9. Farid?

10.3K 1.2K 39
                                    

Happy reading ♡

*

9. Farid?

"Kalau gitu, lo kayaknya emang harus mulai move on, Kai."

Aku menatap pantulan wajah Selly yang berdiri bersisian denganku di depan cermin toilet. "Gue nggak move on pun, nggak akan tertarik buat ngelakuin kesalahan yang sama kayak dulu."

Selly menaikkan kedua alis. "Tapi emangnya lo kuat kalau tiap hari dag dig dug ser tiap dapat perlakuan sweet nggak tahu kondisi dari Wisnu? Akan lebih bagus kalau jantung lo dilatih berdetak buat orang lain, mulai secepatnya."

Aku berdecak. "Terus?"

"Temen Mas Herman ada yang mukanya bisa saingan sama muka super ganteng Wisnu. Dia juga jomlo. Bisa, dong, gue atur entar kalian buat kenalan."

Ketua alisku terangkat. "Kayak gimana mukanya?"

"Keluar, yok. Gue ada fotonya di hp."

Aku mengikuti Selly keluar dari toilet dan kembali ke meja kami yang bersebelahan. Dia langsung menyalakan ponsel dan menunjukkan sebuah foto yang membuatku melongo takjub.

"Ganteng banget!"

"Siapa, Kai, yang ganteng?"

Aku menoleh spontan ke arah Mas Tio yang menatap penasaran dari balik meja. Aku meringis, merasa tadi terlalu keras bersuara.

"Ji Chang Wook, Mas." Aku menyengir.

"Ji ... siapa?"

"Artis Korea. Lo nggak bakal tahu."

Mas Tio memutar bola mata. "Dasar cewek!"

Aku tertawa, lalu kembali menatap ponsel Selly. "Emang mirip Ji Chang Wook, sih."

Selly mengangguk dan berbisik, "Gue atur kita berempat buat ketemuan entar."

Aku menghela napas dan balas berbisik,"Gue kagum sama mukanya, bukan berarti mau buat dijodohin gitu. Move on bukan soal muka, Sel."

Selly memiringkan bibir, ingin membalas tapi ponselnya keburu berbunyi. Telepon dari suaminya. Membiarkannya bertelepon, aku menyalakan komputer untuk melanjutkan pekerjaan. Menginput data-data yang kemarin diminta Wisnu.

"Hai, guys!"

Seruan itu membuatku mendongak, menemukan Mas Damar dan Wisnu yang baru saja masuk bersamaan.

"Gimana meetingnya?" Mas Tio langsung menodong pertanyaan itu.

"Menang, dong. Ya nggak, Nu?" Mas Damar mengajak Wisnu bertos.

"Weekend ini kita makan-makan buat merayakan," sambung Wisnu.

Semuanya bersorak senang. Aku ikut tersenyum, tapi langsung membuang pandangan ketika bertemu tatap dengan Wisnu. By the way, Wisnu dan Mas Damar memang baru saja mengikuti meeting besar untuk memenangkan tender besar berupa sebuah proyek perumahan. Meeting tadi untuk mengumumkan biro mana yang dipilih owner, setelah seminggu lalu mereka presentasi rancangan. Dan ya, aku ikut senang karena Mahameru berhasil mendapatkannya. Sepertinya pergantian leader tidak terlalu berpengaruh terhadap kami, karena cara memimpin Wisnu cukup mirip dengan Mas Krisna.

"Rajin amat, Kai," kata Mas Damar begitu duduk di mejanya.

Aku hanya menyeringai. "Emang biasanya gue rajin, kan?"

"Rajin nonton drakor, iya," sahut Mas Tio.

Aku merengut. "Biarin dong."

"Kalau mau lebih rajin, coba bikinin gue kopi, Kai."

Way Back To You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang