8. Kesalahan Kaia

10.5K 1.3K 45
                                    

Happy weekend, guys ♡

*

8. Kesalahan Kaia

Tujuh tahun lalu, aku membuat sebuah kesalahan. Ini bermula ketika suatu hari di belakang gedung fakultas teknik, tanpa sengaja aku melihat Wisnu dan Dian bertemu secara diam-diam. Mereka terlihat akrab, seperti seseorang yang sangat dekat. Saat itu aku memilih bersembunyi di balik tembok, bukan untuk menguping tapi meredakan rasa terkejut.

"Aku nggak mau sampai anak-anak kampus tahu hubungan kita."

Tentu saja aku makin kaget akan ucapan Dian yang tertangkap telinga.

"Backstreet, gitu?" balas Wisnu.

"Semacam itu."

"Nggak. Jangan aneh-aneh."

"Please, Nu. Aku nggak mau dipandang aneh sama anak-anak karena hubungan kita."

"Aneh kenapa? Hubungan kita nggak salah, apalagi dosa."

"Tapi ... please ah, Nu. Aku mohon. Ya? Aku mau masa kuliahku damai."

"Jadi kamu nggak damai karena hubungan kita, Di?"

"Bukan gitu. Jangan marah. Kamu bisa ngertiin aku, kan?"

Saat itu tidak ada jawaban dari Wisnu. Ketika mengintip, mataku terbelalak begitu melihat Wisnu memeluk Dian. Detak jantungku melonjak naik. Aku masih sangat terkejut akan fakta itu. Bahwa Wisnu menjalin hubungan dengan Dian. Padahal di depan orang-orang, mereka sama sekali tidak terlihat akrab sedikit pun.

Belum reda rasa terkejutku, aku kembali dikagetkan oleh keberadaan seseorang yang entah sejak kapan berdiri di belakangku. Giri, yang orang-orang tahu betul bahwa dia sangat mengagumi dan mencintai Dian.

***

"Lo harus rebut Wisnu."

Itu adalah kalimat pertama Giri yang dia ucapkan begitu aku memenuhi keinginannya untuk bertemu di suatu kafe, beberapa hari setelah kejadian itu. Hal yang hampir membuatku tersedak jus jeruk.

"Lo gila?!" Tentu saja itu adalah balasan yang pas untuk ucapannya.

Aku dan Giri memang kenal, meski kami bukan sahabat atau teman dekat. Hanya saja, kami bertetangga. Aku justru lebih kenal baik dengan orang tuanya, karena mereka adalah orang baik yang membantu membiayai pengobatan kanker rahim Bibi.

"Bantuin gue, Kai. Lo deketin Wisnu dan bikin dia beralih perhatian ke elo, biar gue bisa rebut Dian."

"Gue nggak mau jadi orang ketiga, Giri."

"Nggak ada yang tahu, lagian, Kai. Mereka backstreet, kan?"

"Tetep aja itu nggak bener. Gue nggak mau."

"Please, Kai. Gue cinta sama Dian. Gue yang selalu ada buat dia. Gue yang ada di samping dia pas dia dulu jadi korban bully. Dan gue nggak bisa biarin Wisnu dengan gampangnya rebut Dian dari gue setelah semua yang gue lakuin."

"Gir, lo nggak bisa maksa seseorang buat punya perasaan yang sama kayak lo."

"Itu kan prinsip goblok lo, Kai. Gue enggak. Gue tetap akan berusaha."

"Ya kalau gitu lo berusaha sendiri, jangan libatin gue."

"Karena adanya lo bikin jalan gue lebih mudah, Kai."

"Gue nggak mau." Saat itu aku tetap berkeras.

Giri berubah menatapku tajam. "Kalau gitu, gue terpaksa harus maksa lo, Kai."

Way Back To You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang