"Betapa allah menyayangi kita dan mencintai kita, tapi banyak manusia yang tidak menghargai rasa sayang dan cinta yang di berikan oleh allah."
Taufan yang sedang membersihkan kedai sang kakek menghentikan pergerakan nya ketiga layar tv yang menayang kan sebuah acara tausiah di salah satu stasiun tv. Kini pemuda itu malah terdiam dengan netra nya yang menatap layar tv serta telinga nya fokus ke ceramah sang ustad.
"Seperti apa contoh nya yang tidak menghargai itu? Memakai narkoba, minum-minuman keras. Di kasih amanah menjaga tubuh yang sehat saja tak mampu, malah di rusak dengan benda haram itu." Jelas sang ustad yang kini malah bukan hanya kuping dan mata Taufan yang tertarik, tapi hati Taufan yang juga ikut terketuk oleh ceramah sang ustad.
"Kenapa allah melarang yang enak-enak? Bukan allah melarang yang enak-enak tapi allah melarang kalian untuk menghancurkan diri kalian sendiri, melarang perbuatan yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain."
"Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh memberi bahaya (mudarat) kepada orang lain.' (HR Ahmad, Ibnu Majah). Bahaya mabuk narkoba, minuman keras bukan hanya kepada diri kita sendiri. Tetapi juga kepada orang lain. Contoh nya seperti, penjual narkoba, dia menghasut, menjebak orang lain agar candu memakai nya." Jelas Sang ustad
"Contoh bahaya lain nya, sudah berapa banyak kekerasan dan pelecehan yang terjadi akibat mabuk? Itu merugikan atau merugikan?" Tanya sang ustad pada jamaah yang hadir di acara tersebut.
Taufan langsung ingat sudah berapa wanita yang sudah ia cabuli bahkan sampai hamil serta ia paksa untuk menggugur kan nya, sekejam itu kah Taufan? Bahkan ia merasa iblis pun tidak sekejam itu.
"Hancur negri kita, hancur negara kita. Pemuda pemudi penerus bangsa sudah menjadi korban narkotika, miras dan banyak lain nya." Jelas sang ustad
"Mabuk, satu kata yang sangat banyak kerugian nya, bahkan bisa menjerumus kan kita ke dalam seks bebas, yang juga di haram kan lalu merugikan diri kita sendiri, merugikan orang lain. Apa akibat nya? Banyak di berita remaja yang melakukan aborsi, terkena penyakit kelamin yang menular."
Bahkan tanpa di sadari Taufan menitihkan air mata nya, apa orang yang hina dan kotor serta tidak menghargai sang pencipta seperti nya layak berharap mendapat cinta Yaya? Apa dia juga layak untuk menghadap yang maha kuasa? Sungguh, ia benar-benar malu kepada yang esa karena beribadah hanya karena untuk mendapatkan Yaya.
"Tahan nafsu kita, jika sudah terlanjur memakai maka berhenti. Niatkan hati dengan di awali mencari mesjid, berwudhu, lalu berdo'a mendapat pengampunan dari allah SWT."
"Ya allah layak kah ku mendapat taubat mu?"
Taufan menundukkan kepalan nya menangis penuh sesal.
Masih adakah waktu untuk nya mendapat ampun dari allah?
"Kak Taufan, kau kenapa? Ini ada yang deliv cake, kau harus antar ini tugas mu!" Teriak Gempa yang baru saja menerima sebuah pesanan dari pelanggan lewat sambungan telfon. Taufan yang sadar langsung mengangguk dan menghapus air mata nya.
"Baiklah."
---------
Taufan yang sedang di perjalanan pulang dari mengantar pesanan pelanggan berhenti di depan mesjid yang tidak jauh dari rumah sang kakek. Ia berdiri di depan mesjid menatap mesjid itu.
".....niatkan hati dengan di awali mencari mesjid, berwudhu, lalu berdo'a mendapat pengampunan dari allah SWT."
Taufan memegang dada nya saat mengingat perkataan ustad yang tadi ia lihat di tv, apa ini sudah waktu nya sholat? Lalu tidak lama Taufan melihat seorang pria nampak menyapu di mesjid itu. Maka Taufan langsung bergegas untuk mendekati pria itu.
"Assalamualaikum pak." Ucap Taufan yang terdengar canggung.
"Waalaikumsalam.." Pria yang memang seorang marbot itu menatap Taufan lama, dari penampilan Taufan nampak bukan seorang pemuda alim apalagi pemuda mesjid.
"Pak, boleh saya bantu bantu?" Ujar Taufan yang membuat pria itu menatap aneh Taufan.
Taufan tersenyum
"Aku cucu kakek Aba, aku ingin membantu bapak sambil menunggu adzan." Ujar Taufan yang membuat pria itu tersenyum canggung.
"Oh begitu boleh-boleh."
Astaga dia sudah berpikir buruk, memang benar kata orang, jangan menilai seseorang dari penampilan nya.
"Boleh, memang kebetulan akan adzan dzuhur." Ujar bapak itu yang nampak senang, ternyata masih ada pemuda yang peduli terhadap mesjid.
"Ah aku bantu ya?" Tanya Taufan yang nampak bingung sekaligus canggung.
"Bentang karpet, sebentar lagi akan masuk sholat dzuhur." Ujar bapak itu, Taufan langsung permisi memasuki mesjid untuk membentang karpet
Bapak itu tersenyum kearah Taufan lalu menggelengkan kepala nya, dia harus minta maaf pada Taufan karena sudah berprasangka buruk.
Tidak lama setelah itu Yaya datang bersama haji Yahya dan juga sang ibu, melihat itu si bapak tua itu berlari mendekati haji Yahya untuk menyalami pria itu.
"Assalamu'alaikum pak haji." Ucap nya sambil mencium tangan haji Yahya.
"Waalaikumsalam" Jawab haji Yahya
"Ini belum selesai nyapu? Untung aja kita ke sini, kalau gak mungkin udah dzuhur kamu belum selesai." Ujar haji Yahya yang memang seorang imam di mesjid ini.
"Maaf pak haji, tadi anak ku sakit. Tapi sudah ada yang membantu." Jelas bapak itu.
Haji Yahya nampak bingung, karena jarang sekali ada yang mau membantu secara sukarela di sini.
"Siapa? Tumben sekali."
"Ah itu dia pak haji, dia masih muda kata nya cucu kakek Aba." Jawab bapak itu lalu menunjuk ke arah Taufan yang sedang membentang karpet.
Otomatis Yaya bersama kedua orang tua nya melihat ke arah tunjuk di marbot, di sanalah mereka tahu siapa pemuda yang di maksud.
Tanpa di sadari Yaya nampak menggulung senyuman nya, sedangkan haji Yahya nampak tersenyum.
"Manusia tidak ada yang sempurna yah, tapi yang jauh dari ajaran agama bisa berubah menjadi baik secara perlahan. Bukan kah semua orang punya masa lalu?" Ucap Yaya tanpa sadar, kini haji Yahya menatap Yaya dengan lidah yang kelu, serta sang ibu menatap kedua nya dengan senyuman lembut.
Manusia tidak ada yang sempurna, yang jahat bisa berubah menjadi baik jika sudah mendapat hidayah. Karena itulah ada nya taubat di dunia ini.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅
FanfictionSeorang bujangan yang hidup bebas bertemu dengan gadis solehah dalam perasaan cinta. Boboboy Taufan bersama kedua saudara kembar nya, Boboiboy Halilintar dan Boboiboy Gempa harus di kirim ke pulau rintis oleh sang ayah--Amato karena mereka sangat s...