20. SHADY FOR A WHILE

115 107 58
                                    

“Kamu tidak sendiri, masih ada aku yang jadi tempat teduhmu disini. Tempat kamu bahagia dan tempat kamu bersedih. Aku janji

HAPPY READING

Sudah 2 hari berlalu, dan kini adalah hari dimana Sang kakak akan di makamkan dengan tenang. Hanya sedikit yang datang, malahan hanya Nareum, Park Chanyeol sang ayah, dan Na Jaemin.

Sejauh mata memandang, sang langit sedari pagi terlihat kelabu. Awan gelap yang menyelimuti warna langit sesungguh, sepertinya langit juga ikut berduka. Berduka bersama Nareum dan sang ayah di samping kedua makam yang berjajar tepat di sebelah mata. Langit hitam pekat namun tak turun hujan. Langit yang ikut dan menyaksikan bagaimana keduanya berduka.

Mereka seperti keluarga lengkap, hanya saja sang ibu dan kakak sudah tidak bisa di genggam. Pergi begitu jauh, dilihat saja pun tidak bisa lagi. Hanya di wakili oleh batu nisan dingin diatas makam.

Kehilangan sosok pelengkap hidup, kehilangan sosok yang amat penting untuk keduanya.

Memandang nisan dengan mata sembab. Kedua nisan yang bertuliskan nama yang begitu berarti. Nama dengan kisah hebat dalam hidup. Nama yang tidak akan bisa di hapus oleh waktu, dan dimakan oleh zaman. Nama Sang Bunda dan Kakak perempuan yang ikut menikmati kisah pedih Nareum.

Sang ayah yang ikut mengantarkan anak sulungnya untuk terakhir kalinya. Sengaja di bebaskan untuk sehari dengan masih di awasi oleh pihak berwajib.

Dengan rambut dan air muka yang tidak enak untuk di pandang. Nareum dengan mata sembabnya masih setia meneteskan air mata. Beradu duka dengan suasana.

Jaemin yang sedari tadi menjauhkan diri, sengaja memberi mereka waktu untuk menghabiskan rasa duka bersama, walau dia tahu, sang duka tidak akan pernah hilang.

"Jangan terus-terusan bersedih nak, hidup tidak perihal bahagia saja. Tidak luput, duka juga senang mengikuti," gumam sang ayah untuk menenangkan putri bungsunya.

"Kakak, yah... " memeluk tubuh sang ayah. "Gimana yah? Kenapa kakak bisa kayak gini?"

"Ayah dapat kabar kalau ini pembunuhan berencana"

Menoleh cepat memandang sang ayah.

"Dibunuh? Siapa yah?"

Bukannya menjawab, sang ayah malah teesenyum simpul dan mengelus kepala Nareum.

"Jangan membalas api dengan api, itu tidak akan membuat reda"

"Ayah ... siapaa," Nareum masih meringis ingin mengetahui siapa dalang dari kematian sang kakak.

Tiba-tiba dua orang berseragam kepolisian datang menghampiri keduanya.

"Maaf, waktu anda sudah selesai, mari ikut saya kembali ke penjara," ucap salah satu dari mereka. Lalu tidak lama kemudian kedua tangan Park Chanyeol di sodongkan borgol.

"Ingat kata-kata ayah barusan, jangan pernah lupa. Semesta tidak sekejam itu. Dia menitip bahagia untukmu di waktu yang akan datang"

Lalu sang ayah berjalan menjauh, untuk masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan pihak kepolisian untuk membawanya kembali ke jeruji besi.

"Ayah... "

Nareum pasrah, ia tidak ingin ayahnya meninggalkannya juga. Dia takut, dia sendirian. Dia ingin ditemani oleh ayahnya lebih lama lagi. Dia sendirian sekarang. Tapi apa boleh buat, masa tahanan sang ayah 15 tahun lagi.

"Nareum gak mau sendirian ayah," lirihnya sambil menatap mobil yang melaju menjauh.

"Kamu gak sendirian. Aku siap jadi tempat teduhmu. Kamu bebas, menangis, tertawa, silahkan. Aku masih ada disini," ujar seorang lelaki datang berjas lengkap dengan kacamata hitamnya.

✔ HOW TO BE A PERFECT || Na Jaemin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang