ㅡ 17. Siebzehn

855 135 0
                                    

Happy reading!!!


Gadis itu baru saja melepas sheet mask yang dipakainya. Jam menunjukkan pukul 9 malam. Tumben sekali matanya sudah mengamuk, biasanya gadis itu baru bisa tidur saat tengah malam.

Alika bangkit dari duduknya untuk menutup gorden pintu balkonnya. Namun dari sini, matanya tak sengaja menangkap sosok bertubuh besar di depan rumahnya. Gerak-gerik orang itu cukup mencurigakan.

"Siapa sih? Maling?" Karena takut, Alika mengirim pesan pada Johnny agar segera datang ke rumahnya.

Seraya menunggu kedatangan lelaki itu yang katanya akan segera datang, Alika tetap mengawasi dari atas sana. Tidak dari pintu balkon lagi, melainkan dari jendela kamar yang sengaja gordennya ia buka sedikit.

"Aduh, kak John kok lama banget ya." Alika tak bisa diam, ia cemas.

Drrtt

Ponselnya bergetar, menandakan ada panggilan masuk.

"Haloㅡ"

Terdengar suara mobil yang ia kira adalah Johnny, melainkan sosok yang sangat ia hindari.

"Mampus."

"Kenapa?"

"Ck, tuh orang ngapain sih?"

"Ada apa?"

"Terjadi sesuatu disana?" Nada khawatir jelas ketara sekali. Apalagi gadis itu tak kunjung menjawab, membuat Jamal semakin bertanya-tanya.

Tut!

Buru-buru gadis itu turun ke lantai bawah untuk mengunci pintu dan mematikan lampu seakan-akan di rumah ini tak ada orang.

Tok tok!

"Shit! Gue lupa gembok pagernya juga." Alika meringis. Orang-orang itu sudah berada tepat di depan pintu rumahnya.

Tok tok!

"Vio, saya tau kamu ada di dalam."

Tok tok!

Tok tok!

Karena ketukan pada pintu yang cukup kencang, membuat pintu tersebut sedikit terbuka.

Sebelum terbuka dengan sempurna, Alika mendorong pintu tersebut agar tertutup kembali kemudian dengan cepat menguncinya.

Tok tok!

"Buka atau saya dobrak?!"

Alika memejamkan matanya dibalik pintu. Ia berdoa agar Johnny segera datang dan membantunya.

Tok tok!

Tok tok!

"Saya tidak akan segan-segan dobrak sekarang!"

Gadis itu menjauhkan diri dari pintu, dirinya berlari ke dapur untuk mengambil sesuatu.

Brak!

Brak!

Brak!

Dalam dorongan ketiga, pintu berhasil terbuka lebar. Masuklah seseorang dengan setelan jas dan beberapa orang bertubuh besar yang sepertinya bodyguard orang tersebut.

"Vio!"

Alika muncul tepat hadapan pria itu. "Ada apa anda dengan lancang menginjakan kaki ke rumah ini?" Tanyanya dengan nada tajam.

"Kamu gak akan bisa pergi kemana-mana lagi, Vio."

"Saya akan tetap pergi kemana pun, asal gak ada anda!"

Ideal Type || Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang