Happy reading!!!
Dihadapan Wendy kini ada dua orang laki-laki dengan tujuan yang sama. Tujuan apa? Entah lah, Wendy juga belum tahu.
"Sebelumnya Tante mau nanya dulu. Kalian tau rumah Tante dari siapa?" Ia bingung. Pasalnya dengan tiba-tiba Johnny dan Jamal datang ke rumahnya.
"Jissy." Balas keduanya kompak.Wendy mengangguk, "Jadi kalian berdua dateng kesini ada urusan apa?"
Johnny dan Jamal saling pandang. "Lo duluan aja." Ujar Johnny pada akhirnya.
"Ekhem," Jamal berdeham untuk menetralisir jantungnya yang sedikit berdegup. "Saya kesini mau minta izin dan restunya. Saya ada niat untuk serius sama keponakan Tante."
"Vio maksudnya?" Lelaki itu mengangguk.
"Kamu yakin? Saya gak suka kalo cuma main-main."
Jamal lagi-lagi mengangguk mantap. "Saya serius, Tante. Saya beneran sukaㅡah enggak, saya sayang dan cinta sama keponakan, Tante. Kalo diizinkan, saya ingin membawa ke hubungan yang lebih serius."
"Kalo udah bilang serius apalagi sampe udah izin ke saya gini, saya anggap kamu beneran serius." Wendy menghela napas. "Jangan cuma main-main aja, jangan macem-macem sama keponakan saya. Saya gak suka."
"Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membahagiakan Alika dan menjaganya. Saya akan membuatnya merasa nyaman dan aman bersama saya."
"Talk less do more." Wendy menatap Jamal dengan intens. "Saya pegang omongan kamu. Saya anggap ini janji."
"Iya, Tante."
Kemudian ia menoleh pada Johnny. "Kalo kamu mau ngomong apa?"
"Kurang lebih hampir sama kayak dia. Tapi untuk ke tahap yang lebih serius, saya rasaㅡkayaknya gak bisa. Tante tau sendiri hubungan saya sama Alika gimana." Johnny menghela napas. "Kita beda." Ia tersenyum getir.
"Johnny, saya tau kamu sayang sama dia lebih dari sebatas teman. Tapi apa kamu mampu menghancurkan benteng yang begitu tinggi?" Wendy mengelus punggung lelaki itu. "Dengar, cinta memang tak harus memiliki. Namun kita tetep harus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi lain lagi dalam kasus kamu dan Vio. Kalian beda. Jelas perbedaan yang tak akan bisa ditembus."
"Jadi lebih baik stop disini daripada dilanjut dan malah membuat kedua belah pihak sakit hati?" Tante tau kalian saling suka. Tambah Wendy dalam hati.
Johnny menghela napas yang terdengar berat di telinga Jamal. Dari sini ia dapat menyimpulkan bahwa lelaki itu memiliki perasaan untuk Alika. Tapi entah bagaimana dengan gadis itu. Apakah ia juga memiliki perasaan yang sama?
****
Di ruangan VIP sebuah hotel mewah, lelaki itu sedang menunggu seseorang. Setelah pulang dari rumah Wendy tadi, ia bertekad untuk mengungkapkan semuanya secara langsung kepada gadis itu.
Ceklek
"Silahkan masuk."
"Makasih." Ia datang diantar oleh salah satu pelayan hotel.
"Hai, kak Johnny!" Sapanya seraya duduk dihadapan lelaki itu. "Tumben ngajak ketemuan kayak gini. Romantis lagi." Ujarnya seraya melihat sekitar ruangan yang sudah didekor sedemikian rupa.
Johnny tersenyum. Senyum yang tersimpan makna di dalamnya. "Makan dulu ayok, nanti baru gue ngomong."
"Hm, okay." Alika mengangguk kemudian menyantap hidangan yang telah tersaji. Tak henti-hentinya gadis itu memekik kegirangan dengan setiap makanan yang ia makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ideal Type || Jaerose ✔
Teen Fiction[ C o m p l e t e ] "Sesuai aplikasi ya, Mba?" Pertemuan Alika dengan Jamal si driver taksi online. Berawal dari ponsel tertinggal, hingga pengakuan gadis itu tentang hubungan mereka, membuat sang Mama mengira bahwa Alika dan Jamal menjalin hubung...