"Menghakimi tampa tau sebenarnya bukan hal yang indah. Bahkan semesta pun tidak ingin berpihak kepadaku"
Happy Reading
Braakk!
Tubuh mungil perempuan itu ambruk menabrak loker kelas. Wajah cantiknya dipenuhi lebam, bekas cakaran, dan tamparan dengan surai hitam yang acak-acakkan tepat dihadapan perempuan yang baru saja menampar pipi kirinya.
Di rundung oleh sekelompok wanita yang barusan melakukan kekerasan padanya. Satu kelas ricuh, tapi tidak membantunya, tidak memperdulikannya, malah sebaliknya, menatapnya dengn tatapan jijik, dan mengolok-oloknya.
"Berapa kali sih harus gua bilangin! Jangan pernah duduk di belakang gua, jijik tau gak sih deket-deket sama perempuan culun kek lu!" pekik si wanita didepan perempuan dengan gaya acak-acakkan tersebut.
"T-tapi kan, i-itu ... tempatku Yeji," lirihnya dengan nada gemetaran, menunduk tak menatap sang lawan bicara.
"Dasar jalang! Gak tau diri! Sini loh!" perempuan bernama lengkap Hwang Yeji itu, menarik rambutnya membawanya ke belakang sekolah, kelas mereka juga berada di ujung sekolah.
Melepaskan tarikkanya yang menyeret perempuan itu sampai berlutut di hadapannya.
"Gua peringatin ya Nareum bangsad," ucapnya sambil menjambak rambut sang empunya, "lu udah tau lu itu sampah, terlahir di keluarga kotor yang hobinya korupsi, gak ada niat bunuh diri aja?! Apa gua yang harus turun tangan dulu?"
"Hina aku! Tapi jangan hina ayah, ku mohon, dia tidak seperti itu..." lirih Nareum sambil melipat kedua tangan untuk memohon.
"Diem lu bangsad!" sanggah Yeji.
"Yeji, mending kita mainin pake ini aja, gimana? " perempuan bername tag Choi Lia itu menyodorkan plastik kresek berisi tepung.
Tampa berlama-lama Yeji dengan wajah sinis meluncurkan aksinya untuk melumuri Park Nareum dengan tepung, disertai telur dan air. Mirip untuk membuat adonan kue. Bermain-main dengan Nareum dan adonan hingga beberapa menit kemudian merasa bosan.
"Udah dulu deh, gua lupa kalo gua udah ada janji, bye!"
Brakk!
Satu tendangan berhasil mengenai bahu Park Nareum. Sakit, itu yang dia rasakan sekarang, walaupun kejadian ini sudah menjadi makanan sehari-hari olehnya.
Di bully setiap saat sudah jadi makanan baginya.
Apa kau ingin bertanya keadilan di sekolah ini? Tidak, di sekolah ini tidak berlaku demikian. Siapa yang paling kaya maka itu yang berhak memiliki kekuasaan. Ini falid tidak akan ada yang bisa membantahnya. Dia hanya seorang anak di keluarga koruptor terkenal, Park Chanyeol.
Bisa saja dia di perlakukan adil kecuali mereka punya kesadaran masing-masing kalau martabat dan harga diri manusia itu sama.
"Nareum! Lu gak apa-apa kan?" tiba-tiba seseorang wanita bersurai sebahu mendekati Park Nareum dengan perasaan cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ HOW TO BE A PERFECT || Na Jaemin [END]
FanfictionJANGAN DIBACA! 🚫 "Teruntuk tempatku berteduh. Na Jaemin. Haruskah Kehadiran selalu diselingi oleh Kepergian?" "Untuk yang Ter-kasih, sampai bertemu di Keabadian" --THE WORLD OF NA JAEMIN-- #2 in filosofi @nna2xhuang #29Desember2021-Start #20Febru...