ㅡ 14. Vierzehn

942 154 2
                                    

Happy reading!!!


"Huh, jadi lupa beli kopi kan buat kak Johnny." Dengus gadis itu pelan seraya membawa tas belanja yang cukup banyak di tangannya.

Ia menatap belanjaannya yang lebih didominasi dengan makanan ringanㅡdengan tatapan heran. "Kok gue bisa ya belanja sebanyak ini?"

"Bodo ah, gue ini yang makan." Alika sebenarnya sangat kesusahan dengan belanjaan yang dibawanya. Namun ia ragu jika harus meminta tolong. Lagi pula, siapa yang dapat diminta tolongi?

"Sabar, sebentar lagi sampe ke mobil." Ujarnya menyemangati diri sendiri, apalagi melihat mobil merah yang sudah tak jauh lagi.

"Ekhem, mba!"

"Astaga!" Alika terlonjak saat tiba-tiba saja seseorang berada di sebelahnya. "Kamu ngagetin aja!"

Sakala tertawa kecil, "Sorry, sorry kalo ngagetin. Btw, butuh bantuan gak?"

Mau menolak, tapi kenyataannya gadis itu memang sedang butuh bantuan. Jadi tanpa ragu, Alika memberikan beberapa tas belanja yang dibawanya untuk diambil alih oleh Sakala.

"Maaf ya ngerepotin."

"Santai aja kali, mba. Siniin aja semuanya, biar saya yang bawa." Sakala merebut beberapa tas belanja lagi dari tangan Alika untuk dibawanya.

"Eh? Beneran gapapa nih?"

"Segini doang mah kecil! Saya kan kuat kayak hulk. Bedanya kalo hulk itu hijau, kalo saya putih, heheh."

Halah! Padahal bawa barang belanjaan Jamal tadi misuh-misuh, sekarang sok pahlawan.

Sesampainya di depan mobil merah itu, Alika segera membantu Sakala untuk memasukan belanjaannya ke dalam bagasi mobil. "Makasih bangetㅡSakala?"

Lelaki itu mengangguk. Sedikit kesenangan ketika namanya ternyata diingat.

"Makasih banyak ya Sakala, makasih juga buat yang waktu itu." Alika menyodorkan sebatang cokelat, "Cuma bisa ngasih ini."

"Sama-sama, mba. Saya ikhlas kok, gak usah repot-repot." Ia berkata demikian namun tetap saja tangannya mengambil cokelat tersebut.

"Jangan panggil, mba. Panggil aku kakak aja biar akrab. Kayaknya kamu lebih muda dari aku."

"Oke, kak Alika?"

Alika mengangguk dengan senyuman, "Kapan-kapan kita ketemuan ya, bareng sepupu kamu yang satu lagi juga. Anggep aja sebagai ucapan terimakasih karena udah bantu aku waktu itu."

"Siap kak!"

Setelah Sakala pergi, Alika mulai melajukan mobilnya. Ia tidak langsung pulang, melainkan mampir terlebih dahulu ke sebuah Cafe untuk membeli kopiㅡsebagai pengganti kopi yang dipesan Johnny.


*****


"Bang, gue dikasih cokelat sama kak Alika!" Girang Sakala seraya memeluk sebuah cokelat yang didapatnya.

"Yaelah, cokelat doang girang banget!" Saut Jamal yang sedang menyetir.

"Iya lah! Kan cokelatnya dikasih dari orang cantik. Apalagi dia nyuruh gue manggil kakak, biar lebih akrab gitu katanya." Ujar Sakala bangga. "Kak Alika juga ngajak ketemuan kapan-kapan, terus nyuruh gue ngajak bang Juan juga. Sebagai ucapan terimakasih karena udah bantu dia."

"Tapi sorry ya, lo gak diajak. Kasian deh." Tambah Sakala yang membuat Jamal merasa sedikit kesal. Pasalnya dia yang lebih dulu kenal sama Alika, tapi malah kedua sepupunya yang mulai dekat.

Ideal Type || Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang