12

506 79 13
                                    

Ridha adalah mempercayai dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang menimpa kita baik suka maupun duka adalah yang terbaik menurut Allah.


Apa yang harus kita lakukan untuk mencapai ridho Allah kita harus bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam beramal


Kita harus ikhlas dalam mena'ati perintah Allah dengan menjalankan perintah-perintah Allah, seperti : melaksanakan sholat, menunaikan zakat serta jalan yang lurus artinya jauh dari kesyirikkan dan kesesatan.


Kita harus berpasrah kepada yang maha kuasa, setiap apa yang kita kerjakan di dunia selagi itu hal baik atas nama allah tanpa mengharapkan mendapat pujian dari orang lain.

Hal yang sangat sulit, tidak semua orang dapat melakukan ini.


Orang yang sudah mengaku dekat kepada allah saja belum tentu bisa menerapkan ini di kehidupan sehari-hari nya, apa lagi Taufan yang islam nya belum sempurna?


Berat, ini adalah hal yang sangat berat menurut nya.

"Allahuakbar."

Pukul 3 pagi, Taufan terbangun dan langsung berjalan menuju masjid. Sebelum adzan subuh di kumandangkan ia berniat untuk sholat hajat.

Ini sudah Taufan pelajari setelah sang kakek meminta Taufan untuk melakukan sholat hajat setelah ia berlutut di hadapan haji Yahya.

Ia nampak sangat khusyuk melakukan ibadah sholat, berbeda dengan sebelum nya ia harus bolak balik mencari di mana kiblat ataupun bagaimana bacaan nya.

"Assalamualaikum wr.wb."


"Assalamualaukum  wr.wb."

Sholat pun selesai di laksanakan, kini Taufan duduk bersimpuh dengan menadahkan kedua tangan nya untuk berdo'a kepada yang maha kuasa.

"Ya allah, engkau adalah maha yang berkuasa, maha suci, maha pengampun. Apa aku pantas menghadap mu setelah aku bermain di kolam yang layak di sebut kubangan? Aku malu pada mu yaallah.."



Mata Taufan mulai berkaca-kaca dengan suara yang bergetar terdengar seperti akan menangis.



"Ya allah, jika bukan kepada mu, kepada siapa lagi aku yang hina, pembuat maksiat ini memohon taubat dan ampunan. Kepada siapa lagi aku meminta dan memohon atas keridhoan mu."


Tanpa Taufan sadari, Haji Yahya yang baru saja selesai mengambil wudhu untuk melakukan sholat malam serta dzikir sambil menunggu waktu subuhan kini mematung di ambang pintu masjid mendengarkan setiap do'a yang terucap dari mulu Taufan.

Do'a yang membuat hati nya terketuk bahkan ia sangat ingin menangis sekuat mungkin dan memeluk Taufan, apa salah jika ia menganggap Taufan tidak pantas untuk putri nya?


"Ya allah, apa yang harus lakukan? Apa aku yang islam nya belum sempurna ini tidak pantas menjadi jodoh Yaya? Apa aku yang kotor ini tidak pantas mendapat restu dari haji Yahya? Jika memang benar, tolong kirimkan pria yang baik untuk Yaya, yang bisa menjaga Yaya atas nama mu yaallah."

Kelu, haji Yahya kini benar-benar tergamam mendengar setiap do'a yang kini keluar dari mulut Taufan, bukan lagi sekedar merasa ingin menangis. Tapi haji Yahya benar-benar sudah meneteskan air mata nya.

"Jika itu yang terbaik untuk Yaya, aku ikhlas yaallah, karena aku sadar apa yang selalu kami inginkan, tidak semua nya bisa kami miliki. Aku percaya jodoh atas izin mu, akan di pertemukan pula dengan cara mu sendiri."

"Tolong kabulkan hajat ku kali ini ya allah, Aamiin ya Rabbal Alamin.."

Taufan mengusapkan kedua telapak tangan nya ke wajah nya, kemudian ia menghapus air mata nya dan kemudian tertunduk sambil kembali ia menangis.

Jika Yaya memang bukan jodoh nya, ia berharap Yaya mendapatkan jodoh seperti yang di inginkan oleh haji Yahya.

"Taufan.."

Dengan terkejut, Taufan langsung membalikan tubuh nya dan melihat haji Yahya yang kini sedang duduk di belakang nya dalam keadaan menangis.

"Kamu.. Do'a mu terkabul.." Ujar haji Yahya dengan tangisan yang pecah.

"Maksud pak haji?"

Dengan cepat haji Yahya membawa Taufan kepelukan nya.

"Maafkan saya, karena selama ini saya buta. Allah sudah mengirim mu sebagai jodoh yang tepat untuk putri ku."

Taufan benar-benar mematung dalam pelukan haji Yahya.

"Maksud pak haji?"

"Saya restui kamu menjadi imam untuk putri ku, Yaya Yah."

---------

Hari ini adalah hari jum'at, Yaya masuk kuliah jam 1 siang jadi nya Yaya membantu sang ibu untuk menyiapkan sarapan. Tadi ia mendapat pesan dari tetangga depan rumah nya yang baru selesai sholat subuh berjamaah di mesjid, yang mengatakan haji Yahya meminta mereka untuk membuat sarapan lebih banyak dari biasa nya karena akan ada tamu penting yang akan datang.

Siapa tamu itu? Entahlah, yang penting haji Yahya mengatakan hal itu kepada tetangga nya.

"Memangnya siapa yang datang sih bu?" Tanya Totoitoy yang sejak tadi terus bertanya-tanya tanpa berniat untuk membantu sedikit pun, ia sudah memakai seragam lengkap, tapi ia nelim mau berangkat karena masih kepo dengan siapa tamu penting yang di maksud.

"Assalamualaikum.."

Suara haji Yahya terdengar dari arah pintu,  tapi yang mereka lihat haji Yahya datang sendirian.

"Sudah di bikin sarapan yang lebih banyak?" Tanya haji Yahya saat sampai di meja makan. Istrinya mengangguk sebagai jawaban.

"Tamu penting nya siapa yah?" Tanya ibu Yaya, haji Yahya tersenyum menatap Yaya.

"Orang yang akan jadi menantu ayah, imam Yaya." Jawab haji Yahya yang membuat Yaya tersentak menatap ayah nya bingung, siapa maksud nya? Ustad Amar?

"Siapa yah?" Tanya ibu Yaya yang melihat ke arah luar, dan saat yang bersamaan Taufan datang mengucap salam.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.."

Kini semua pandangan tertuju kearah pintu, menatap Taufan yang masuk dengan senyuman nya yang nampak canggung.

"Ini, ini dia yang akan menjadi imam sholat dan rumah tangga Yaya."






Tbc.

ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang