15

514 80 8
                                    

Menurut Halilintar, cinta itu tumbuh dalam waktu, semakin lama waktu yang berjalan saat mengenali lawan jenis akan timbul perasaan nyaman, entah itu nyaman sebagai pasangan, sebagi keluarga ataupun hanya sebatas teman.

Dan bagaimana bisa Taufan bisa ingin menikahi Yaya yang bahkan baru ia kenal dalam waktu kurang lebih satu bulan? Menurut Halilintar itu tidak masuk akal bahkan seperti kedua nya hanya sama-sama berada di dalam perasaan penasaran dengan rasa nyaman yang mereka miliki. Apa mereka tidak mau jalani pacaran saja dulu agar rasa penasaran mereka terjawab?

Halilintar berdiri dari duduk nya, ia membuka lemari Taufan untuk mengambil setelan baju juga celana untuk ia pakai.

Taufan sudah membuktikan cinta nya dengan belajar agama sehingga tanpa sadar sang adik mulai mendekatkan diri kepada Allah, bahkan ia dan Gempa juga sudah mulai sholat.

Dan saat ini ia ingin meyakinkan Yaya dengan cara menyamar menjadi Taufan.

Untuk itu, kemarin ia sudah mempersiapkan nya dengan membeli softlens berwarna sana dengan hazel mata yang sama dengan Taufan.

-------

"Kak Taufan, bukan kah kau tadi di kedai?" Tanta Gempa yang datang untuk menjemput stok coklat. Halilintar tidak menjawab, melainkan  ia mengangkat sudut bibir nya, bahkan Gempa tidak bisa mengenali nya. Ia mengacak rambut Gempa dan malah pergi begitu saja.

"Aneh sekali.." Gumam si bungsu sambil menggelengkan kepala nya.

Halilintar yang saat ini sudah berada tepat di depan pagar rumah Yaya ber'dehm pelan untuk bersiap menunjukkan kemampuan akting nya menjadi seorang Taufan.

"Assalamualaikum.." Teriak Halilintar dari luar gerbang.

"Waalaikumsalam.." Suara lembut seorang gadis terdengar dari dalam sana, tidak lama kemudian Yaya keluar dengan sebuah buku di dalam sana.

Halilintar tersenyum kearah Yaya dan membuka pintu pagar serta masuk begitu saja.

"Ayah sedang tidak ada bang." Ujar Yaya yang nampak tenang. Halilintar tersenyum.

"Tidak, aku ingin bicara dengan mu." Ujar Halilintar dan duduk begitu saja, sedangkan Yaya menggelengkan kepala nya.

"Aku buatkan teh dulu." Ujar Yaya yang saat ini menatap aneh pada orang yang ia ketahui dari penampilan nya saat ini adalah Taufan.

Halilintar tersenyum, senyum yang sangat mirip dengan Taufan. Tapi entah kenapa Yaya merasa ada yang beda, padahal menurut nya jelas-jelas ini adalah Taufan.

Yaya permisi untuk masuk ke dalam rumah nya, ia sempat menoleh kebelakang untuk melihat Taufan tapi kemudian ia menggelengkan kepala nya, entah hanya perasaan nya atau memang Taufan yang nampak berbeda.

--------

Gempa yang tadi di suruh Aba untuk mengambil stok coklat bubuk di rumah kini sudah kembali ke kedai, ia melihat Taufan yang sedang membersihkan meja sambil menyanyikan lagu metallica  dengan suara cempreng nya itu kini menatap heran pada sang kakak. Saat bertemu di rumah kakak nya itu nampak dingin, dan saat melewati rumah Yaya juga ia melihat Taufan sedang duduk di sana, tapi kenapa kakak nya ini tiba-tiba saja berada di kedai? Nampak senang bahkan ia menyanyikan lagu metal yang cocok untuk seorang yang sedang jatuh cinta.

Mengherankan sekali.

"Gempa, kau ini kenapa?" Tanya Aba yang baru selesai membuatkan pesanan, ia melihat kearah yang di tatap oleh Gempa. Di sana Taufan bernyanyi hal yang tidak Aba mengerti, yang jelas Taufan bernyanyi dengan penuh semangat sambil seakan-akan pria itu sedang bermain gita.

Tentu ini bukan hal aneh, jika Taufan mendadak seperti Halilintar baru itu aneh.

"Sejak kapan kak Taufan ada di sini?" Tanya Gempa yang sudah merasakan buli kuduk nya berdiri, merasa merinding seketika mengingat siapa yang ia temu, hantu jaman sekarang tidak tau waktu untuk menunjukkan wujud mereka.

ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang