10. About Hazel Autumn

50 6 8
                                    

Hujan gerimis membasahi permukaan di Amsterdam, seorang gadis terlihat murung di dalam kamarnya sembari menatap sendu ke arah jendela kamar. Kalau orang-orang melihat, sikap Hazel kali ini sama halnya dengan saat pertama kali ia melihat Haysel yang murung. Ia benci hujan, karena akibat turunnya hujan akan membuat kegiatannya di luar rumah terhenti. Terlebih dirinya tidak diperbolehkan menyentuh hujan.

Louis, Nike, Vinna, dan Sally sedang bersekolah diantarkan oleh Tuan Alex, sementara Nyonya Maria sedang ke swalayan untuk membeli perlengkapan dapur dan cemilan anak-anak. Hewan peliharaan juga tidak ada di rumah itu. Rumah sepi membuat Hazel semakin kesal.

"Membosankan," gerutu Hazel sambil berdiri dan menghempaskan tubuhnya ke udara. Ia berpikir sesekali menggunakan kekuatannya mungkin tidak apa-apa. Lagipula, Tuan Alex, Nyonya Maria, Louis, dan juga Nike sudah tahu dengan kekuatan yang dimilikinya dan asal usul gadis itu.

Ia terus mengambang di udara sembari menikmati udara buatan yang dia buat. Bermain bersama angin di ruangannya. Akibat terlalu kencang, jendela kamarnya hampir terbuka. Beruntung Hazel spontan menutupnya, kalau tidak bisa berbahaya bagi tubuhnya dan keceriaannya.

Berjam-jam berlalu, Hazel masih bermain dengan kekuatannya bersama angin. Walaupun Tuan Alex dan Nyonya Maria sudah kembali dari luar, ia tetap mengurung diri di kamar. Hingga matanya tak sengaja menangkap sosok laki-laki yang sangat dikenal walaupun sedang mengenakan jas hujan. Laki-laki itu berdiri di seberang kanal, lalu kembali menuju ke dalam cafe. Hazel menajamkan matanya dan mengetahui bahwa sosok itu memang benar-benar Haysel Ashier.

Entah apa tujuan mereka berdua, naluri Hazel mengatakan bahwa ia harus menghampirinya. Hitung-hitung untuk menghilangkan rasa bosannya di rumah. Sebelum keluar, ia teringat lagi hal yang dilupakannya sementara waktu.

"Hazel kan nggak bisa terkena hujan! Kalau terkena hujan sebelum musim dingin bisa berbahaya," gumam gadis itu sambil mengerucutkan bibir dan tangan yang bersedekap dada.

Namun, tak lama dia berpikir cara untuk menghampiri Haysel, Tuan Alex datang dari belakang dan mengagetkan gadis itu.

"Kenapa diam di sini? Nanti kena hujan, loh," tegur Tuan Alex.

"Ehm, begini. Hazel mau menghampiri laki-laki di cafe itu, tapi Hazel bingung caranya bagaimana," kata Hazel sambil memeluk Tuan Alex. Kalau ia sampai memeluk orang yang bersamanya, berarti hanya dua kata beda makna. Sedih atau suka. Saat ini, ia sedang bersedih, makanya memeluk Tuan Alex untuk meredakan kesedihannya.

"Bagaimana kayak waktu itu? Louis yang antarkan kamu ke seberang pakai payung dan jas hujan? Sekarang saya yang akan mengantarkanmu," saran Tuan Alex yang langsung disetujui olehnya. Memang, tahun lalu saat hujan turun, ada seekor kucing kebasahan dan duduk meringkuk di bawah pohon. Naluri Hazel mengatakan harus menolong kucing tersebut, tetapi bala bantuan datang saat Hazel hampir nekat menerobos hujan.

"Thanks a lot for you, Mr. Alex!" teriak Hazel girang. Ia meloncat-loncat di tempat, sementara Tuan Alex mengambil payung yang tak jauh dari pintu masuk.

Akhirnya, di sinilah Hazel sekarang. Di sebuah cafe yang sering ia kunjungi saat mendapatkan uang jajan dari keluarga Anderson. Cafe yang penuh dengan berbagai minuman dan disediakan beberapa pastry.

Mata Hazel langsung mengelilingi seisi cafe untuk menemukan sosok yang ingin ditemuinya.
Hazel menceritakan tentang jati dirinya yang berasal dari dunia lain. Ia datang ke bumi untuk merasakan musim gugur dan menikmatinya.

Hingga Hazel menemukan sosok yang dicari, Tuan Alex masih berada di belakang gadis itu. Ia tidak bisa membiarkan Hazel sendirian saat hujan turun, karena yang tahu dan mengerti keadaan Hazel adalah dirinya. Ia pun meminta Hazel untuk menemui orang yang dicari, sementara dirinya menunggu di sudut cafe sampai Hazel selesai atau hujan berhenti turun dengan ditemani secangkir kopi hangat yang akan ia pesan.

"Thank you again. You really care about me and I love you, Mr. Alex!" seru Hazel sebelum beranjak pergi ke meja di dekat jendela yang tertutup. Ia menghampiri meja tersebut dengan raut wajahnya yang terlihat bahagia.

"Oh, beruntunglah. Jendelanya ditutup, jadi tidak akan mengenaiku," batin Hazel.

"Hai," sapa Hazel mengejutkan Haysel dan ayahnya Haysel. Haysel pun membalas sapaannya dengan anggukan, sementara sang ayah mengatakan hal yang tidak dimengerti Hazel.

"Loh? Tepat sekali datangnya," kata ayahnya Haysel. Lalu, ia memberikan kursi kepada Hazel untuk duduk.

"Tepat bagaimana?" tanya Hazel. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi dan menatap ayahnya Haysel intens.

"Saya ingin menitipkan Haysel bersamamu, saya akan pulang malan karena diminta atasan untuk masuk shift siang. Jadi, kamu bermain dulu bersama Haysel, ya. Kalau bisa jangan terkena hujan, soalnya Haysel masih pilek," jelas ayahnya Haysel disetujui oleh Hazel.

Gadis itu menyetujui untuk mengajak Haysel ke rumahnya. Namun, ia pamit untuk menemui seseorang dahulu untuk meminta izin.

"Tuan Alex, boleh nggak Hazel ajak teman yang Hazel ceritakan itu ke rumah? Bermainnya di rooftop sama kamarku saja, tidak mengganggu ruang-ruang di lantai satu," bujuk Hazel meminta izin kepada Alex saat sampai di meja Alex.

"Boleh," jawab Alex. "Tapi harus bisa menjaga kerapian!" sambungnya tegas.

"Siap! Thanks a lot."

Pada akhirnya, Hazel dan Haysel bermain di kamarnya Hazel. Sementara Tuan Alex malah berkenalan dengan ayahnya Haysel dan Hazel pantau mereka berdua berbincang-bincang asik entah membahas hal apa.

Di saat bermain bersama, Hazel teringat keinginannya untuk menceritakan jati dirinya yang asli kepada Haysel. Setelah dipertimbangkan kembali, tidak ada salahnya ia memberitahunya kepada laki-laki itu, karena ia memegang prinsip bahwa teman tidak boleh saling menyembunyikan rahasia yang akhirnya akan menyebabkan perpecahan.

"Haysel, kamu harus dengar baik-baik. Aku ingin memberitahumu tentang diriku yang asli."

Hazel sebenarnya bukan berasal dari bumi, melainkan dari dimensi lain yang kehidupannya seperti era eropa kuno dan banyak kerajaan. Seorang putri tunggal dari sebuah kerajaan yang kaya dan ramah. Tujuan datang ke bumi setiap tahun pada musim gugur untuk menikmati ketenangan musim gugur dan menjauhkan diri dari kesibukan di kerajaan. Ia memiliki seorang sahabat di sana yang bernam Leon Bramasta. Leon juga lah yang memberitahu Hazel untuk bertemu dengan Haysel dan menjalin hubungan pertemanan.

"Sejujurnya aku takut untuk menceritakannya padamu, tetapi karena kamu temanku aku berusaha untuk tidak takut dan menjauhkan pikiran buruk itu," kata Hazel mengakhiri penjelasan singkat tentang dirinya.

Haysel yang awalnya tidak percaya dengan penjelasan Hazel, akhirnya percaya juga karena Hazel menunjukkan kekuatan istimewa yang ia miliki kepada laki-laki itu. Tentu saja pengecualian, ayah Haysel tidak boleh tahu.

"I don't believe it, but you have the power to prove it," kata Haysel kagum melihat kekuatan angin yang dimiliki oleh Hazel. Hanya satu kekuatan yang ditunjukkannya, karena selebihnya harus disembunyikan demi keselamatan dirinya di bumi.

🍁🍁🍁

bougenvilleap_bekasi
LintangPansavialysan
AraaaaKyuddd
AulRin_09

12 Januari 2022, 1042

Hays-Zel Autumn「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang