Happy reading!!!
"Mba, maaf ya. Gara-gara Mama saya yang ribet, Mba jadi kena juga."
Alika terkekeh, "Udah berapa kali Mas bilang kayak gitu? Santai aja kali. Harusnya saya yang bilang makasih karena udah ditraktir makan."
"Hahaha, sama-sama."
Kini mereka berdua baru saja selesai makan di sebuah restaurant Jepang. Sepulang dari rumahnya tadi, Jamal berinisiatif mengajak Alika makan sebagai tanda permintaan maaf-nya karena sudah mau direpotkan oleh kelakuan sang Mama tadi.
"Saya antar pulang sekarang?"
"Iya, Mas. Saya juga udah capek, heheh."
"Yaudah, ayuk." Jamal membukakan pintu mobil untuk Alika yang dibalas senyum manis gadis itu. "Makasihh."
Kemudian ia juga ikut masuk ke tempat pengemudi, "Let's go home!" Serunya.
"Oh, ya. Kita kan udah pacaranㅡmaksud saya pacar pura-pura."
"Iya, kenapa Mas?"
"Boleh gak saya manggil tanpa embel-embel, Mba? Soalnya rada gimana itu."
Gadis itu mengangguk, "Boleh Mas! Panggil saya Alika aja. Btw, saya juga kurang biasa pake bahasa formal, jadi boleh ganti panggilan aku-kamu atau lo-gue?"
Jamal menoleh, "Oke, Alika. Kalo pake aku-kamu aja gimana? I mean biar kesannya kayak pacaran beneran?"
"Boleh-boleh. Tapi kalo saya masih manggil pake sebutan Mas, gapapa kan? Soalnya udah kebiasaan."
"Santai aja kali. Aku juga suka kok kamu panggil gitu, walaupun aku bukan Mas-Mas." Dua-duanya tergelak.
Dalam perjalanan, beberapa kali Alika ikut bernyanyi seirama dengan lagu yang diputar dari radio mobil.
"Kamu suka nyanyi? Suara kamu bagus loh."
"Eh? Iya, makasih. Kadang-kadang aku suka nyanyi kalo lagi bosen."
Jamal mengangguk, kemudian tak ada obrolan lagi. Lelaki itu tak punya topik pembicaraan, padahal ia masih ingin berbincang dengan gadis itu.
Tak lama mobil merah yang mereka kendarai sampai di depan sebuah rumah minimalis.
"Udah samㅡloh, tidur rupanya? Pantesan gak ada suaranya lagi." Jamal memandangi wajah damai Alika dari samping.
"Kamu cantik."
"Hngg?" Lelaki itu panik saat tiba-tiba saja Alika membuka matanya.
"Udah sampe, Mas?"
"U-udah. Tadi kamu ketiduran, aku gak tega banguninnya."
"Ya ampun, Mas. Makasih ya udah anterin aku sampe rumah."
"Iya."
Alika melambaikan tangannya sebelum memasuki rumah, "Hati-hati, Mas!"
Jamal mengangguk dari balik kaca mobil, kemudian mobil itu melaju meninggalkan rumah bercat putih-abu tersebut.
Ia menghela napas lega, "Untung dia gak denger tadi gue bilang apa."
****
Selesai membersihkan diri, kemudian sholat Isya, Alika merebahkan tubuh di atas kasur empuk miliknya. Gadis itu menerawang langit-langit, merekap kegiatannya hari ini.
Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas,"Kok hari ini lucu banget ya? Bisa-bisanya gue punya pacar gadungan." Kekehan ringan mengiringi bayang-bayang tentang kejadian di rumah Jamal tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ideal Type || Jaerose ✔
Novela Juvenil[ C o m p l e t e ] "Sesuai aplikasi ya, Mba?" Pertemuan Alika dengan Jamal si driver taksi online. Berawal dari ponsel tertinggal, hingga pengakuan gadis itu tentang hubungan mereka, membuat sang Mama mengira bahwa Alika dan Jamal menjalin hubung...