ㅡ 22. Die Endung

1.6K 139 3
                                    

Happy reading!!!


"By, kita gak jadi bikin adek buat Jeje?"

"Anaknya nempel mulu sama aku." Jawab Alika seraya menunjuk Jevano yang tidur diantara mereka seraya memeluknya.

Jamal menghela napas, kemudian menatap ke langit-langit kamar. "Kalo dipikir-pikir, pertemuan kita aneh juga ya." Ia terkekeh. "Aku dulu cuma sebatas driver taksi online, sementara kamu penumpangnya."

"Hahaha, iya juga. Mana pura-pura pacaran lagi, duh gak banget deh."

"Tapi kamu nyesel gak?" Jamal menoleh ke samping.

"Nyesel apa?"

"Kenal aku."

"Eumm, jujur aja itu pertama kalinya aku naik kendaraan online."

"Serius?"

Alika mengangguk, "Sebelumnya gak pernah karena aku takut. Eh, pas pertama kali pesen malah ketemu kamu. Aku percaya sih kamu orang baik, dari penampilan sama omongan kamu gak ada yang aneh."

"Ah, masa sih? Bisa aja loh aku macem-macem sama kamu." Godanya.

"Kalo kamu macem-macem awas aja! Aku panggil kak Johnny! Gitu-gitu dia kalo marah serem loh."

"Tapi kalo sekarang macem-macem boleh lah. Kan udah nikah." Baru saja Jamal ingin memeluk Alika juga, eh udah kena tendang kaki anaknya. "Ini anak lagi tidur masih aja gak bisa diem!"

Alika tertawa, "Makanya jangan macem-macem. Sekarang aku udah punya jagoan." Ujarnya seraya mengelus kepala sang anak dengan lembut. "Kalo kamu gimana? Nyesel gak ketemu aku?"

"Nyesel. Nyesel banget." Raut wajah wanita itu berubah.

"Nyesel bangetㅡkenapa gitu gak ketemu kamu dari dulu aja?" Sambungnya. "Untung aja kamu belum punya pasangan, jadi masih bisa aku pepet. Coba kalo udah punya? Ya tetep aku trobos sih, ehehe."

Mana ada nyesel, yang ada Jamal seneng banget karena pada akhirnya Alika menerima lamaran dirinya dan tidak jadi menetap di Kanada.

Alika mendengus, "Kirain beneran nyesel!"

"Ya enggak lah. Mana mungkin sih aku nyesel ketemu bidadari kayak kamu?"

"Keluar dah nih gombalan buayanya nya."

Jamal mengambil punggung tangan Alika dan mengelusnya. "Sayang, jujur ketemu kamu adalah hal terindah dalam hidup aku. Apalagi ada Jeje, itu merupakan anugrah terbaik yang aku terima." Ia melirik sang anak yang sudah tertidur pulas.

"Apa yang Mama bilang itu bener, soal aku yang gak pernah pacaran. Paling cuma deket sama beberapa cewek aja sih dan aku sama sekali gak srek." Lanjutnya.

"Kenapa gak srek? Pasti yang deketin kamu cantik-cantik deh."

"Iya sih, yang cantik emang banyak. Tapi nyari yang cocok dan pas buat aku yang susah."

"Emang aku cocok buat kamu?"

"Kalo gak cocok gak mungkin aku nikahin dong." Alika terkekeh. "Gak tau kenapa, pas liat kamu pertama kali aku langsung ngerasa kek, wah cewek ini keliatan beda."

"Iya, aku lebih cantik 'kan dari yang lain?" Ujarnya. Sekali-kali lah kepedeaan.

"Emang! Apalagi pas kita pura-pura pacaran, disitu aku mikir kayak, jangan-jangan ini cara Tuhan biar aku gak jomblo lagi. Maksudnya tuh ya kayak di sinetron lah, awalnya pura-pura, eh ujung-ujungnya beneran."

Ia tersenyum. "Makanya aku gak keberatan kalo Mama nganggep kamu calon mantunya, karena detik itu juga aku memutuskan untuk gak mau ngelepas kamu."

"That's why kamu cemburu sama Johnny?" Ledek sang istri.

Jamal cemberut, "Aku takut aja kamu diambil dia. Tapi pada akhirnya kamu pilih aku, aku seneng, heheh."

Alika mengelus kepala suaminya,"Tenang aja, sekarang aku udah jadi milik kamu seutuhnya untuk selamanya." Ia tersenyum, "I love you."

"I love you too, babe." Jamal mendekatkan tubuhnya. Namun ia lupa bahwa masih ada sang anak ditengah-tengah mereka.

Plak!

Memang pada dasarnya seorang Jevano kalo tidur tidak pernah bisa diam dan anehnya selalu sang Papa yang menjadi korban.

"Dia mirip kamu banget."

"Tapi aku gak kayak dia yang tidurnya gak bisa diem." Saut Jamal seraya mengusap wajahnya yang terkena kibasan tangan sang anak.

"Tapi mukanya miripp bangett, kayak jiplakannya kamu, bedanya gak ada lesung pipit aja. Gak ada tuh mirip akunya." Alika cemberut, sedikit gak terima. Masa dia yang udah capek-capek mengandung 9 bulan, eh malah mirip bapaknya.

"Ntar kita bikin satu yang mirip kamu." Balas Jamal dengan alis yang dinaik-turunkan beserta senyum jahilnya yang membuat Alika tertawa.

Kisah cinta mereka memang manis dan berjalan dengan baik, tidak seperti kisah cinta sang author.

Siapa yang menyangka sih, dari yang dulu statusnya hanya sebatas driver dan penumpang tiba-tiba menjadi suami-istri? Makanya ada istilah 'Jodoh gak ada yang tau'.

Memang se-gak nyangka itu. Jodoh kita nanti bisa siapa aja. Entah orang yang gak sengaja pernah ketemu di jalan, bisa juga temen sendiri, musuh, atau orang yang emang belum pernah kita temuin sebelumnya.

Jodoh itu bisa dicari walaupun kadang bakal dateng sendiri. Seperti halnya dalam kisah ini, Jamal tidak pernah menyangka bahwa ia bisa jatuh cinta hanya dengan pertemuan singkat.

Keduanya pun tidak pernah menyangka dan berekspetasi bahwa mereka akan berjodoh dan memiliki anak setampan Jevano Malik Adrian.

Namun kita tidak pernah tau bagaimana kehidupan mereka nanti. Karena pada dasarnya, hidup tidak hanya lurus kedepan namun banyak rintangan berkelok-kelok yang harus kita lalui.












-The end-




Author's note

Hai, Chaca is speaking~

Akhirnya cerita ini selesai juga setelah banyak drama dalam diri aku sendiri yang suka kehabisan ide.

Makasih udah mau vote dan baca cerita ini sampai habis. Menurut kalian kecepetan gak sih?

Dan smoga aja ending nya ga mengecewakan ya, heheh. Aku kasih agak panjang di chap ini.


Sekali lagi makasih ya untuk semua yang udah mau bertahan baca sampe sini! ❤❤❤❤

Kalian bisa baca juga cerita aku yang judulnya 'Markisa' cast nya Mark nct - Rose (buat yang suka aja).

Sampai bertemu diceritaku yang lain!!

Ideal Type || Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang