ㅡ 13. Dreizehn

920 152 4
                                    

Happy reading!!!


"Pagi, Ma!"

"Pagi gantengnya Mama!" Saut Irene yang kebetulan sedang membuat sandwich untuk sarapan mereka pagi ini. "Cari susu?" Tanyanya, melihat sang anak mengubrak-abrik isi kulkas.

"Iya, perasaan kemaren masih ada."

"Udah abis, diminum Juan sisanya."

"Yahh." Jamal mendesah, sedikit marah. Padahal itu sudah menjadi kebiasaannya untuk meminum susu di pagi hari.

"Nanti beli lagi, gak usah cemberut gitu ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti beli lagi, gak usah cemberut gitu ah." Jamal mengangguk saja sembari dudukㅡmenunggu sarapan yang dibuat sang Mama.

"Anyway, Mal." Irene menoleh ke arah Jamal sekilas, "Alika udah lama gak ke rumah lagi. Disuruh dateng atuh kesini, Mama kangen."

Dug!

"Eh, kamu kenapa, bestie?" Irene sedikit kaget melihat sang anak yang tiba-tiba terjatuh dari kursi.

"Gapapa, Ma." Sebenarnya Jamal merasa sedikit terkejut dengan penuturan sang Mama. Pasalnya hubungan dirinya dengan Alika kan sedang tidak baik.

"Pas weekend suruh dia kesini, sekalian ajak Juan sama Sakala juga. Kita makan bareng. Bisa kan?"

"Eumm," Jamal sedang memikirkan jawaban apa yang tepat untuk menolak. "Anu, ituㅡaku ada kerjaan, gak bisa."

Irene menoleh bingung, "Hah,bukannya kamu mah nganggur ya? Biasanya juga bosen kan di rumah doang?"

"Kantor lagi butuh aku, lagi sibuk pokoknya mah." Alibinya.

"Masa sih? Coba deh nanti Mama bilang Papa. Kalo bisa sih kamu izin aja dulu, bilang aja ada acara keluarga."

"Ya gak bisa dong, itu namanya Jamal sebagai pemimpin gak bisa nyontohin yang baik ke karyawannya. Gak profesional."

Irene menghela napas, "Whatever alasan kamu, pokoknya Mama tetep mau Alika dateng weekend ini!" Putusnya. "Kalo gak Mama minta nomernya Alika aja deh, biar Mama bisa hubungin langsung."

Itu dia! Pasalnya Jamal sendiri pun tidak tau nomer barunya, sebab ponsel lama Alika kan hilang, pasti sudah ganti nomer sekarang.

"Nanti biar aku aja yang bilang ke dia buat dateng kesini."

"Nah, gitu dong! Itu baru namanya anak ganteng Mama!"

Jamal menghela napas. Sedikit bersyukur sebab sang Mama tidak mempunyai nomer gadis itu, yang ada bisa bahaya. Mamanya itu bisa saja membicarakan hal macam-macam.

Tapi yang jadi masalah sekarang....Jamal sendiri tak tau harus bagaimana caranya meminta Alika agar datang ke rumah. Apa gadis itu mau?



*****

Setelah kejadian waktu itu, baik Jamal maupun Alika, keduanya tidak saling berkomunikasi lagi. Membuat gadis itu sedikit kepikiran.

Ideal Type || Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang