Chap 16

1.1K 137 33
                                    


Adakah yg nungguin ?

Pasti adalah, yakin mae mah 😁

Oke deh lanjut yg kemaren ya, happy reading...


Tawa Pete tak berhenti, mengingat kegilaan tadi bersama Perth dan berakhir dengan dirinya yg mengerjai pria tan itu.

Namun tawa itu akhirnya terhenti, dan berganti dengan rasa sesal di hatinya.

" Apa Perth tidak marah dengan ku ya, atau justru dia sangat marah..." gumam Pete pelan.

Membayangkan wajah horny Perth tadi, membuat wajah Pete merona merah. Pete cukup mengakui, wajah tampan Perth. Apalagi saat wajah itu tengah menatapnya penuh nafsu.


Ugghh, memikirkan hal itu membuat Pete gelisah dan duduknya menjadi tidak nyaman.

Tubuh Pete mulai bergerak gelisah dalam duduknya, ada rasa aneh yg berdesir dalam dirinya.


" Aahhh Perthh..." satu desahan lolos dari bibir Pete, dengan satu tangan nya yg mengusap lembut area selatan nya.


" Fuck !" umpat Pete, meruntuki kebodohan nya karena tadi mengerjai Perth. Dan kini ia kena karma nya sendiri.


Ingin menelpon Perth namun Pete merasa malu, namun jika tak menelpon lalu bagaimana nasib dirinya saat ini.

Di tengah kebimbamgan nya Pete teringat akan benda yg ia ambil dari kamar khusus, bergegas ia ke arah ranjang dan mengambil benda itu dari bawah ranjang.


" Bagaimana...cara mengunakan nya..." bingung Pete, karna ini pertama kalinya ia melihat benda semacam itu.


" Ini apa sih...kok ada tombolnya." Pete semakin bertambah bingung dan tak mengerti.


Akhirnya Pete membuka aplikasi di ponselnya, dan membrowshing mencari tau cara mengunakan benda itu.


Berhasil dan akhirnya Pete mendapatkan apa yg ia cari, ia pun dengan serius membaca keterangan nya. Wajah Pete langsung merah padam, baru membayangkan nya saja sudah membuatnya merona malu apalagi jika ia mengunakan nya nanti.


Pete menimbang-nimbang, antara ingin mencoba nya atau tidak. Otak nya menolak keras, namun tubuhnya menginginkan untuk mencobanya.


" Baiklah, aku akan coba..." mantap Pete, dan mulai memposisikan dirinya.


Perlahan Pete menurunkan celana pendeknya dan juga celana dalam nya, satu tangan nya sedikit gemetar memegang benda itu.


Pete menekan nya, setelah itu benda itu mulai bergetar.
" Shiaa !" kaget Pete, hingga benda itu terlepas dari tangan nya.


Beberapa saat Pete terdiam, menatap benda kecil itu yg masih saja bergetar di atas ranjang. Tangan nya pun perlahan terulur untuk mengambil benda itu, dan dapat kini benda itu sudah ada di tangan Pete.


Pete membuang salivanya ke tangan nya, dan mulai membasahi muara analnya. Sedikit mengusapnya dengan lembut, hingga terdengar suara desahan yg keluar dari bibirnya.


" Aahhh Aee...Uugghh Perthhh..." Pete mulai mengocok p*nisnya sendiri, sembari membayangkan kedua pria kembar itu. Desahan nya pun berkali-kali lolos dari bibirnya.


Saat memanjakan p*nis nya sendiri, iris matanya tertuju kepada benda itu.
Dan perlahan namun pasti, Pete mulai memasukan benda itu ke dalam muara anal nya.


" Oohhh Shit !" tubuh Pete gemetar, seiring getaran aneh yg ia rasakan pada benda itu.



" Aahhh...Fuck, ini...sangat nik_matt...uughh..." racau Pete


ARE YOU LOST... BABY BOY ? (END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang