Pagi hari saat matahari belum memunculkan cahayanya, seorang gadis merasakan jantungnya sudah berdegup kencang, padahal waktu yang ditentukan adalah jam empat sore. Masih ada beberapa jam lagi sebelum ia datang ke rumah Haysel.
Ya, gadis itu adalah Hazel Autumn yang baru merasakan deg-degan akibat diajak oleh seorang laki-laki. Walaupun dia sudah sering diajak para pangeran untuk mampir ke kerajaannya, tetapi yang satu ini sungguh berbeda.
"Kakak dari tadi mondar-mandir terus," celetuk Nike yang melihat gelagat Hazel seperti orang kebingungan, ketakutan, atau terlalu excited dan berakhir dengan perasaan ragu.
Louis yang berdiri tak jauh dari Nike dan Hazel mendengar celetukan Nike, membuat ia ingin ikutan juga. Ia langsung melangkahkan kaki mendekati mereka berdua di sofa ruang tamu.
"Kak Hazelnut," panggil Louis khas dengan nama khusus untuk Hazel darinya.
"Iya, Louis?"
Louis mendekat ke samping Hazel dan menarik tangan gadis itu untuk mengode kalau Hazel harus menyamakan tingginya dengan Louis. Hazel yang tahu maksud anak itu, langsung berjongkok.
Louis mendekatkan mulutnya ke telinga Hazel dan berbisik, "Louis mau dianterin Kak Hazelnut, biar Louis bisa pamerin ke teman-teman kalau Louis punya kakak yang cantik." Permintaan lucu dari Louis membuat Hazel terkekeh lebar.
"Boleh, dong. Khusus Hero-nya kakak dan Nike bakal kakak turutin, kok," jawab Hazel yang membuat berteriak kegirangan.
"Turutin apa?" tanya Nike yang merasa penasaran.
"Permintaan kalian berdua," ujar Hazel sembari mencolek hidung mancung Nike.
"Sayang Kakak!" seru Nike yang langsung memeluk Hazel.
"Louis doakan nanti acara Kak Hazelnut sama laki-laki itu lancar, kalau bisa pacaran kayak kakak temannya Louis," kata Louis yang membuat Hazel memelototkan matanya mendengar kalimat terakhir Louis.
🍁🍁🍁
"Jam tiga lewat lima belas menit," gumam Hazel melihat jam di tangannya. Ia mondar-mandir lagi di belakang pintu masuk, gadis itu ingin pergi sekarang, tetapi ia berpikir kalau kecepatan datangnya akan membuat dirinya malu.
"Hazel kok belum berangkat?" tanya Nyonya Maria yang sedari tadi memperhatikan gelagat Hazel.
"Aku gugup," jawab Hazel sembari menundukkan kepalanya.
"Katamu, rumahnya jauh dari sini. Lebih baik pergi dari sekarang, biar hemat uang, kamu pakai sepeda milik Alex aja dulu," titah Nyonya Maria. Ia terus memenangkan Hazel yang terlihat gugup sekali. Selama Hazel tinggal di rumahnya setiap tahun, baru kali ini ia melihat sosok Hazel yang berbeda, seperti seorang gadis yang akan diajak jalan-jalan oleh kekasihnya.
"Semangat! Kalau gugup, nanti kamu akan ditertawakan Louis sama Nike, loh."
"Aku berangkat," seru Hazel yang sudah mengumpulkan keberaniannya. Ia pergi ke rumah Haysel menggunakan sepeda milik Tuan Alex.
Selama perjalanan, gadis itu tak kunjung berhenti tersenyum. Jantungnya sedari tadi juga tidak ada hentinya berdegup kencang. Perutnya seperti diisi oleh kupu-kupu yang beterbangan. Ia sangat sadar bahwa dirinya yang sekarang berbeda sekali dengan dirinya yang biasanya. Perasaannya juga berbeda.
"Fokus, Hazel. Kalau memang benar Haysel adalah seseorang yang dikatakan Leon di pesannya itu, baru boleh kamu berpikir yang aneh itu," gumam Hazel kepada dirinya sendiri. Maksud kata aneh di dalam perkataannya itu adalah fakta bahwa dia menyukai Haysel.
Sesampainya di tempat tujuan, Hazel disambut oleh rumah berlantai dua yang terlihat megah. Bagaimana tidak? Cat dinding yang berwarna putih dan dihiasi oleh ornamen yang megah.
Hazel tidak langsung masuk, ia menunggu di luar pagar dan memanggil Haysel dari luar.
Sosok Haysel yang berbeda seperti biasanya muncul dari dalam rumah untuk membukakan pagar untuk Hazel masuk. Lihatlah, penampilan Haysel benar-benar berbeda, mulai dari gaya rambut dan baju yang terlihat rapi dan gentle.
Beruntung Hazel memakai dress selutut berwarna peach dengan flatshoes yang berwarna putih. Tak lupa leaf crown green yang ia buat semalam dari dedaunan. Hazel terlihat seperti putri pada umumnya.
Di dalam hati, Haysel sangat gugup melihat penampilan Hazel yang memukau. Padahal ia mengajak ke rumahnya untuk bertemu dengan sang ayah dan makan malam bersama.
"Hai," sapa Hazel saat ia sudah meletakkan sepeda yang dia kendarai di dalam bagasi rumah Haysel.
Haysel tidak menjawab dengan ucapan, laki-laki itu hanya menganggukkan kepala dan berdiam diri di tempat.
Sang ayah yang memperhatikan dari dalam rumah geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya yang hanya diam. Sang ayah pun mengambil tindakan agar Haysel tidak merasa malu nantinya.
"Kamu yang namanya Hazel?" tanya sang ayah tanpa menyapa terlebih dahulu.
"Yes, Sir," jawab Hazel sembari menundukkan kepalanya. Buru-buru ia berdiri karena baru menyadari bahwa ini di dunia manusia, bukan di kerajaannya.
"It's okay. Saya suka kamu yang sopan begitu. Mari masuk."
Diajak masuk oleh ayahnya Haysel membuat Hazel mengekor dari belakang. Haysel yang berdiri di samping ayahnya, langsung ditegur sang ayah.
"Jangan terlalu kaku, katanya nggak mau maluin diri sendiri, kan?" bisik sang ayah yang diangguki oleh Haysel.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah. Hazel dibuat terkagum-kagum dengan interior rumah Haysel. Ia tak hentinya memuji interior rumah itu di dalam hati. Namun, raut wajahnya menunjukkan kekaguman yang besar.
"Gimana rumahku?" tanya Haysel tiba-tiba menginterupsi Hazel yang ia lihat terlalu fokus mengagumi rumahnya.
"Indah banget! Cool!" seru Hazel.
Si ayah dan Haysel tersenyum lega. Awalnya mereka takut dengan interior rumah yang tidak akan disukai oleh gadis itu, tetapi mendengar pujian dari Hazel membuat mereka lega.
"Ayo, kita duduk di gazebo saja," ajak sang ayah yang dituruti oleh Haysel dan Hazel.
Dari belakang, Haysel membisikkan sesuatu bahwa Hazel harus bersiap-siap ditanya oleh sang ayah. Di dalam pikirannya, Haysel berpikir ini terbalik. Seharusnya laki-laki yang ditanya-tanya oleh orang tua si gadis.
🍁🍁🍁
bougenvilleap_bekasi
LintangPansavialysan
AraaaaKyuddd
AulRin_099 Januari 2022, 878
KAMU SEDANG MEMBACA
Hays-Zel Autumn「 END 」
Fantasy「Season Series」 Hazel Autumn, gadis penikmat musim gugur dari dunia lain datang ke Bumi untuk menikmati daun yang berguguran. Di sela menikmati pemandangan musim gugur yang indah, tanpa disengaja dia bertemu ... bukan, dia menemukan seorang laki-lak...