ㅡ 16. Sechzehn

923 151 0
                                    

Happy reading!!!


Selepas dari rumah Jamal, Alika mampir ke sebuah toko bunga langganannya.

"Eh, neng cantik." Sapa pemilik toko ramah.

"Heheh, iya, Bu."

"Pesen yang kayak biasa?" Alika mengangguk. "Sip, neng! Saya siapin dulu."

Seraya menunggu, gadis itu duduk di kursi yang memang disediakan disana. Ia bermain ponselㅡmembalas beberapa pesan yang masuk.

"Loh, Alika?"

"Kak Johnny? Kok disini? Ngapain?"

"Mau beli bunga lah, masa martabak?"

"Haha, ngelawak?"

"Enggak. Bu, pesen satu bucket bunga Lily ya!"

"Siap, sebentar Mas!" Saut sang penjual.
Lalu Johnny duduk di sebelah gadis itu. "Kemana aja?"

"Siapa? Gue?"

"Enggak, kucingㅡya lo lah! Siapa lagi emangnya?"

"Ish, kenapa sih sewot banget?"

"Lagian ngilang mulu. Tau gak sih, tiap gue ke rumah lo selalu gak ada. Di chat juga slow respon. Sesibuk apa sih lo?"

Alika cengengesan. "Sorry, gue emang sibuk banget, lagi banyak tugas soalnya."

"Cih, sok sibuk." Johnny mencibir seraya melihat-lihat berbagai macam bunga disana. "Lo suka bunga apa?" Tanyanya tiba-tiba. Walaupun mereka udah lama kenal, tapi Johnny tak tau apa bunga kesukaan gadis itu.

"Eumm, semua bunga gue suka. Tapi kalo disuruh milih, gue pilih bunga Aster."

"Kenapa bunga Aster? Biasanya orang lebih suka bunga Mawar."

"Ya gue suka aja sih, lagi pula selera orang beda-beda. Dari yang gue tau, makna bunga Aster juga bagus. Kalo lo suka bunga apa?"

"Bunga kuburan." Celetuknya. "Bunga Kamboja."

Kening Alika mengerut. "Serius?"

"Gak lah. Gue gak suka bunga."

"Tapi lo kesini beli bunga. Buat siapa dong?"

"Bunda."

"Ah, Bunda suka bunga Lily ya?"

Johnny mengangguk. "Bunda suka banget sama bunga Lily."

Mereka berdua sama. Sama-sama sudah kehilangan ibunda tercinta.

Dulu, setelah Bunda Johnny meninggal, lelaki itu kemudian pindah rumah. Dan disitulah awal ia mengenal Alika. Rumah mereka bersebelahan.

Johnny berkenalan dengan Alika kecil yang saat itu masih berumur 10 tahun. Mereka cukup dekat hingga sekarang. Bahkan Johnny juga dekat dengan keluarga gadis itu. Terutama pada sang Mami dan kembarannya.

Johnny merasa seperti memiliki seorang ibu lagi. Mami Yuna benar-benar memberinya kasih sayang layaknya anak sendiri.

Hingga akhirnya Mami Yuna harus menghembuskan napas terakhir akibat sakit yang dideritanya. Disitu, pertama kalinya Johnny melihat Alika serapuh itu.

Ia tau rasanya kehilangan sosok ibu, sangat menyakitkan. Maka dari itu, Johnny berusaha untuk selalu ada menemani gadis itu.

"Mba, Mas, ini bunganya sudah jadi."

Ideal Type || Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang