[Mandarin Fiction]
Blurb:
Xun Shao Luo, murid yang cerewet dan sering di-bully, kurang pintar, tidak jago bela diri mencoba berteman dengan Guo Yang yang terkenal serta pintar dan Yu Xing yang misterius.
Pertemanan Shao Luo dengan Guo Yang dan Yu X...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak mungkin Shao-luo melakukan tindakan melebihi sesuatu yang sudah gurunya lakukan. Ia tidak akan menanyakan satu per satu murid di kelasnya. Ia bukan detektif yang harus menginterogasi seluruh saksi. Ia hanya salah satu siswa yang ingin membantu seorang teman.
Dengan keberanian yang tidak banyak, ia meminta Guo-yang untuk menemaninya menemui Han-li. Dirinya menyampaikan dugaan pada Guo-yang jika siswi itu si pengirim surat.
Guo-yang menganggap surat itu memang meresahkan sehingga ia bersedia mengikuti ajakan Shao-luo. Mereka yang tidak mengetahui keberadaan kelas Han-li jadi berkeliling koridor di gedung yang sama dengan kelasnya.
Menggunakan kecerdasan dan keberanian, Guo-yang bertanya pada murid laki-laki yang ia temui di jalan. Tidak butuh lama, dirinya mampu membawa Shao-luo ke kelas Han-li yang berada lantai dasar.
Shao-luo memberanikan diri menemui siswi yang cantik dan manis itu serta harus menjadi tontonan dari murid-murid yang tidak begitu ia kenal, sedangkan Guo-yang menunggu di luar kelas. "Apakah kamu yang bernama Xu Han-li?"
Han-li menyetujui permintaan Shao-luo lalu mengikuti murid itu keluar kelas.
Shao-luo, Guo-yang, dan Han-li menjauh dari kelas dan berdiri di tempat yang tidak banyak dilintasi murid. Shao-luo menceritakan tentang amplop hitam yang sudah beberapa kali diterima Yu-xing.
Han-li tercengang dan merasa takut mendengar cerita itu dan tidak menunjukkan ekspresi pelaku yang sedang tertangkap basah.
"Apakah kamu ... yang mengirim surat itu, Han-li?" tanya Shao-luo ragu-ragu. Ia tidak yakin siswi yang cantik dan manis itu bisa tega menakuti Yu-xing.
"Jadi kedatangan kalian menemuiku karena menganggap akulah yang mengirim surat itu? Aku memang suka dengan Yu-xing, tapi aku tidak terobsesi padanya. Itu sangat mengerikan. Aku tidak akan melakukannya."
Shao-luo dan Guo-yang saling pandang, merasa tidak enak karena sudah melibatkan Han-li.
"Kami berpikir kamu yang mengirim surat itu karena ditolak Yu-xing. Kalau begitu, maafkan karena kami sudah menganggumu," kata Guo-yang santai.
"Bukan aku. Aku tidak ada masalah dengan Yu-xing." Han-li tersenyum ramah dan sedikit terpesona dengan kharisma yang dipancarkan murid tampan itu.
"Han-li, terima kasih atas waktunya. Aku minta bantuanmu ... untuk tidak menceritakan tentang amplop ini pada siapa pun."
Han-li mengangguk. "Baiklah, aku mengerti."
Mereka pun berpisah. Shao-luo dan Guo-yang kembali ke kelas. Ia belum memikirkan lagi cara untuk menemukan si pengirim surat. Namun, ia memiliki ide untuk ke rumah Yu-xing.
