Bukan hal yang mudah bagi mereka menyebrangi sungai yang begitu deras, namun beruntungnya ketinggian airnya hanya sebatas paha mereka, setelah melewati sungai itu, mereka berjalan perlahan satu persatu melewati jembatan kayu yang dibawahnya terdapat jurang
Keberuntungan sepertinya berpihak pada mereka, mereka berhasil melewati jembatan itu, dari tempat mereka berdiri mereka bisa melihat sebuah lubang yang tidak terlalu besar
"Apa lubang ini yang kau maksud? "
"Nee, kau duluan dari luar memang kecil namun didalamnya sangat luas"jawab Jaemin, Hyunkyu mengangguk dan langsung masuk kemudian Ryunji dan terakhir Jaemin
"Wah ini benar-benar indah, apa itu tanaman penyembuhnya" tanya Ryunji
"Nee, ternyata pohonnya cukup tinggi sekarang, dulu Abeoji bilang hanya sebatas lutut , oh ya kita harus mengambil daunnya untuk mengobati satu orang diperlukan selembar daun itu"
"Biar aku yang memanjat " ujar Hyunkyu
.
.
.Satu bulan berlalu, Ryunji dimasa depan masih terbaring dengan selang infus ditangannya serta tabung oksigen yang masih terpasang. Bagian bawah mata Dongmin sedikut menghitam karena terlalu sering menangis dan juga begadang hanya untuk menemani adiknya yang terbaring lemah
Teman-temannya, Hyun-ah, Chaerin, Chorong, Haechan dan juga Younghoon masih rutin menjenguk Ryunji, dan hari ini Ibu dan ayah mereka datang bersamaan disaat teman-teman Ryunji sedang ada disana, membuat suasana menjadi canggung ,ini adalah kunjungan kedua mereka setelah kunjungan pertama pada saat Ryunji mendapat kecelakaan hari itu, cih orang tua macam apa mereka ."Ryunji, kapan kau bangun changiya. Eomma sangat merindukanmu"ujar ibunya sambil mengelus kepala Ryunji , sementara itu Dongmin terkekeh sedangkah Hyuna memutar bola matanya malas kemudian keluar dari ruangan itu tanpa permisi
"Dongmin nanti malam biarkan Eomma yang menjaga Ryunji, kau bisa pulang dan beristirahat " kata ibunya namun Dongmin hanya diam
"Bibi, kami permisi keluar dulu" kata Haechan kemudian keluar dari ruangan itu diikuti yang lain
"Dongmin, kau mendengarkan Eommamu tidak" ujar Ayahnya terdengar sedikit membentak namun lagi-lagi Dongmin hanya diam, bukannya menjawab menatap mereka saja dia tidak sudi
"Dongmin-ah, mianhae Eomma benar-benar bersalah, Eomma terlalu sibuk mencari uang untuk membayar biaya rumah sakit"
"Tidak perlu aku sudah membayarnya"
"Yasudah kalau begitu ini biar oemma yang mengembalikan uangmu nee" jawab ibunya sambil menyodorkan amplop cukup tebal, namun Dongmin sama sekali tidak merespon.
"Dongmin, dengarkan Eommamu"
"Mwo? Nuguseyo? Dia eommaku? Jjinja? Dan kau nugu? ahjussi? Mian aku tidak ingat siapa kalian" Ujar Dongmin terkekeh
Plaaak!!!
Tuan Lee menampar putranya dengan sangat keras, suaranya menggema diruangan itu. Dongmin yakin jika teman-teman Ryunji yang berada diluar dapat mendengarnya"Geuman! Apa yang kau lakukan hah!" ibunya berteriak marah
"Wae? Kau tersinggung" Dongmin kian menantang ayahnya
"Kenapa kau seperti ini Dongmin! Kau sangat mengecewakan! " ujar tuan Lee tidak tahu diri
"Ahhahah.... Aku mengecewakan, lalu bagaimana dengan kalian? "
"Kalian sangat mahir cara melupakan anak dengan begitu mudah, kalian tahu kami juga bisa. Kalian tidak perlu mengunjungi kami lagi , aku yang akan menjaga Ryunji! Ingat kita tidak ada hubungan apapun lagi! Pergilah dan jangan pernah kembali !" Dongkin berteriak penuh amarah
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Prince Of Joseon (FF BTS) On Going
FanficOn going Saat Ryunji membuka mata dia terlonjak kaget karena terdapat tujuh pria asing dilantai kamarnya yang tengah terbaring tertidur dengan lelap . ©®wangja_hyung (Murni khayalan author)