Si gadis berkerudung yang tidak Taufan ketahui siapa nama nya sudah benar-benar membuat Taufan benar-benar mabuk kepayang, bahkan ia baru bertemu gadis itu tadi siang, pertemuan singkat yang membuat Taufan lupa seketika dengan dunia gelap yang selalu menyesatkan nya.
Pertemuan pertama yang singkat namun senyuman nya selalu terbayang di benak Taufan, suara nya yang selalu terngiang-ngiang di telinga nya. Menambahkan debaran pada dada Taufan, apa ini yang di sebut jatuh cinta? Entahlah Taufan juga tidak mengerti, karena selama selama ini cinta nya tanpa rasa sayang atau juga hanya cinta sekedar nafsu belaka.
"Aku tau kau tidak punya kewarasan, tapi bisa singkirkan senyuman bodoh mu itu? Menjijikan sekali."
Jangan tanya itu siapa, kakek Aba ataupun Gempa tidak memiliki mulut yang sepertu itu, jika kalian menebak dia adalah Halilintar, maka kalian mendapat nilai 100.
"Ck, kau ini iri saja kan? Senyuman ku yang selalu menghiasi wajah tampan ku ini selalu berhasil memikat gadis mana pun." Saut Taufan lalu memberikan kedipan sebelah mata nya genit ke arah Halilintar yang membuat pria dengan iris merah delima itu merasa geli seketika.
"Menjijikkan sekali." Gerutu Halilintar lalu meninggalkan Taufan sendirian yang sedang duduk di teras rumah nya sambil memeluk rantang berwarna pink milik gadis yang mengantar makanan tadi. Berharap gadis itu datang lagi lalu ia yang akan memberikan nya pada gadis itu sekaligus mengajak nya berkenalan.
Atau ia antar saja ke rumah sang gadis? Toh rumah mereka bersebelahan. Kakeknya juga sedang tidak ada karena pergi ke mesjid kata nya untuk sholat berjamaah. Itu yang kakek Aba katakan, apa itu Taufan sendiri tidak tahu menahu.
Sebelum Taufan benar-benar pergi ke rumah gadis itu, ia melihat-lihat ke arah dalam rumah sang kakek untuk memastikan bahwa kedua saudara nya tidak akan rempong, setelah memastikan ke adaan aman, Taufan langsung saja menggerakkan kaki nya untuk melangkah ke rumah sang gadis.
Ctang
Ctang
Ctang"Permisi.."
Di depan pagar rumah itu, Taufan langsung saja mengetuk pagar rumah sang gadis. Tidak lama, pintu rumah gadis yang nampak sederhana itu terbuka, menampakkan sang gadis berhijab keluar dari rumah. Ia menatap Taufan tanpa senyuman malah menatap Taufan dengan penuh kebingungan.
Wajah cantik dan sempurna itu kembali membuat detak jantung Taufan berpacu dengan suara jam yang berdetik.
Tanpa mengatakan apapun, Taufan mengangkat rantang yang ia bawa sambil menunjuk nya, paham dengan apa yang di maksud Taufan, gadis itu langsung mendekati Taufan untuk mengambil rantang itu.
"Terimakasih, masakan nya enak. Kamu juga cantik." Puji Taufan yang mendapat reaksi berbeda dari gadis itu, ia nampak terkejut dan menatap Taufan tajam, memang nya apa yang salah? Biasa nya gadis yang ia temui akan suka jika di rayu oleh Taufan. Taufan langsung saja memudarkan senyuman nya sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
Kenapa rasa nya jadi canggung begini?
"Ekhmm!"
Taufan terlonjak kaget saat tiba-tiba saja mendengar suara deheman aneh yang ia dengar dari arah belakang nya, ia langsung menoleh ke belakang dan melihat seorang pria dengan peci berwarna putih serta baju koko yang nampak rapi namun aneh di mata Taufan.
Siapa pria tua ini?
"Selamat malam paman." Sapa Taufan dengan cengiran bodoh nya.
"Ada apa?" Tanya pria itu, lalu menatap tajam pada anak gadis nya agar ia segera masuk ke dalam rumah, gadis itu nampak patuh terbukti ia menurut saja untuk masuk ke rumah.
Sedangkan mata Taufan tidak bisa berhenti menatap sang gadis dari belakang.
"Bukan mahram mu." Ujar paman tadi yang membuat Taufan sadar, kenapa pria ini menggunakan bahasa yang tidak bisa ia mengerti?
"Mahram itu apa?" Tanya Taufan dengan watados nya.
"Kamu bukan suami ataupun keluarga anak saya, itu arti nya kamu bukan mahram." Tegas sang paman dengan tegas, Taufan hanya mengangguk-ngangguk tanda mengerti maksud paman ini, kenapa tidak langsung sebutkan saja?
Tapi tunggu, tadi dia bilang apa? Anak nya? Astaga calon mertua! Dengan cepat Taufan langsung menjauhkan diri nya dari pagar karena merasa sudah menghalangi si calon mertua untuk membuka gembok pagar.
"Nyadar juga kamu." Ujar si calon mertua dan langsung saja membuka gembok pagar. Taufan nampak melongo begitu melihat nya, masih jam berapa ini? Sudah di pagar saja rumah nya.
"Paman.." Panggil Taufan saat pria tua itu kembali menutup pagar nya.
Pria itu tidak menjawab tapi hanya menatap Taufan seakan bertanya "ada apa?"
"Paman ayah gadis tadi kan?" Tanya Taufan memastikan.
"Iya, kenapa memangnya?"
"Paman bilang, saya bukan mahram anak paman, jadi kalau begitu saya ingin menjadikan anak paman istri saya." Ujar Taufan percaya diri, sedangkan ayah gadis itu nampak terkejut dengan perkataan Taufan.
Dari cara bicara dan penampilan terlihat jelas ia bukan pria yang baik-baik, di tambah lagi di lihat dari wajah anak ini tidak pernah terkana air wudhu yang arti nya ia tidak pernah sholat.
"Kamu mau menikahi anak saya?" Tanya pria itu yang di jawab dengan anggukan mantap dari Taufan.
"Kalau begitu, di awali mencari mesjid, ambil wudhu dan berdo'a agar allah ngasih petunjuk yang terbaik untuk hidup mu. Assalamualaikum."
Setelah berkata seperti itu, Taufan hanya diam.
Mesjid lagi? Kenapa semua nya harus mesjid? Ada apa dengan mesjid ini sebenar nya?
Sedang kan Yaya memperhatikan ayah nya yang sedang bicara dengan pemuda yang tidak ia kenal itu, melihat dari sorot mata sang ayah dapat tidak ia tebak bahwa sang ayah tidak menyukai pemuda itu.
"Paman, jika itu bisa membuat ku menikahi putri paman, akan aku usahakan." Teriak sang pemuda saat ayah nya berbalik untuk memasuki rumah.
Kemudian Yaya langsung menjauh dari pintu karena tidak mau ayah nya tau bahwa ia sudah memperhatikan sedari tadi.
Melihat tatapan ayah nya yang menolak Taufan, terbesit rasa kecewa dan tidak suka pada hati Yaya.
"Yaallah, perasaan apa ini?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅
FanfictionSeorang bujangan yang hidup bebas bertemu dengan gadis solehah dalam perasaan cinta. Boboboy Taufan bersama kedua saudara kembar nya, Boboiboy Halilintar dan Boboiboy Gempa harus di kirim ke pulau rintis oleh sang ayah--Amato karena mereka sangat s...