14

509 82 12
                                    

Banyak orang yang mempermasalah kan menikah di usia muda, tapi sebenar nya itu bukan permasalahan utama, bahkan di dalam agama islam seorang pasangan yang sudah akil baligh sudah harus di nikahkan.

Lantas, apa pernikahan muda akan langgeng?

Jawaban nya mudah, langgeng tidak nya pernikahan itu tergantung sampai mana umur jodoh nya seseorang dengan pasangan, itu jika jawaban yang akan di berikan oleh orang dengan pemikiran yang hanya berpasrah pada yang maha kuasa.


Tapi, jika ingin jawaban dari orang yang bijak dan islami, panjang nya umur pernikahan itu tidak memandang karena ia nikah muda atau nikah tua, tidak memandang nikah karena di jodohkan atau nikah karena sama-sama mau. Tapi, itu tergantung bagaimana mental yang menjali pernikahan itu sendiri. Bagaimana ukur dewasa nya pola pikir orang tersebut.

Bukti nya banyak pernikahan bahkan di usia matang pun tidak harmonis, banyak juga pasangan nikah muda dengan rumah tangga nya yang harmonis sampai maut memisahkan.


Dan banyak juga orang yang menikah atas dasar cinta berakhir perceraian, menikah karena perjodohan kekal selama nya.


Dua jawaban berbeda tapi dengan maksud yang sama saja.






Dan haji Yahya setuju dengan kedua pendapat itu.




"Jika orang tua Taufan tidak setuju, bagaimana yah?" Tanya Yaya pada haji Yahya yang saat ini meminum kopi nya. Mendengar itu haji Yahya tersenyum.

"Yaya, kita hanya bisa berserah kepada allah, sekeras apapun orang tua Taufan menolah, jika kalian sudah  menjadi takdir untuk berjodoh maka itu tidak akan berpengaruh, tapi sebesar apapun orang tua Taufan menerima mu, tapi tidak ada izin berjodoh dari allah, maka kalian tidak akan bersama." Jelas Haji Yahya yang membuat Yaya tersenyum tipis.

Jujur, ia sangat bersyukur menjadi putri seorang haji Yahya, ada banyak ajaran dan ilmu yang ia dapat.



"Jika aku menikah dengan bang Taufan, apa ayah mengizinkan aku ikut dengan nya?" Tanya Yaya lagi, namun haji Yahya nampak tergamam, tapi kemudian haji Yahya nampak tersenyum.


"Ketahuilah, istri yang baik bisa mengikuti suami nya kemanapun sang suami pergi selagi itu baik."

Haji Yahya menyimpan buku yang tadi ia baca kemudian memegang tangan putri nya itu.


"Setelah mengucap ijab qobul, dan terdengar kara SAH! Maka, saat itu tanggung jawab mu bukan berada di ayah lagi, surga mu bukan lagi di telapak kaki ibu mu, semua nya sudah berpindah ke suami mu." Jelas Haji Yahya yang membuat mata Yaya berkaca-kaca. Memang belum jelas Yaya akan menikah atau tidak dengan Taufan, tapi yang jelas cepat atau lambat apa yang di ucapkan ayah nya itu akan terjadi suatu saat nanti.



Salah satu hal yang berat tapi juga suatu yang membahagiakan yang harus di lakukan oleh orang tua adalah saat putri mereka akan menikah, karena saat itulah anak yang mereka timang saat bayi, anak yang mereka besarkan penuh kasih sayang dan kehangatan kini sudah berpindah ke tangan orang lain.


.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Ayah, bagaimana?"

Sementara itu, Taufan sudah menceritakan hajat nya yang ingin melamar Yaya pada Amato di sebuah panggilan kini dengan penuh debaran menunggu jawaban sang ayah sejak tadi hanya diam mendengar penjelasan dari Taufan.



"Ayah?" Panggil Taufan lagi kemudian ia mendapat helaan nafas dari Amato.


"Ayah senang kamu sudah menjadi lebih baik, tapi Taufan, menikah bukan hal yang mudah." Jelas Amato yang terdengar tidak rela di sebrang sana.


"Kamu anak yang cerdas, jika sudah menikah kamu sudah harus berkerja, bukankah itu sia-sia? Kamu tidak lagi bisa melanjutkan study S2 mu." Jelas Amato lagi. Sudut Taufan sedikit terangkat, ia sudah memperkirakan pernyataan dari sang ayah nya.



"Ayah, aku sudah tau, aku juga sudah mencari tau apa tanggung jawab seorang suami dan istri dalam rumah tangga, memang itu nampak berat dan sulit.." Ujar Taufan dengan senyuman getir nya, bahkan ia merasa tidak yakin untuk melangkah lebih jauh bersama Yaya. Tapi melihat senyuman Yaya Taufan menjadi sadar, keraguan hanya akan merusak semua apa yang sudah di rencanakan.


"Bukankah jika kita sudah yakin jangan lagi menunda-nunda? Aku sudah memikirkan hal ini sejak hari kedua ku di pulau rintis. Ayah, dia gadis yang sudah memberikan ku peta petunjuk tujuan manusia hidup di duni ini. Dia juga yang membuat ku  perlahan sadar apa itu indahnya kerhidoan allah." Jelas Taufan yang membuat Amato yang kembali tertegun.




"....ayah, bukan kah tidak baik menunda-nunda? Mungkin ini sudah suratan takdir dari allah." Jelas Taufan.

"Tapi Taufan, dalam pernikahan pasti ada cobaan.."


"Setiap manusia yang hidup di dunia akan mendapat cobaan, yang menikah maupun tidak. Dan ujian dalam pernikahan insha Allah, akan bisa di lalui jika kedua nya saling mengerti dan mendo'a kan. Jika ayah khawatir, maka berkahilah kami dengan do'a mu. Aku sudah tidak mempunyai ibu lagi, jadi aku hanya berharap restu dan berkah dari do'a mu, ayah.."


Suara Taufan terdengar bergetar, bahkan Aba yang saat ini berdiri di belakang Taufan mengusap-ngusap punggung cucu nya itu. Tidak menyangka cucu nya bisa berubah menjadi seperti ini.



"Aku bisa menjalani sambil aku belajar, bukan kah ayah juga dulu begitu? Tidak ada yang langsung pintar, jika menunggu aku sudah pintar dan handal dalam mengurus serta memimpin rumah tangga tanpa melakukan nya langsung , entah kapan aku akan menikah." Ujar Taufan lagi.


"Dengan mengucap bismillah aku berniat untuk meminang Yaya Yah putri haji Yahya, dan untuk mengawali niat ku, ayah datang lah untuk melamar Yaya."

"...." Hening, tidak ada jawaban sepatah kata pun dari Amato, Taufan menganggukkan kepala nya. Dulu ia sudah berjuang untuk mendapat restu dari haji Yahya, lantas apa sekarang ia harus berjuang agar ayah nya memberi restu?


Atau sebenar nya allah tidak mengizinkan nya berjodoh dengan Yaya?



"Taufan.." Suara Amato terdengar serak seperti sehabis menangis.


"Maafkan ayah, ayah sudah lalai terhadap mu juga Halilintar dan Gempa." Ujar Amato di sebrang sana.


"Haji Yahya? Ayah kenal dia, dia orang baik bahkan ayah merasa malu untuk bertemu dengan nya karena ayah merasa gagal menjadi orang tua yang baik untuk kalian." Amato terdengar menarik nafas nya dalam kemudian ia hembuskan secara perlahan untuk melanjutkan rangkaian kata yang terbesit di hati nya.


"Jika allah mengizinkan, ayah akan datang ke sana, melamar Yaya untuk mu."







Tbc.


Hayo ada yang nungguin pernikahan Taufan sama Yaya gak nih? 👀






ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang