ditujunya di Bumi sangat ia nantikan.
“Putri Hazel, jangan lupa dengan senyumanmu yang manis." Pesan sang sahabat yang terus mengingatkannya untuk selalu tersenyum saat kapanpun dan dimana pun. Gadis itu menetralisir perasaannya dan berusaha untuk menghiasi isi hatinya dengan kebahagiaan yang dia miliki dalam memori ingatan. Ia menaikkan kedua sudut bibirnya hingga terlihat lengkungan senyuman manis terlihat di wajah imut itu.
Tidak peduli seberapa keras kehidupannya di Kerajaan Utara untuk selalu menuruti perkataan sang Ratu yang egois. Gadis itu harus tetap tersenyum dan terlihat bahagia, apalagi sebentar lagi dia akan menikmati musim gugur di Bumi.
“Selamat malam, Ayahanda, Ibunda. Selamat malam, Para Pangeran yang sudah bersedia datang ke kerajaan Harvest,” sapa Hazel saat memasuki ruang makan sembari tersenyum manis.
Sapaannya di sambut hangat oleh dua belas pangeran dari berbagai kerajaan di benua Veriast. Sementara sang Ayah tersenyum melihat putrinya muncul dengan anggun dan imut seperti biasanya dan sang Ibu menatap tidak suka.
Sang Ayah pun menuntun sang putri untuk duduk di sampingnya. Acara makan malam pun dimulai dengan ditemani oleh suara dentingan sendok dan garpu bersama piring, tanpa ada yang berbicara.
Banyak pasang mata para pangeran melirik gadis imut itu, tetapi dia terus mengabaikannya hingga selesai makan. Ia teringat pesan dari sahabatnya lagi, yaitu abaikan semua tatapan para pangeran itu dan dibawa santai saja. Kalau perlu saat si gadis merasa risih, ingat saja sahabatnya yang tampan itu, begitu kata sang sahabat.
Dan lagi, “Kamu harus bersikap profesional, tanpa mengikuti semua perintah dan arahan dari para pangeran. Kalau mereka bertanya kepadamu tentang alasan kamu menolak, jawab saja kamu hanya ingin menuruti perkataan Raja dan Ratu, karena kamu masih tinggal bersama Raja dan Ratu.”
Sang putri sungguh berterima kasih kepada sang sahabat sejatinya itu yang sudah memberinya saran dan pesan sebelum pertemuan—setiap pertemuan.
“Putriku, mari kita mulai perkenalannya,” kata Sang Raja membuka pembicaraan dan langsung mendapati pertanyaan dari putri sulungnya itu.
“Bukannya sudah saling kenal, Ayahanda?”
“Tidak apa-apa, Hazel.”
Hazel pun menganggukkan kepalanya patuh. Sesi perkenalan pun dimulai dari dirinya. Hazel berdiri dengan anggun, lalu membungkukkan kepalanya.“Aku Hazel Autumn, putri mahkota dari kerajaan Harves, senang bertemu dengan kalian.” Setelah itu, Hazel kembali duduk dan dilanjutkan oleh pangeran di sampingnya.
“Khaeo Farmasta dari kerajaan Skola.”
“Abraham Drake dari kerajaan Liontin.”
“Ainsley George Maxymillius dari kerajaan Arley.”
“Aland Reamus Ekharislanando dari kerajaan Hares.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hays-Zel Autumn「 END 」
Fantasy「Season Series」 Hazel Autumn, gadis penikmat musim gugur dari dunia lain datang ke Bumi untuk menikmati daun yang berguguran. Di sela menikmati pemandangan musim gugur yang indah, tanpa disengaja dia bertemu ... bukan, dia menemukan seorang laki-lak...