11

515 71 4
                                    

"Jika kamu merasa aku pantas, maka aku mohon dengan sangat. Ku titipkan nama ku di dalam do'a kepada tuhan agar aku menjadi suratan takdir mu."

Yaya terdiam mendengar setiap kata yang  keluar dari mulut Taufan. Kenapa tiba-tiba saja ia menanyakan hal itu?

Taufan tersenyum kecil melihat Yaya yang hanya terdiam, dan dengan cepat Yaya mengalihkan pandangan nya ke arah lain karena sadar ia sudah menatap pria yang bukan mahram nya terlalu lama.



Kemudian Taufan menyajikan dua cup minuman coklat dingin kepada Yaya dan Totoitoy.

"Tidak perlu kalian bayar." Ujar Taufan dengan senyuman kecil nya.

"Aku yang akan mentraktir kalian." Lanjut nya, tapi seperti nya Totoitoy tidak setuju dengan hal itu.

"Kakak kapan kapan saja traktir nya, kali ini aku mau traktir kak Yaya. Jad aku yang bayar." Jelas Totoitoy yang membuat Taufan mengangguk.

"Dalam rangka apa?" Tanya Taufan penasaran.


"Aku dapat nilai seratus karena bimbingan belajar dari kak Yaya.." Jawab Totoitoy bangga.


"Pintar sekali." Puji Taufan sambil ia mengacak poni Totoitoy. Melihat interaksi Taufan dan juga Totoitoy membuat Yaya merasa senang. Ia sangat suka dengan pemandangan ini, Taufan tidak seburuk itu, Yaya yakin dengan itu.



Dan masalah soal pantas tidak nya Taufan menjadi imam nya, itu ia serahkan saja kepada allah, karena Yaya tidak dapat menilai orang lain lebih dalam lagi.


Tapi satu hal yang Yaya tau, tidak ada manusia yang sempurna, tidak terkecuali diri nya sendiri. Yaya hanya manusia biasa, bukan hal aneh jika ia jatuh cinta terhadap Taufan. Karena setiap manusia mempunya kelebihan juga kekurangan.

"Assalamu'alaikum.."

"Waalaikumsalam.."

Yaya, Taufan dan Totoitoy menoleh ke asal suara, ternyata itu adalah haji Yahya yang nampak kesal berjalan mendekat kearah mereka, sadar dengan itu langsung saja Yaya turun dari kursi nya agar ia menjauh dari Taufan.

Bahkan Totoitoy dan Taufan tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ngapain di sini?" Tanya haji Yahya yang nampak tidak suka, ia menatap Yaya meminta penjelasan.

"Beli minuman ayah." Jawab Yaya sambil menunjukkan minuman es coklat milik nya.

"Sudah dapatkan? Kenapa tidak langsung pulang?" Tanya haji Yahya yang masih terdengar ketus juga tidak suka.

"Kalian belum mahram, nanti jadi fitnah, di tuduh melakukan yang tidak-tidak." Ujar haji Yahya, sebenar nya Taufan tidak tau apa itu fitnah, tapi mendengar kata tuduhan Taufan tau maksud haji Yahya.


"Maaf pak haji, ini di tempat terbuka. Dan ada banyak orang." Sahut Taufan untuk membela diri, ia juga tidak mau malah Yaya nanti yang di marahin padahal jelas-jelas mereka tidak melakukan maksiat.


"Anak muda, belum banyak yang kamu ketahui.." Ujar haji Yahya yang kini beralih menatap Taufan.

"Maaf pak haji, saya memang tidak tahu banyak, karena saya masih belajar. Tapi bukankah berprasangka buruk terhadap sesuatu yang belum tentu kebenaran nya itu juga berdosa?" Tanya Taufan, memang terkesan menggurui, tapi ia hanya tidak ingin Yaya di marahi oleh haji Yahya karena hal ini.



"Saya tidak menuduh, hanya mencegah."

"Aku tidak melakukan apapun pada Yaya, bahkan untuk menatap nya saja saya sungkan." Ujar Taufan, kemudian ia mengusap kepala Totoitoy lembut.

Haji Yahya tersenyum sinis.

"Ke anak saya belum, tapi ke wanita lain sering kan?" Tanya haji Yahya yang membuat Taufan mematung seketika, kini bahkan Yaya dan Totoitoy menatap Taufan yang malah terdiam dengan kepala tertunduk.


"Jadi itu benar?" Tanya haji Yahya, tapi Taufan tidak menjawab malah mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Ayah, tidak ada manusia yang sempurna, tidak terkecuali Aya."

Kini Yaya yang mengeluarkan suara, tidak ia tidak membela Taufan. Tapi, setiap manusia punya masa lalu dan setiap manusia juga berhak mendapat ampun untuk bertaubat yang sebenar-benar taubat.


"Pak haji, aku memang pendosa, aku bahkan merasa tidak layak untuk meminta pertolongan kepada tuhan." Ujar Taufan yang kini berani untuk membuka suara nya. Kini mereka menjadi pusat perhatian semua yang ada di kedai itu.


"Pak haji, apa aku terlalu kotor untuk Yaya? Apa tidak ada kesempatan untuk ku bersujud kepada allah meminta pengampunan?" Tanya Taufan dengan kini mata yang berkaca-kaca, Taufan kini berjalan agar bisa berhadapan langsung dengan haji Yahya, tanpa di duga pemuda itu kini malah berlutut di hadapan haji Yahya.


"Sosok pemuda hina dan kotor itu tidak malu mencintai sosok gadis sesempurna Yaya.."


"Sosok pemuda yang jauh dari allah yang menciptakan nya ini tidak sadar diri ingin bergandengan dengan sosok seindah Yaya."


"Sosok pemuda bodoh ini tidak tahu diri berharap menjadi imam untuk yaya.."

"Pak haji, aku mohon dengan sangat, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, atas nama allah aku mencintai Yaya."



Keadaan menjadi hening, semua orang kini begitu tertarik untuk menyimak kisah percintaan yang menurut mereka sangat dramatis. Bahkan kakek Aba yang baru sampai ikut tertegun melihat Taufan yang kini berlutut di hadapan haji Yahya.

Haji Yahya yang merasa tidak nyaman menjadi pusat perhatian langsung saja memegang bahu Taufan dan membantu pemuda itu untuk berdiri.

Yaya? Bahkan gadis itu tanpa sadar menitikkan air mata.


"Jika allah mengizinkan, kita berjodoh dengan cara." Batin gadis itu yang kini hanya tertunduk.


"Anak muda, dengan bismillah engkau mengucap cinta kepada putri ku atas nama allah.." Ujar haji Yahya.

"..dan apa kau sudah mendapat ridho allah?" Tanya haji Yahya yang membuat Taufan menjadi bergeming.


"Jika sudah mendapat ridho allah, maka semua nya akan mencintai mu." Haji Yahya menepuk pundak Taufan seakan memberikan ketenangan pada pemuda itu.


Haji Yahya kemudian menunjuk kearah dada Taufan.

"Aku bukan mencari orang yang sempurna untuk Yaya, tetapi niat nya mendekati Yaya, niat nya beribadah, niat nya berubah untuk menjadi baik." Ujar Haji Yahya.

"Jika niat di dalam hati untuk sesuatu selain sang pencipta akan terasa sulit, tapi jika niat di hati untuk mendapat ridho allah. Maka semua akan terasa mudah kamu jalani."

"Aku tanya, niat mu beribadah untuk siapa?" Tanya haji Yahya yang membuat Taufan kelu. Niat nya beribadah untuk siapa? Bahkan Taufan masih mempertanyakan hal yang sama.

"Aku mencari imam untuk Yaya yang bukan semata-mata hanya mencintai Yaya, karena imam yang baik juga harus mencintai allah." Lanjut haji Yahya, kemudian ia mengajak Yaya serta Totoitoy untuk pulang tidak lupa ia ucapkan salam.

Sedangkan Taufan? Ia tidak mampu berkata-kata karena bahkan ia sendiri tidak mampu menjawab.

Apa dia sudah menjadi muslim yang mencari ridho allah? Atau hanya semata karena sedang jatuh cinta?



Tbc.

ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang