08

483 78 13
                                    

Cinta itu anugrah, dan cinta juga bisa di sebut sebagai cobaan. Karena di situlah kita harus memilih mana yang harus di ikuti.

Sebagai seorang ayah, Haji Yahya yang juga manusia biasa juga merasakan hal yang sama.

Jatuh cinta.

Dan saat ini, ia melihat Taufan sebagai diri nya yang jatuh cinta saat muda, walaupun cara nya berbeda. Dan karena itulah Yahya benar-benar tidak mengusir Taufan. Setidak nya haji Yahya memberikan kesempatan untuk seorang pemuda yang jauh dari sang pencipta untuk berjuang, dengan itu juga Haji Yahya berharap pemuda bodoh yang ingin menikahi putri nya itu menjadi lebih dekat dengan allah.

"Ayah, aku berangkat kuliah dulu." Pamit Yaya pada sang ayah yang duduk di teras rumah nya membaca kitab yang menjadi pengisi waktu kosong nya.

"Anak ayah, hati-hati di jalan." Ujar Haji Yahya dengan senyuman nya.

Yaya mengangguk.

"Iya yah, assalamu'alaikum."

Yaya menyalami tangan sang ayah

"Waalaikumsalam.."

Jawab haji Yahya lalu tersenyum memperhatikan anak nya yang berangkat kuliah itu, anak gadis nya yang sudah ia dan sang istri rawat dengan penuh kasih sayang.

"Ayaaah Totoitoy berang kat dulu, assalamualaikum!"

Berbeda dengan cara Yaya mengucapkan salam, adik nya malah sambil berjalan bahkan tidak menyalami tangan sang ayah.

"Waalaikumsalam. Eh gak salamin ayah?" Teriak Haji Yahya yang kini sudah berdiri, tapi anak nya hanya melambaikan tangan sambil berkata 'bye' pada nya.

Untung haji Yahya orang yang sabar, sabar sesabar sabar nya.

-------

"Jadi gimana?" Tanya Ying saat mereka baru saja memasuki pekarangan universitas tempat mereka kuliah, mendapat pertanyaan itu Yaya menatap heran pada sang sahabat.

"Gimana apa nya?" Tanya Yaya bingung, Ying tertawa pelan melihat respon dari Yaya. Gadis ini memang senang menggoda Yaya, terlebih ia tau  sahabat nya ini jatuh cinta juga akhirnya.

"Masalah ayah mu, apa dia tau tentang mu yang jatuh cinta?" Tanya Ying yang di angguki serta senyuman dari Yaya.

Sebenar nya Ying penasaran, pemuda seperti apa yang telah berhasil merebut hati Yaya? Pasti pemuda alim tentu nya.

"Gila, aku kira kamu bakal di jodohin." Lanjut nya, saat ini kedua nya duduk di sebuah bangku yang ada di depan gedung fakultas mereka, masih ada waktu beberapa menit untuk kelas di mulai.

Jodoh? Yaya terdiam, sudah jelas ayah nya tidak menyukai pemuda bodoh yang tidak punya sopan santun, pemuda yang mengirimi nya bunga tempo hari. Sudah jelas juga sang ayah malah ingin mengenalkan nya dengan pria lain yang memang berpendidikan agama yang tinggi.

Tapi, tidak ada manusia yang sempurna kan? Yang di kenal baik seperti Yaya bisa saja menjadi buruk, yang di kenal tidak baik seperti pemuda yang tidak punya sopan santun itu bisa jadi bisa menjadi manusia yang mulia di mata allah.

Manusia tidak bisa mengukur bagaimana baik dan buruk nya hati seseorang.

Dan semua orang pasti akan ada masa lalu dan masa depan. Di masa lalu memang ia buruk, tapi di masa depan mungkin bisa menjadi lebih baik dari pada orang yang sudah di anggap baik.

"Udah hampir masuk, ayo ke kelas." Ujar Yaya yang ingin mengalihkan pembicaraan, Ying ingin protes tapi yang di katakan teman nya itu benar.

--------


Taufan saat ini duduk di bawah pohon yang ada di dekat kedai kakek nya, ia sudah mendapat kabar bahwa ia akan kembali kuliah. Lalu bagaimana dengan belajar ilmu agama nya?

Itulah yang membuat Taufan nampak galau saat ini, apa ia bisa belajar banyak hal di dalam waktu yang bersamaan. Tapi sesuai yang kakek nya katakan, itu tergantung niat di dalam hati Taufan.

"Sebenar nya, ini semua salah ayah." Ujar Halilintar yang turut bergabung duduk bersama Taufan di bawah pohon, ia tau apa yang di pikirkan sang adik sampai nampak sangat kacau seperti ini.

"Dia selalu sibuk dengan pekerjaan, sampai ia lupa mengajari kita hal yang paling pening dalam hidup setiap makhluk yang ada di bumi ini." Ujar Halilintar yang.

Taufan tersenyum kecil.

"Sudah tidak ada yang di sesali, sekarang allah sudah memberikan kita peta kehidupan lewat seseorang." Ujar Taufan yang membuat Halilintar menatap nya bingung.

"Lewat seseorang?"

Tanya nya, Taufan tersenyum tipis menatap langit yang cerah.

"Seseorang yang membuat ku sadar arti hidup yang sesungguh nya. Seseorang yang membuat ku sadar bahwa betapa hina nya kehidupan yang ku jalani selama ini, seseorang yang membuat ku bertemu dengan seorang pria tua yang memberikan ku peta kehidupan di jalan yang baik." Jelas Taufan, tapi bukan nya mengerti Halilintar nampak semakin bingung.

"Gadis berkerudung, gadis yang membuat ku jatuh cinta." Lanjut nya.

"Tunggu, maksud mu kau belajar agama karena gadis itu?" Tanya Halilintar yang di angguki oleh Taufan.

"Awal nya memang karena gadis itu, tapi makin ke sini aku makin sadar. Bahwa betapa penting nya kita untuk mendekatkan diri pada allah."

Satu hal yang Taufan peroleh saat bertemu dengan Yaya, ia bertemu dengan Haji Yahya yang sudah mendorong nya ke dalam kebaikan dan kebenaran.

Haji Yahya, entah itu hanya alasan untuk menolak atau benar-benar ingin Taufan menjadi lebih baik agar bisa menjadi menantu nya. Yang pasti, karena petunjuk dari haji Yahya membuat hati Taufan terketuk untuk menjadi orang baik dan beriman.

Halilintar kemudian terkikik geli saat ia sadar akan sesuatu.

"Tidak ku sangka, pria jahil bisa mencintai gadis yang jauh dari kehidupan nya."


Tbc.

ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang