16

698 86 18
                                    

Yaya bukan lah insan yang sempurna, ia juga insan yang bisa khalaf dan kalah sewaktu-waktu. Hati nya bisa juga terpecah belah karena jalan hati dan pikiran nya yang terpisah-pisah.

Pikiran nya adalah mencintai dan menerima lamaran seorang  berilmu agama lebih tinggi dari pada diri nya sendiri, karena ia ingin di bimbing oleh sang iman ke jalan allah.

Tapi, hati nya menginginkan hal lain, karena ia malah menginginkan seorang pria jahil yang jauh dari allah dan malah ia lah yang membimbing pria itu.

Hal itu menimbulkan keraguan pada diri nya sendiri, entah itu ingin mengikuti kata hati yang menginginkan Taufan bisa menjemput nya atau pikiran yang mengatakan ia harus menerima pilihan ayah nya yang tentu seorang dari keturunan bahkan calon imam yang baik untuk Yaya.

Tapi, di setiap do'a Yaya harus adil. Ia berdo'a kepada allah sang pemilik alam semesta berserta isi nya, berharap siapapun jodoh yang di kirimkan oleh allah adalah yang terbaik untuk diri nya sendiri.

Dan kini, ia duduk di tidak jauh seorang pria yang menjadi jawaban atas keraguan Yaya selama ini. Pria jahil yang bodoh tanpa rasa sopan santun langsung melamar nya di depan rumah.

Pria jauh dari agama yang membuat Yaya jatuh cinta.

Boboiboy Taufan.

Pria yang kini sudah duduk berhadapan dengan haji Yahya dengan perangkat berupa mas kawin di samping ayah nya terdapat penghulu dan juga ada Amato sebagai wali Taufan.

Pria itu nampak gemetar, bahkan ini mereka akan mengulang yang entah keberapa kali nya lagu untuk mengucapkan ijab kabul yang sejak tadi selalu gagal.

"Fan, tenang.. Coba minum dulu.." Amato yang berada di dekat Taufan memberikan segelas air agar putra nya itu minum air putih supata lebih relax, sementara Yaya nampak begitu gugup, untung saja masih ada sang bunda yang menenangkan.

Memang setelah Amato datang, mereka langsung membicarakan sial pernikahan, dalam waktu jarak 2 minggu setelah kedatangan Amato kini mereka sudah menikah. Semua persiapan di urus Amato sesuai yang di inginkan Yaya dan juga Taufan.

Memang terkesan mendadak dan cepat, tapi menurut haji Yahya ini adalah panggilan jodoh yang tidak baik untuk di tunda-tunda. Takut terjadi hal yang tidak di inginkan.

"Taufan, tenang ya.." Haji Yahya tersenyum menatap Taufan agar pemuda itu lebih tenang, dengan senyuman yang tampak gugup Taufan menganggukkan kepala nya dan kemudian kembali menjabat tangan Haji Yahya.

"Boboiboy Taufan.."

"Sa... Sayaa.."

Taufan menghela nafas nya kesal, kenapa ia menjadi gagap begini? Biasanya dia tidak gagap. Kenapa sekarang? Yang jelas ini lebih mendebarkan dari pada menunggu hasil ujian.

"Harus dalam sekali ucapan Taufan.." Amato yang sudah 1 jam duduk mendampingi Taufan sudah merasa sangat kelelahan.

Yaya yang melihat itu langsung meminta izin untuk mendekati sang mempelai pria, ia duduk di kursi kosong yang ada di samping Taufan.

"Harus tenang bang.." Ujar Yaya dengan lembut saat ia duduk di samping Taufan, ia memberikan senyuman lembut untuk menyemangati pria itu. Dan kemudian Taufan tersenyum sambil menganggukkan kepala nya.

Rasa nya sedikit lebih tenang.

"Baiklah, kita ulangi lagi ya?" Ujar pak penghulu yang juga sudah merasa pinggang nya sakit karena terlalu lama duduk di sini.

Taufan dan Haji Yahya kembali berjabat tangan untuk mengucapkan janji.

"Boboiboy Taufan!"

"Saya!"

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Boboiboy Taufan bin Amato dengan putri ku Yaya Yah bint Haji Yahya dengan maskawin berupa ung dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!"

"Saya terima nikah nya dengan Yaya Yah bint Haji Yahya dengan maskawin tersebut tunai."

"Bagaimana para saksi?"

"Sah!"

"Alhamdullillah.."

Wajah yang tadi sangat menegangkan serta mendebarkan kini langsung tersenyum lega. Setelah sekitar  1 jam lebih akhirnya ijab kabul ini selesai.

Siti yang yang berada di belakang mereka langsung menutup kepala Taufan dan Yaya dengan 1 selendang.

Proses terus berlanjut setelah membaca doa kini mereka memakai cincin.

Untuk pertama kali Taufan bersentuhan secara fisik dengan Yaya, Taufan menyematkan cincin pada Yaya kemudian Yaya bergantian Yaya yang memasangkan cincin pada Taufan yang kini mereka sudah sah menjadi suami istri.

Yaya langsung menyalami Taufan dan mengecup punggung tangan Taufan, Taufan juga langsung memberikan kecupan hangat dan penuh kasih sayang di kening Yaya.

Hari yang membahagiakan.

---------

Setelah acara pernikahan selesai, Taufan langsung mengajak Yaya ke rumah yang sudah di belikan oleh Amato di pulau rintis. Kata orang rejeki orang yang sudah menikah akan berlipat seperti nya memang sudah benar, karena bahkan Taufan seminggu sebelum menikah sudah mendapat panggilan kerja menjadi seorang management di sebuah pusat pembelanjaan besar di pulau rintis di tambah lagi hadiah rumah yang di berikan Amato.

Kini, tinggallah sepasang pengantin baru yang nampak sangat canggung di kamar mereka.

"Emmm Yaya.." Panggil Taufan, saat ini mereka duduk berdampingan di atas kasur kamar mereka yang sudah di tata layak nya pengantin baru mereka pada umum nya.

Kenapa Taufan sekarang menjadi gugup begini?

Inikan malam pertama, kenapa Taufan jadi seperti ini? Padahal sebelum nya ia sudah terbiasa bahkan main sosor tanpa izin.

"Iya?" Jawab Yaya yang sebenar nya malu, ya Taufan yang sudah sering saja gugup, bagaimana lagi Yaya yang pertama kali.

"Emm mau gelap atau terang?" Tanya Taufan asal, jujur ia tidak mau mau bicara apa. Bahkan kini tangan nya sudah di lutut Yaya mengusap lutut Yaya.

Entahlah kenapa Taufan bertanya seperti itu, tapi yang pasti pipi Yaya sekarang sudah memerah.

"Emmm aku.."

"Yaya, aku lebih suja yang terang. Betapa aku akan begitu memuja tubuh mu yang sangat indah.." Ujar Taufan yang semakin membuat Yaya merasa gugup.

"Bahkan melihat senyuman mu saja sudah membuat ku sangat berdebar, bagaimana yang lain.." Ujar Taufan dan entah sejak kapan Yaya kini sudah terbaring dan Taufan yang hampir menindih tubuh istri nya itu.

"Bang Taufan.." Ujar Yaya sambil menahan dada Taufan yang kini ingin mencium nya.

Lantas Taufan menatap Yaya dengan sayu.

"Kenapa Yaya? Kamu belum siap?"

"A--aku sedang datang bulan.."

Tbc.


ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang