5. WE ARE A GROUPWORK?

174 193 63
                                    

HAPPY READING

"Baik anak-anak, setelah ibu menjelaskan materi ibu kasih tugas ya," ucap Kim Jennie sang guru IPA. "Kalian buka halaman 213-220, berhubung tugasnya banyak kita buat kelompok aja ya, silahkan pilih kelompoknya beranggotakkan 4 orang masing-masing kelompok."

Satu kelas ricuh untuk memilih kelompoknya masing-masing. Beberapa menit kemudian yang tersisa hanya Renjun, Mark, Nareum, dan ... si brengsek Jaemin.

Mereka saling memandang kikuk terkecuali Jaemin yang tetap menatap malas manusia-manusia di hadapannya sambil melipat tangan didepan dada.

"Ok, j-jadi ... kita sekelompok?" tanya Nareum sambil memandangin 3 pria didepannya.

Pasti kalian heran kenapa Trio itu-Mark, Renjun, Nareum- tidak di pilih dalam kelompok. Tambah saja si Goblokboy, Na Jaemin.

Pertama, Huang Renjun, possessive dalam hal mengerjakan tugas dan mantra-mantra mulut savagenya. Tegas dalam mengerjakan tugas, bila salah satu anggota kelompok tidak mengerjakkan maka tampa segan ia akan mencoret nama orang tersebut.

Kedua, Mark Lee, ya pria yang di kenal sebagai Ketos ini memang baik, ramah, dan pengertian-boymaterial banget pokoknya, tapi soal pelajaran ia akan berubah 180 derajat. Tidak jauh beda dengan Renjun, tapi jika di bandingkan dengan Renjun, ya possessive Renjun sih.

Keriga, Nareum, tentu saja kalian tau alasannya. Siapa yang mau berteman dengannya? Si bahan bullyan.

Penasaran bagaimana dengan Na Jaemin? Jangan ditanya lagi, ini mah tukang molor. Dari sesampainya ia di sekolah sampai pulang, kerjaannya molor terus. Bahkan mereka sempat tidak percaya kalau Na Jaemin pindahan dari Amsterdam.

"Kau bercanda?" ketus Jaemin tidak berterima.

"Yaudah kalo gak mau gabung, pergi saja sono!" usir Mark dengan tatapan tidak suka kepada Jaemin.

"Jangan banyak bacod, nanti jam 7 kerumah gua, kita kerjain bareng. Bye!" sekilas info dari sang Ketua Kelas Huang Renjun dengan muka datar khasnya.

--o0o--

18.23 KST

"Kak, Nareum pamit kerumah Renjun ya buat nugas," ijinnya kepada Narin sang kakak.

"Jangan kemaleman ya, trus hati-hati!" seru si kakak yang tumben-tumbenan tidak lembur hari ini.

Membalas dengan anggukan Nareum segera keluar dari rumahnya.

Duakkh!

Nareum hampir saja terjatuh hanya karena terkejut melihat seseorang yang kini di depannya.

"Na Jaemin-ssi?" matanya membulat, dan mengecilkan volume suara, agar sang kakak tidak keluar dan melihat seorang manusia berwujudkan dajjal ini.

"Biasa aja kali liatnya, gua tau gua ganteng," masih tetap dengan kalimat andalannnya.

"Kok kamu bisa tau rumahku?" tanya Nareum seperti kerasukkan hantu penasaran.

"Biasa, holkay tau segalanya," singkat dan terlalu mamer.

"Banyak bacod lu anjir, gua kesini gegara gak tau rumahnya si ... siapa sih anak China itu"

"Namanya Renjun, Huang R-e-n-j-u-n" layaknya guru TK yang sedang mengajar, mengeja huruf demi huruf.

"Yaelah Siti bin Makonah anak Genderuo si tukang Kurop, gua bukan anak TK," lama-lama muak juga Jaemin dengan oknum yang baru saja ia panggil Siti bin Makonah.

✔ HOW TO BE A PERFECT || Na Jaemin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang