01

896 100 32
                                    

Taufan bangun lebih awal dari pada kedua saudara nya, mata nya mengerjap pelan untuk menyesuaikan pandangan nya dengan cahaya.

Tapi kenapa tempat ini begitu asing? Ini bukan kamar nya, kamar ini begitu asing bagi nya.

Dengan segera Taufan membangunkan kedua saudara nya itu.

"Apa ada Taufan? Kau menganggu tidur ku." Ketus Halilintar yang baru saja bangun.

"Kita ada di mana?" Tanya Gempa yang sadar ini bukanlah kamar mereka.

"Bukan kah semalam kita berada di club?" Saut Taufan. Halilintar yang nampak tidak peduli mengangkat kedua bahu nya sebelum akhirnya kembali memilih untuk tertidur.

Taufan dan Gempa merasa heran sampai akhirnya pintu kamar yang mereka tempati terbuka, menunjukkan sosok pria tua yang nampak familiar.

"Kakek?" Ujar Taufan dan Gempa bersamaan.

"Haha, kalian akhirnya bangun juga." Ujar sang kakek dengan penuh semangat.

"Tunggu, ini rumah kakek?" Tanya Halilintar yang langsung saja bangun ketika mendengar suara sang kakek. Kali ini ia benar-benar peduli, apa ia terlalu banyan mengkonsumsi sabu-sabu sampai menjadi halusinasi seperti ini?

"Haissh semalam kalian di antar ke sini oleh asisten ayah kalian, kakek merasa kasian pada cucu-cucu kakek yang tidak bisa merawat diri nya sendiri." Balas sang kakek yang bernama Aba itu sambil mendekati ketiga cucu nya itu, ia langsung menarik selimut yang menutupi tubuh mereka agar ketiga pemuda itu berhenti tertidur.

"Bangun kalian harus mandi." Tukas sang kakek sambil menarik mereka agar turun dari kasur.

"Kakek, ini masih pagi."

"Pagi gundul mu? Ini sudah waktu nya kalian sholat dzuhur."

Taufan dan kedua saudara merasa bingung, sebenar nya apa yang terjadi?

"Kenapa masih diam? Kalian sudah meninggalkan sholat subuh, mandi untuk sholat dzuhur!"

Sholat dzuhur? Dugem sejenis apa itu?

-------

"HaliGem, apa sebenar nya yang terjadi?" Tanya Taufan pada kedua saudara nya itu, mereka tadi di paksa sholat tapi mereka bahkan tidak tau apa itu sholat. Mendengar itu membuat Aba memperbanyak istigfar dan malah menyuruh mereka untuk ke mesjid.

Dan saat sudah di luar mereka sadar akan sesuatu.

Apa itu masjid?

"Kakek sudah membuat bingung dengan menyuruh kita ke masjid, lalu kau menanyakan apa sebenar nya yang terjadi? Jangan menambah beban pikiran ku." Ketus Halilintar yang kini mengambil tempat duduk di sebuah bangku panjang di bawah pohon.

Kini ketiga nya duduk dengan pemikiran mereka masing-masing, seingat mereka, mereka berada di sebuah club dan mengkonsumsi sabu-sabu, lalu kenapa tiba-tiba saat bangun mereka sudah berada di rumah kakek mereka?

"Ngomong-ngomong, apa kita tidak berusaha mencari tau apa itu masjid?" Tanya Gempa yang membuat kedua saudara nya itu mengeluh. Nampak sangat tidak bersemangat. Gempa yang melihat itu berdecak kesal, ada baik nya ia pergi sendirian  ke masjid karena ia memang sangat penasaran apa yang nama nya masjid juga sholat. Berbeda dengan kedua kakak nya yang nampak bermalas-malasan serta memilih untuk berdiam diri memikirkan apa sebenar nya yang terjadi.

Tidak mereka sadar semalam sewaktu mereka tertidur pulas akibat sabu-sabu yang mereka konsumsi Amato langsung menyuruh Kaizo untuk membawa ketiga anak nya ke rumah Aba yang ada di pulau rintis.

"Hali, apa kau merasa lapar?" Tanya Taufan tapi tidak mendapat jawaban dari sang kakak, malah yang ia dengar adalah dengkuran halus dari kakak.

Ia tertidur.

"Apa isi otak nya hanya tidur?" Tanya Taufan pada diri nya sendiri, ia memilih untuk meninggalkan sang kakak sendiri di sana. Berharap ada tante-tante nakal yang akan menculik Halilintar.

Taufan yang merasa lapar memutuskan untuk mencari makanan, karena ia tidak membawa uang ia memutuskan untuk berjalan kaki ke rumah sang kakek.

"Kenapa kota ini sangat membosankan?" Gumam nya sambil melihat sekitaran, kota modern tetapi tidak memiliki tempat hiburan. Bahkan para wanita memakai pakaian yang sopan dan tidak terlalu terbuka seperti menggunakan jilbab. Ya memang di Kuala lumpur sering ia jumpai wanita berjilbab, tapi di sini rata-rata menggunakan jilbab bahkan sangat jarang ia temua perempuan tanpa kerudung.

Saat Taufan sampai ke rumah sang kakek dan ingin membuka pintu, ia melihat seorang gadis yang menggunakan jilbab dengan setelan warna pink yang lebih mendominan keluar dari rumah yang tepat berada di sebelah rumah Aba.

Untuk pertama kali nya Taufan terpana melihat seorang gadis, rasa debaran yang asing di dada nya muncul saat melihat gadis itu.

Terlalu lama menatap nya sampai ia tidak sadar gadis itu menuju ke rumah sang kakek.

"Assalamualaikum.." Ujar gadis itu tapi tidak ada balasan dari Taufan, melainkan pemuda itu terus menatap sang gadis yang kini berdiri di hadapan nya dengan jarak dua langkah orang dewasa.

"Assalamualaikum." Ucapnya lagi, tapi tidak ada ada jawaban, melihat itu sang gadis menjadi heran sampai pintu rumah itu terbuka menampak kan sosok Aba yang nampak bari selesai menjalankan sholat dzuhur.

"Waalaikumsalam.." Jawab Aba pada akhirnya, ia melihat ke arah Taufan yang kini masih saja terus menatap gadis itu.

"Kakek, ini ibu meninta ku untuk mengantar kan makanan." Ujar sang gadis yang membuat Taufan semakin lemah dengan ledakan di jantung nya.

Suara nya sangat memikat, senyuman yang membuat Taufan menjadi candu.  Taufan benar-benar terpana, ia merasa gadis ini berbeda dari gadis yang ia kencani atau ia temui sebelum nya.

"Kalian tidak perlu repot-repot begini, terimakasih sudah mengantarkan nya, dan sampaikan ucapan terimakasih ku pada ibu mu." Balas Aba sambil menerima keranjang itu. Gadis tersenyum lalu mengangguk.

"Sama-sama kek, kalau begitu aku pamit dulu, wassalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam"

Gadis itu lalu berpamitan, langkah anggun yang mempesona semakin menambah debaran pada diri Taufan, nata Taufan benar-benar mengikuti kemana langkah gadis itu pergi sampai gadis itu hilang dari penglihatan nya karena sudah memasuki rumah nya.

Aba yang melihat itu hanya terkekeh kecil.

"Itu nama nya cantik luar dan dalam." Ujar Aba yang membuat Taufan sadar.

"Dia tetangga kakek?" Tanya Taufan yang mendapat anggukan dari Aba.

Taufan tersenyum kecil.

"Suka?" Tanya Aba yang membuat Taufan gelagapan.

"Tadi dia memberikan apa pada kakek?" Tanya Taufan yang membuat Aba tertawa kecil.

"Sudah tau apa itu sholat dan masjid?"

Dan sial nya Taufan malah melupakan hal itu.

Tbc.

ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang