Siapa yang nunggu? Sengaja update malam biar pas, malam mingguan hihi
***
12. Stay Here, Please
Wisnu
I'm sorry. Tolong jangan resign
Itu pesan dari Wisnu pagi tadi, yang akhirnya membuatku berubah pikiran dan tetap berangkat kerja. Padahal niatku mau bolos hari ini. Bukan untuk resign, sih. Malah belum terpikirkan soal itu. Aku hanya ingin menghindar saja. Entahlah, mengingat pelukannya itu membuatku merasa campur aduk.
"Aneh nggak, sih, Kai?"
Selalu, aku langsung menceritakannya kepada Selly. Dan toilet adalah tempat paling aman untuk bercerita, selagi anak-anak Mahameru lain belum datang.
"Apanya?"
"Wisnu." Selesai mengecek lipstiknya, Selly menoleh ke arahku. "Ngelihat dia segini berusahanya buat bahas masa lalu ke elo, gue rasa emang itu penting deh."
"Penting atau emang niat mempermainkan gue?" balasku, skeptis.
"Logikanya aja, Kai. Kalau cuma niat main-main, nggak mungkin dia deketin lo secara terang-terangan."
"Terang-terangan?"
"Nggak usah sok bego." Selly menabok lenganku. "Anak-anak Mahameru nggak ada yang nggak paham cara Wisnu natap lo."
Mataku berkedip cepat. "Maksudnya?"
"Penuh pengharapan. Lo juga sadar itu, kan? Berhenti pura-pura nggak peka. Sebel gue lihatnya."
Bibirku tercebik. "Bukannya nggak peka. Tapi gue lagi berusaha membentengi hati gue yang rapuh ini. Masa nggak ngerti sih, Sel?"
Selly memutar bola mata. "Lebay."
"Lagian," aku terdiam sejenak, memandangi pantulan wajah di cermin. "dia udah punya Dian. Lo lupa?"
"Gimana kalau ternyata mereka udah nggak ada apa-apa?"
Aku tertawa singkat. "Mereka masih kontakan gitu. Lupa beneran lo kayaknya."
"Lo sama Farid juga masih deket, padahal udah putus."
"Itu beda."
"Keras kepala banget ini bocah!" Namun kemudian dia menghela napas. "Saran gue, mending lo kasih kesempatan dia buat ngomong. Apa pun itu." Satu tangannya menepuk pundakku. "Biar lo bisa ambil keputusan juga."
Selly keluar lebih dulu dari toilet, meninggalkanku yang masih termangu. Menatap ke arah cermin sambil berpikir, apa yang harus kulakukan. Bagaimanapun, aku tidak bisa terus membiarkan keadaan seperti ini. Wisnu yang aneh dan aku yang gamang dan bingung, juga tidak nyaman dengan sikapnya. Namun membahas kembali tentang masa lalu, apakah aku siap? Bagaimana jika ada fakta yang belum kuketahui dan ternyata menyakitkan?
"Wisnu nggak datang, sakit."
Itu info yang dikatakan Mas Damar ketika aku kembali ke ruangan, dan pegawai Mahameru sudah datang semua. Untuk sesaat, aku memelankan langkah. Wisnu ... sakit apa?
"Kai."
Aku yang memasang sikap tak acuh dan baru akan duduk, langsung menoleh begitu Mas Damar memanggil. "Apa?"
"Wisnu sakit."
Keningku berkerut. "Gue udah denger." Lalu tersenyum tipis. "Semoga cepat sembuh."
Mas Damar langsung tertawa, diikuti teman-teman dan bahkan Selly.
"Apa?" tanyaku, merasa tak ada yang lucu.
"Nggak ada simpati-simpatinya dikit aja, lo, Kai."
"Lah? Barusan gue doain, itu artinya simpati, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back To You (END)
Romantik(PDF dan buku cetak sudah ready. Cek infonya di dalam cerita) Dulu, Kaia pernah membuat kesalahan dengan berusaha mengacaukan hubungan Wisnu dan Dian. Ia mengejar-ngejar Wisnu dan mengerahkan seluruh perhatian untuk pria itu. Hanya demi Giri yang sa...