Happy reading!!!
Di meja itu, tinggal tersisa Jamal juga Alika. Keduanya hanya berbincang biasa.
"Kenapa Mas dipanggil Jamal? Padahal biasanya orang jaman sekarang tuh namanya lebih ke barat-baratan gitu. Bahkan aku aja kalo denger nama Jamal, kebayangnya tuh muka abang-abang atau orang desa."
Jamal terkekeh, "Pertanyaan macam apa ini? Cuma kamu doang loh yang nanya kenapa nama panggilan aku Jamal."
"Ya gapapa sih, aku cuma mau tau aja."
"Oke. Jadi, nama panjang aku tuh Javier Malik Adrian. Kalo disingkat, nama depannya jadi Jamal." Alika mengangguk-angguk.
"Kalo Mama manggil aku Jamal, sedangkan Papa manggil Malik. Tapi kalo orang-orang luar atau kantor biasanya manggil Javier."
"Oh, gitu ya."
"Kalo kamu sendiri? Nama panjangnya siapa?"
"Violetta Yasmine Alika. Kenapa nanya-nanya?"
"Gapapa, biar aku tau nama calon istriku nanti."
Gadis itu terdiam sebentar, kemudian memukul bahu lelaki itu pelan. "Gombal!"
"Hahahaㅡterus kenapa dipanggil Alika?"
"Panggilan dari Oma sih. Soalnya dari kecil aku sama Oma, karena Mami-Papi kerja."
Jamal manggut-manggut. "Kalo aku panggil sayang, boleh? Tapi nanti dimarahin Oma kamu gak karena main asal ganti nama panggilan buatannya?"
"Apa sih, Mas." Gadis itu sebenarnya salah tingkah, namun berpura-pura memasang wajah datar. Padahal dalam hati sudah tidak karuan.
"Kamu tuh asli orang mana?"
"Aku asli Jakarta sih. Cuma sempet tinggal di Kanada sebentar bareng Tante."
"Tante kamu orang Kanada?"
"Enggak juga, orang Indo sebenernya. Cuma pernah tinggal disana pas masih kuliah." Lelaki itu mengangguk.
"Kalo Mas sendiri gimana?"
"Aku sekeluarga asli Jakarta."
"Oohh, kirain blasteran." Blasteran surga maksudnya.
"Enggak kok." Jamal terkekeh. "Kamu tinggal sendiri? Soalnya keliatannya rumah kamu sepi."
"Iya, sendiri."
"Mau aku temenin?"
"Hah?"
"Bercanda kok," Lelaki itu cengengesan. "Papi masih ada kan? Kalian gak tinggal bareng?"
Alika menggeleng, "Semenjak Mami meninggal, aku udah misah untuk tinggal sendiri."
"Loh, kenapㅡ"
"Alika, Jamal! Sini, sayang!" Irene memanggil dari kejauhan.
"Kenapa, Ma?"
"Kenalin, ini Tante Jessica. Partner bisnis Mama yang baru."
"Halo, kamu Javier ya? Ganteng ih!"
"Salam kenal, Tante." Jessica dibuat gemas dengan senyum dimple milik Jamal.
"Jangan diembat, udah ada pawangnya!" Irene memperingati seraya menunjuk Alika yang berada di sebelah sang anak. "Nih, calonnya."
"Yahhh, padahal mau saya jodohin sama anak saya siㅡJENNI!" Gadis yang dipanggil pun menghampiri mereka.
"Apa sih Momㅡloh Alika? Mas cogan? Kok kalian disini?"
"Kak Jen? Lo disini juga?"
"Kalian udah saling kenal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ideal Type || Jaerose ✔
Teen Fiction[ C o m p l e t e ] "Sesuai aplikasi ya, Mba?" Pertemuan Alika dengan Jamal si driver taksi online. Berawal dari ponsel tertinggal, hingga pengakuan gadis itu tentang hubungan mereka, membuat sang Mama mengira bahwa Alika dan Jamal menjalin hubung...