10

509 79 10
                                    

Yaya kini tersenyum setelah melihat selembar kertas yang di berikan Totoitoy, bukan ini bukan surat dari Taufan. Melainkan hasil ulangan Totoitoy yang mendapat nilai seratus.

"Adik ku sangat hebat." Puji Yaya sambil ia mengusap rambut Totoitoy, anak itu tersenyum memamerkan deretan gigi nya yang nampak sangat rapi. Ia memang sering belajar dengan Yaya, karena mendapat bimbel dari Yaya nilai Totoitoy semakin tinggi. Di tambah lagi dengan otak nya yang memang sudah cerdas.

"Haha, bimbel dengan kakak memang terbaik." Puji Totoitoy sambil menunjukkan ibu jari nya pada Yaya, Yaya tersenyum lalu menggelengkan kepala nya.

"Kakak hanya membantu sedikit." Ujar Yaya yang memang merasa hanya sedikit menjelaskan bagian yang tidak di pahami oleh Totoitoy, Totoitoy tersenyum kemudian ia ingat akan sesuatu.

"Kakak, kakak benar-benar jatuh cinta sama kak Taufan?" Tanya Totoitoy sambil ia sedikit berbisik, saat ini mereka berada di dalam kamar Yaya sedangkan haji Yahya bersama sang ibu duduk di depan tv.

Takut sang ayah mendengar pembicaraan mereka.

"Memang nya kamu tau cinta itu apa?" Tanya Yaya yang malah merasa geli dengan pertanyaan sang adik.

"Cinta itu untuk nikah kan kak?" Balas Totoitoy lalu membuat Yaya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya, ada-ada saja.

Hemm tadi Totoitoy bilang siapa? Taufan?

"Taufan itu siapa?" Tanya Yaya yang memang belum mengetahui siapa nama pria yang ia sukai itu.

Totoitoy nampak heran, kakak nya tidak tahu siapa Taufan? Kata Taufan Yaya mencintai nya, tapi masa cinta tapi tidak mengenali nama nya?

"Taufan ini yang nitip surat sama bunga waktu itu kak." Jelas Totoitoy, Yaya hanya ber'oh' ria saja sambil menganggukkan kepala nya mengerti.

Kemudian ia tersenyum tipis.

Jadi nama nya Taufan...

"Kakak tidak tau nama nya? Jangan-jangan kakak juga tidak tahu kalau kak Taufan memiliki dua saudara kembar." Jelas Totoitoy yang kembali mencuri perhatian Yaya.

"Dia kembar?" Tanya Yaya, kemudian Totoitoy menceritakan bahwa mereka kembar tiga, Taufan adalah saudara kembar ke 2 di antara tiga kembar itu.

Lalu Yaya? Entahlah, ia juga tidak mengerti kenapa ia sangat ingin kenal dan tahu tentang pria yang sudah ia cintai secara tidak sadar.

Dan cerita dari Totoitoy membuat ia merasa senang, bahkan ia tidak hentinya tersenyum mendengar cerita dari Totoitoy, dari Tuafan yang belajar sholat hingga mengajari adik nya bermain skateboard karena memang mereka mempunyai hobby yang sama.

"Oh ya kak, karena nilai ku bagus karena bantuan kakak, aku ingin mentraktir kakak!" Seru Totoitoy yang nampak bersemangat, Yaya tersenyum sebelum membalas perkataan adik nya itu.

"Ya sudah, kamu ingin mentraktir apa untuk kakak?"

Mendengar respon baik dari Yaya, Totoitoy nampak sumringah, ia seperti merencanakan sesuatu.

"Minuman coklat kakek Aba!"

-------

Halilintar, Taufan dan Gempa kini sedang membantu Aba di kedai seperti biasa nya. Halilintar yang membersihkan meja, Gempa yang mengantarkan pesanan kaku Taufan yang menjadi waiter untuk mencatat pesanan para pelanggan.

"Assalamu'alaikum kakek Aba!" Teriak Totoitoy pada Aba yang sedang membuatkan minuman karena itu memang sudah menjadi tugas nya.

"Waalaikumsalam, Totoitoy, Yaya. Lama tidak bertemu dengan kalian." Balas Aba yang memberikan secangkir minuman coklat panas pada Gempa untuk di berikan pada pembeli. Di sana Yaya dan Gempa bertentang mata, Gempa memberikan senyuman tipis terhadap Yaya yang nampak bingung.

Mirip dengan Taufan, tapi iris nya berbeda. Bahkan Yaya tidak merasakan getaran apapun melihat pria itu, ia jadi ingat penjelasan Totoitoy, mungkin dia saudara kembar Taufan.

Kemudian Yaya melihat sekeliling, entah kenapa hati nya berharap melihat Taufan berada di sini.

Tapi ia malah tidak sengaja bertentangan mata dengan Halilintar, pria itu nampak dingin dengan tatapan tajam nya.

"Astagfirullah..." Batin Yaya yang sadar dengan tindakan nya, dan rasa kecewa terbesit di hati nya karena tidak dapat menemukan Taufan.

"Ya sudah, kalian duduk saja dulu." Ujar Aba mempersilahkan kedua orang itu duduk di kursi bar yang ada di kedai, kebetulan tempat itu sedang kosong. Dan jika di situ Aba dapat mengobrol dengan kedua orang yang sudah ia anggap cucu itu.

"Kakek, sudah istirahat."

Deg!


Suara ini..

Bahkan mendengar suara nya saja sudah membuat Yaya berdebar, entah lah, bahkan kedua saudara Taufan juga sama. Tapi Yaya dapat merasakan kehadiran Taufan dengan mendengar suara nya saja, di tambah lagi aroma parfum khas yang biasa Taufan kenakan.

Aba yang baru saja memasukan bubuk coklat ke gelas tersenyum menatap Taufan yang baru saja sampai.

"Sudah selesai sholat nya?" Tanya Aba yang di angguki oleh Taufan.

"Sekarang kakek mau sholat, kamu gantian. Buatkan Yaya dan Totoitoy minuman coklat dingin."

Deg!

Kini giliran jantung Taufan yang seakan berhenti berdetak, Taufan melihat Yaya yang kini sedang duduk dengan kepala yang tertunduk, astaga kenapa bisa tidak terduga seperti ini.

"Fan?"

Taufan sadar dari lamunan nya yang terus menatap Yaya, kemudian pemuda itu langsung mengambil alih posisi  sang kakek.

Sedangkan Totoitoy? Tentu saja ia tersenyum lebar karena rencana nya berhasil, ia hanya berencana Taufan dan Yaya bertemu sebentar, tapi malah menjadi lama, astaga ini sangat di luar dugaan.

Tapi Totoitoy merasa senang!

Sedangkan Taufan dan Yaya malah kelu, Yaya memang pemalu.

Tapi Taufan? Kenapa menjadi salah tingkah seperti ini? Entahlah, dia mendadak menjadi sungkan terhadap Yaya.

"Assalamualaikum, yaya.." Ucap Taufan setelah ia mempunyai sedikit keberanian.

"Waalaikumsalam.." Jawab Yaya yang masih tertunduk, Taufan tersenyum kemudian mempersiapkan minuman coklat yang di pesan oleh Yaya dan Totoitoy.

"Yaya.." Panggil Taufan yang sedang mempersiapkan minuman.

Yaya mengangkat kepala nya untuk menatap Taufan.

"Apa aku pantas menjadi imam mu?"


Tatapan mata Taufan dan Yaya kini terkunci, entahlah. Taufan yang tiba-tiba saja bertanya seperti itu saat menatap mata Yaya, sedangkan Yaya merasakan debaran yang semakin kiat bahkan ia merasakan ada jutaan kupu-kupu yang keluar dari dada nya.

Pantaskah Taufan menjadi imam nya?

"Jika kamu merasa aku pantas, maka aku mohon dengan sangat. Ku titipkan nama ku di dalam do'a kepada tuhan agar aku menjadi suratan takdir mu."






Tbc.

ELEMENTAL LOVE : TAUYA (HIJRAH) END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang